Blog SABDA
22Oct/210

Design Thinking: Kolaborasi Wellness!

Shalom Sahabat SABDA! Perkenalkan saya Bima, salah satu staf SABDA. Saya akan berbagi pengalaman ketika mengikuti webinar “Design Thinking: Kolaborasi Wellness”. Dalam rangka memperingati ulang tahun SABDA yang ke-27 pada Oktober 2021 ini, SABDA mengusung tema besar tentang “Spiritual Wellness”. Menariknya, dalam setiap acara selama Oktober, materi yang “diangkat” selalu berkaitan dengan wellness. Salah satunya seminar online bertajuk “Design Thinking: Kolaborasi Wellness” yang diadakan oleh SABDA Ministry Learning Center (MLC) pada Selasa, 12 Oktober 2021, pkl. 10.30 – 11.30 WIB. Untuk materinya, disampaikan oleh Ibu Yulia Oeniyati.

Sebelum membahas lebih jauh tentang webinar ini, staf SABDA pada bulan sebelumnya sudah diperkenalkan dengan materi tentang design thinking. Design thinking sudah dikembangkan sejak 6 – 7 tahun terakhir ini. Namun jujur, baru kali ini saya mendengar tentang design thinking. Sejauh yang saya pahami, makna design thinking adalah cara untuk memikirkan apa pun yang kita design supaya bisa menjadi menarik/berguna/dibutuhkan bagi para pengguna. Dan, tujuan design thinking adalah untuk kepuasan customer dan untuk mempertemukan customer dengan teknologi sehingga menjadi kesempatan untuk berbisnis/melayani. Yah, kurang lebih itulah yang saya dapat mengenai pengertian dan tujuan dari design thinking.

Webinar ini dilakukan via Zoom dan Youtube, dan dibuka untuk umum, khususnya bagi masyarakat Kristen. Saat itu, saya dan semua staf SABDA yang tidak bertugas dalam acara ini berkumpul untuk mengikuti acara ini bersama-sama. Yang menarik dari tema ini adalah adanya “Kolaborasi Wellness”. Secara awam, saya membayangkan arah tujuan dari acara ini adalah untuk berkolaborasi bersama memikirkan kebutuhan masyarakat Kristen atau pelayanan sehingga dapat menjawab kebutuhan kesehatan rohani bagi orang percaya.

Pemikiran ini ada karena saya melihat bagaimana kebutuhan masyarakat Kristen atau orang percaya saat ini. Mereka membutuhkan “asupan gizi” untuk pertumbuhan kerohanian mereka. Hal ini karena adanya berbagai tekanan hidup yang dihadapi pada era ini, terlebih lagi adanya dampak-dampak dari pandemi COVID-19 yang masih melanda hingga saat ini. Karena itu, diperlukan kolaborasi untuk memikirkan bersama solusi-solusi yang bisa dikerjakan.

Setelah mendengarkan presentasi, highlight dari tema yang diangkat adalah tentang “Human Centered Design for Human Problems and Solutions”. Ini tepat seperti yang saya pikirkan sebelumnya. Namun menariknya, tema yang akan disampaikan ini akan dipakai untuk acara #unHACK 2021. Secara lebih luas lagi, Ibu Yulia menjelaskan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat saat ini dan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga diperlukan solusi-solusi yang baik dan tepat.

Para pegiat digital dan teknologi banyak yang mengadakan acara-acara Hackathon untuk mencari solusi-solusi bagi kebutuhan masyarakat saat ini melalui pengembangan teknologi. Namun, karena waktu yang terbatas dan adanya kolaborasi yang kompetitif,  hasilnya menjadi kurang relevan dan tidak digunakan. Nah, untuk acara #unHACK “Design Thinking: Kolaborasi Wellness” ini, penekanannya lebih pada kerja bersama tanpa adanya kompetisi dari para pesertanya. Proyek yang dikerjakan akan bisa lebih cepat terealisasi, akan dikerjakan secara bersama, dan juga pembagian tugas dari proyek yang sedang dikerjakan.

Berbeda dengan acara Hackathon pada umumnya, yang membuat saya tertarik dengan acara #unHACK ini adalah pesertanya tidak harus dari pegiat media dan teknologi atau programmer. Acara ini dibuka untuk siapa saja yang memiliki hati untuk permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat saat ini. Karena yang sangat diperlukan dalam mengikuti acara ini ide-ide solusi dalam permasalahan yang sedang dihadapi. Sebagai orang yang bukan programmer, acara ini sangat menarik untuk saya. Saya nantinya bisa berkontribusi dalam memikirkan masalah yang dihadapi masyarakat terutama orang percaya saat ini.

Bagian menarik lainnya menurut saya adalah peserta terlibat aktif untuk menemukan masalah secara langsung, baik dalam keluarga, saudara, rekan-rekan gereja, dan teman-teman lainnya. Mereka ditanya terkait keadaan atau permasalahan yang sedang dihadapi. Setelah itu, kebutuhan-kebutuhan tersebut dikumpulkan, lalu dipikirkan bersama cara dan solusi apa yang akan dilakukan untuk menjawab kebutuhan atau masalah orang-orang terdekat kita.

Secara keseluruhan, saya mendukung dan antusias untuk mengikuti acara #unHACK “Design Thinking: Kolaborasi Wellness” ini. Selain menumbuhkan kepekaan dan kepedulian saya terhadap permasalahan orang-orang di sekitar saya, saya juga bisa berkontribusi untuk membantu permasalahan orang lain. Harapannya, melalui acara ini, semakin banyak orang percaya peduli akan kebutuhan orang lain, terlebih pada era pandemi ini. Dengan begitu, kebutuhan spiritual wellness seseorang bisa terpenuhi dengan baik. Selain itu, core SABDA tentang IT4GOD juga bisa terealisasi melalui acara ini.

Bima

Tentang Bima

Mattheau Bima telah menulis 23 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.