Seminar “Penginjilan kepada Suku Digital”
Shalom Sahabat blog SABDA!
Dalam kesempatan baik ini, saya bersyukur dapat menuliskan hal-hal yang saya dapatkan ketika SABDAdipercaya untuk melayani sebagai narasumber dalam seminar “Penginjilan kepada Suku Digital“. Seminar ini diselenggarakan oleh GBI Gatot Subroto Rayon 1A. Seminar yang diadakan pada 24 Januari 2022 via Zoom ini dihadiri oleh 110 peserta dari seluruh gereja cabang dan ranting di Rayon 1A. Peserta yang hadir terdiri dari para hamba Tuhan, pengurus gereja, dan beberapa jemaat yang sangat peduli dan rindu belajar serta berdiskusi bersama untuk menjangkau suku Digital. Saya sangat terberkati, tidak hanya dari materi presentasi, tetapi juga dari diskusi “yang hidup” dan mengedepankan solusi-solusi riil yang dapat diterapkan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat sehari-hari.
Seminar ini terselenggara dari inisiatif Bapak Pdt. Roditus Mangunsaputro, yang merupakan sahabat lama SABDA sekaligus Ketua Departemen Misi Rayon 1A GBI Gatot Subroto. Beliau yang menghubungi SABDA dan juga mengomunikasikan semua keperluan seminar kepada saya, selaku bagian dari tim Humas YLSA. Saya pribadi sangat bersyukur dapat menolong komunikasi antara pihak GBI dan YLSA sejak November 2021 lalu. Seminar ini yang rencana semula diadakan pada Desember 2021, akhirnya harus diundur hingga Januari 2022 karena padatnya pelayanan Natal, baik di GBI maupun di SABDA. Saya juga sangat bersemangat atas terselenggaranya seminar ini. Selama ini, SABDA selalu berusaha proaktif untuk menggemakan visi IT4God. Kami juga selalu peduli terhadap suku Digital yang sangat melek teknologi dan menjadi ujung tombak pemanfaatan teknologi dalam gereja. Karena itu, kami sangat bersyukur dan menyambut dengan penuh sukacita bagi gereja-gereja yang terbuka, yang dapat menangkap visi tersebut, dan proaktif untuk melayani suku Digital di gerejanya.
Materi seminar ini disampaikan oleh Ibu Evie dan Roma, yang diawali dengan sedikit pengantar dari Ibu Yulia. Bersyukur peserta sangat antusias dan terlibat aktif dalam diskusi. Secara keseluruhan, kami semua yang hadir diajak untuk berefleksi kembali mengenai apa saja yang sudah kami lakukan untuk melayani suku Digital di dekat kami. Kami bersepakat bahwa untuk menjangkau suku Digital, kita tidak bisa memaksa mereka meninggalkan “dunia” mereka, yaitu dunia teknologi dan gadget, karena itu sudah menjadi jati diri mereka. Dunia digital sudah menjadi tempat mereka hidup, berekspresi, dan merupakan identitas tak terpisahkan dari diri mereka. Untuk menjangkau mereka, kitalah yang harus masuk ke dalam dunia mereka, membawa kebenaran firman Tuhan kepada suku ini, dan bahkan menyesuaikan cara penjangkauan kita dengan hal-hal yang familiar bagi mereka.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan dapat dikupas mendalam karena setiap orang menyampaikan masukan dan pendapatnya. Salah satu pembahasan yang muncul adalah keresahan para orang tua terhadap anak-anak yang kecanduan game. Setiap orang membagikan pengalaman mereka dalam menghadapi hal tersebut. Saya sangat terberkati dengan testimoni dari Kak Rino Mangunsaputro mengenai pelayanannya masuk ke dalam komunitas gamers dan memenangkan jiwa-jiwa muda di sana. Kiranya lebih banyak generasi muda Kristen seperti Kak Rino, yang menyadari panggilannya untuk berdiri bagi generasinya. Amin!
Saya sepenuh hati berharap melalui seminar-seminar semacam ini, kita sebagai masyarakat Kristen, dapat saling membukakan wawasan dan menginisiasi kegerakan penjangkauan terhadap suku digital di sekitar kita. Terlibatnya gereja dan lembaga-lembaga Kristen lain juga sangat diharapkan dalam menyelamatkan generasi masa depan gereja ini. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!
Cetak tulisan ini
Leave a comment