Berdoa  bukanlah aktivitas asing bagi kita selaku orang percaya. Berdoa bukan  sekadar memaparkan permohonan atau kata-kata yang kita inginkan,  melainkan berdoa merupakan relasi kita dengan Tuhan. Namun, hal ini  terkadang membuat kita frustrasi karena ada kesulitan untuk berdoa dalam  waktu yang cukup dan sulit berkonsentrasi dalam berdoa. Lantas,  bagaimana kita mengatasinya? 
Bersyukur, pada 10 Juni 2022, YLSA mengadakan seri GOSABDA! Praying The Word yang membahas mengenai berdoa dengan firman Tuhan. Materi ini disampaikan oleh Andy, Nehemia, dan saya. Sebelum menyampaikan materi ini, awalnya saya berpikir metode ini bisa dilakukan seperti metode PA. Kami juga membaca buku karya Donald. S. Whitney yang berjudul Berdoa dengan Menggunakan Alkitab (judul buku asli: Praying in The Bible) dan belajar menerapkannya. Mengapa? Karena metode ini bukan hanya untuk memuaskan pengetahuan kita, melainkan untuk memperbaiki cara kita berdoa. Seperti alasan-alasan yang disebutkan sebelumnya bahwa sewaktu berdoa, kita sulit fokus, waktunya terlalu lama, kata yang sama selalu diulang menjadikan kita bosan berdoa, dan doa hanya sebagai rutinitas ibadah, semua hal ini tidaklah baik. Metode yang ditawarkan Donald. S. Whitney bukanlah hal baru, melainkan kita memakai kata-kata dalam Alkitab untuk berdoa. Saat saya belajar mempraktikkannya, awalnya cara ini membosankan dan terasa berat karena saya hanya membaca dan berdoa, tetapi terasa hampa.
 
Apa yang salah? Ternyata, saya tidak belajar  menikmati setiap kata dalam firman tersebut dan hanya berfokus  menyelesaikan rutinitas doa. Saya pun belajar berdoa dengan menikmati  kata demi kata, merenungkannya, dan mengucapkannya dalam doa. Tidak  berhenti sampai di situ saja, saya juga sering diingatkan tentang  saudara seiman dan orang-orang yang dikasihi Tuhan dalam doa saya.  Kegiatan doa pun terasa nyata karena setiap saya berdoa dan membaca ayat  selanjutnya, terasa kehadiran Tuhan nyata dalam doa saya. Saya tidak  merasa doa saya sekadar doa, melainkan Tuhan meyakinkan saya bahwa  itulah yang Dia kehendaki. 
 
Berdoa dengan firman Tuhan bukanlah  hal baru karena melalui pemaparan Bu Eva Sulistia, beliau juga bersaksi  bahwa metode ini sangat efektif dan sudah digunakan di gerejanya dan  memberkati banyak jemaat di sana. Jadi, bagi teman-teman yang masih  mengalami masalah dalam berdoa. Tunggu apa lagi? Mari berdoa dengan  firman Tuhan! Berdoa bukan sekadar rutinitas, melainkan keintiman relasi  kita dengan Tuhan. Berdoa itu indah dan menyenangkan. Yuk, belajar  menikmatinya dengan firman Tuhan! 
                        