SABDA Mantu pada Bulan Kasih Sayang!
Shalom Sahabat Blog SABDA!
SABDA berdiri sejak 25+ tahun yang lalu dan selalu berusaha untuk menjembatani antara firman Tuhan dan teknologi serta kekristenan. Hal tersebut menjadikan seorang programmer adalah key people yang penting bagi pelayanan SABDA, terutama untuk menjalankan visi SABDA dalam menyediakan infrastruktur agar memudahkan tubuh Kristus menjalin komunitas online yang bersinergi bagi kemajuan pelayanan di Indonesia. Nah, selama 25+ tahun ini, Tuhan telah mengirimkan programmer demi programmer secara silih berganti untuk mengisi “pos” tersebut. Pada saat ini, posisi programmer utama sekaligus koordinator tim ITS SABDA dipegang oleh Mas Hadi Pramono, yang telah bergabung di SABDA sejak 2010.
Menurut Mas Hadi, SABDA adalah rumahnya, tempat dia mendedikasikan passion dan skill-nya untuk kepentingan Kerajaan Allah. Visi misi SABDA juga sejalan dengan visi dan misi pribadi Mas Hadi. Karena itu, Mas Hadi sudah menganggap SABDA sebagai keluarganya, begitu pula sebaliknya. SABDA juga menganggap Mas Hadi sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar SABDA, dan bahkan menganggapnya sebagai anak sendiri. Beberapa staf yang sudah bergabung cukup lama di SABDA juga menganggap Mas Hadi sebagai keluarganya. Bahkan di mata staf-staf lainnya pun, Mas Hadi adalah sosok panutan yang selalu dapat diandalkan dan berintegritas. Kasihnya terhadap Allah juga tecermin dari kehidupannya sehari-hari. Saya sering mendengar cerita dari teman-teman staf penghuni mess cowok bahwa lagu pengantar tidur Mas Hadi adalah Alkitab Audio Mazmur, dan paginya sebelum kerja dan beraktivitas, Mas Hadi pasti sudah menaikkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan di perpustakaan Griya SABDA. Saya dapat melihat bahwa Mas Hadi merupakan orang yang sangat mengasihi Tuhan dan lurus jalannya. Tak heran, begitu banyak doa dan harapan orang-orang terdekatnya agar Mas Hadi dapat segera menemukan pasangan hidup yang sepadan. Walaupun “emak-emak” di SABDA begitu gigih berusaha menjodohkan Mas Hadi dengan kenalannya masing-masing, tetapi Tuhan ternyata sudah menyiapkan segalanya bagi Mas Hadi.
Pada 2019, Roma menginfokan kepada Mas Hadi bahwa ada seorang peserta kelas PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam yang sekarang beralih menjadi Ministry Learning Center (MLC)) yang memiliki basic IT, bernama Mbak Indah. Usut punya usut, ternyata Mbak Indah memang kenal Mas Hadi dan merupakan adik angkatan Mas Hadi semasa berkuliah di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Setelah re-introduce, Mas Hadi sempat beberapa kali mengajak Mbak Indah keluar makan dan ngobrol-ngobrol untuk saling mengenal. Hal ini terjadi sepanjang tahun 2020 sambil mas Hadi mendoakan hubungan mereka. Singkat cerita, keduanya memutuskan berpacaran pada awal 2021 (tanggal tepatnya silakan tanya yang bersangkutan ya … hehe). Sepanjang 2021, Tuhan pimpin mereka berdua untuk saling mengenal. Dari share Mas Hadi di kelompok PA, kami pun tahu bahwa mereka berdua memiliki pandangan, visi, misi, dan bahkan kerinduan melayani yang sama. Untuk itu, seluruh keluarga besar SABDA pun sangat mendukung hubungan mereka. Beberapa kali, kami juga jalan-jalan bareng calon kakak ipar, dan berharap Mbak Indah bisa merasakan bahwa kami sudah menganggapnya sebagai keluarga.
Di paruh kedua tahun 2021, Mas Hadi mengumumkan di Persekutuan Doa Staf bahwa dia dan Mbak Indah sudah menentukan hari pernikahan mereka, yaitu 12 Februari 2022. Dengan sepenuh hati, kami mendukung dan mendoakan kelancaran seluruh persiapan pernikahan mereka. Terkhusus kami, para penghuni mess, juga menawarkan diri untuk menjadi pengisi acara dalam pemberkatan dan akhirnya disepakati bahwa kami akan menyanyikan 2 lagu, yaitu pengantar masuk altar dan lagu pengiring acara “sungkeman”. Kami juga menjahitkan baju seragam untuk hari spesial Mas Hadi dan Mbak Indah. Sukacita yang kami rasakan sangatlah besar, seolah-olah yang akan menikah adalah kakak kandung kami sendiri. Di situ, saya menyadari bahwa keluarga tidak selalu harus berhubungan darah. Eratnya persaudaraan dalam Tuhan tidak akan pernah bisa luntur dan tidak bergantung pada seberapa lama kita mengenal mereka. Beberapa bulan sebelum pernikahan, banyak hal yang mereka persiapkan. Ada persiapan dokumen-dokumen, proses mencari rumah dan pindahan Mas Hadi dari mess SABDA. Kemudian persiapan mental dan spiritual, mereka melakukan katekisasi pada malam hari karena kesibukan mereka. Namun, yang paling saya suka adalah persiapan Mas Hadi dan Mbak Indah memasuki kehidupan pernikahan dengan ber-PA bersama menggunakan kitab Amsal, 31 hari sebelum hari-H.
Pada 12 Februari pagi, seluruh staf SABDA yang tidak berhalangan berangkat dengan 6 mobil dan 1 motor dari tempat yang berbeda-beda dan mengambil rute yang berbeda-beda pula. Ibadah pemberkatan di GKJ Juwangi berlangsung khidmat dan momen pemasangan cincin begitu menyentuh hati. Mereka tidak lagi dua, melainkan satu. Sebelum khotbah, Bapak Pendeta Tulung sempat mengerjai Mas Hadi. Beliau mempersilakan Mas Hadi untuk mencium kening Mbak Indah, tetapi hitungannya tidak pernah sampai 3, lalu kedua mempelai dipersilakan duduk begitu saja … hahahaha. Akan tetapi, dari seluruh rangkaian acara pemberkatan, momen paling mengharukan adalah prosesi “sungkeman”. Banyak nasihat dan doa dari orang tua maupun wali untuk kedua mempelai dalam menjalani rumah tangga baru mereka. Tidak sedikit tamu undangan yang hadir pun menangis haru bersama kedua mempelai, seperti Roma, Ibu Evie, dan saya sendiri. Acara pemberkatan diakhiri dengan sesi foto-foto. Seluruh keluarga besar SABDA, baik staf aktif saat ini maupun para alumni, menyempatkan berfoto dengan kedua mempelai.
Nah, sekian cerita “SABDA Mantu” yang bisa saya tuliskan. Semoga Sahabat ikut merasakan bahagia dan sukacita yang saat ini kami rasakan. Nantikan cerita behind-the-scene SABDA lainnya dalam Blog SABDA! Salam sehat selalu dari kami! Tuhan Yesus memberkati.
To God be all the glory!
Cetak tulisan ini
Leave a comment