Blog SABDA
29Jul/210

Kelas Doktrin Alkitab Lanjutan: Berat, tetapi Mendatangkan Berkat

Salah satu dari banyak modul kelas MLC yang diremajakan tahun ini adalah modul Doktrin Alkitab, yang dibagi menjadi 2, yaitu modul Pengantar Doktrin Alkitab (PDA) dan modul Doktrin Alkitab Lanjutan (DAL). Berdasarkan kedua modul tersebut, Divisi MLC juga mengadakan kelas diskusi sesuai dengan masing-masing modul.

Kelas PDA sendiri sudah berhasil diselenggarakan dengan baik pada 3 — 10 Februari 2021 dengan diikuti oleh 79 peserta. Setelah pengumuman kelulusan PDA, ternyata para peserta yang lulus sangat antusias menantikan kelas lanjutannya, yaitu kelas DAL. Bahkan, beberapa peserta bertanya melalui saya dan para admin MLC lainnya terkait kapan kelas lanjutannya akan dimulai. Kemudian, setelah beberapa kali diundur karena beberapa faktor, pendaftaran untuk kelas DAL akhirnya dibuka pada akhir Juni. Tentu saja, kami segera menginformasikan hal tersebut kepada mereka.

Sebagai anggota tim MLC, saya sangat terkesan dengan respons baik yang kami terima saat pendaftaran kelas DAL mulai dibuka dan brosur mulai disebarkan, khususnya dengan antusiasme pendaftar yang belum pernah mengikuti kelas PDA. Mereka dengan semangat mengikuti setiap proses yang disyaratkan untuk dapat menjadi peserta kelas DAL. Ketika saya membuat formulir pendaftaran, dibantu dengan teman-teman MLC, sempat terlintas dalam benak saya bahwa tugas yang harus dikerjakan oleh calon peserta yang bukan merupakan lulusan kelas PDA sangat berat karena dilakukan dalam jangka waktu pendek. Bagaimana tidak, untuk dapat menjadi peserta DAL, mereka harus lolos “seleksi tahap pertama”, yaitu menyimak pemaparan materi PDA di YouTube, mempelajari modul PDA, dan mengerjakan tugas PDA yang tidak sedikit. Syukur kepada Tuhan karena sebanyak 39 pendaftar bisa menyelesaikan semuanya itu dengan baik.

Proses persiapan kelas DAL juga merupakan pengalaman menarik bagi saya. Sebab, persiapannya lumayan mendesak, tetapi dengan pertolongan Tuhan, semuanya bisa terlaksana tepat waktu. Ada 3 kelas yang dibuka dan untuk kedua kalinya dalam pelaksanaan kelas MLC belakangan ini, saya menjadi admin untuk 2 kelas sekaligus. Sebelumnya, dalam kelas Persiapan Pernikahan Kristen (PPK), saya menjadi admin khusus untuk kelas Hamba Tuhan. Dalam kelas tersebut, tidak ada kesulitan yang berarti karena peserta kelas terdiri dari para pendeta dan aktivis gereja, dan sebagian merupakan peserta lama yang sudah tahu tentang aturan kelas MLC dan benar-benar berkomitmen untuk aktif dalam diskusi. Namun, dalam kelas DAL ini, pesertanya sangat beragam dan berasal dari berbagai latar belakang. Sebagai admin, saya harus bijak melihat pola peserta. Ada peserta yang terbiasa masuk diskusi pada pagi hari, siang hari, atau malam hari, atau bahkan pada tengah malam. Sebagian peserta berinisiatif, bahkan aktif, berpartisipasi dalam diskusi tanpa perlu diingatkan, sedangkan sebagian yang lain perlu diingatkan terlebih dahulu agar tidak melewatkan diskusi. Meski begitu, para peserta responsif dan memberi info jika mereka akan terlambat masuk dalam diskusi.

Menjadi admin untuk 2 kelas sekaligus juga menuntut saya untuk bekerja ekstra cerdas agar dapat melakukan tugas dengan efektif tanpa melewatkan tugas-tugas lainnya. Ditambah lagi, kelas DAL ini diselenggarakan dalam masa PPKM darurat, dan pada hari pertama PPKM, kakek saya dipanggil Tuhan karena COVID dan karena sakit yang sudah lama dideritanya. Meski saya tidak berkontak fisik dengan almarhum, tetapi saya turut menghadiri pemakaman dengan protokol dari jauh sehingga saya mengajukan diri untuk Work From Home (WFH). Di tengah suasana duka itu, saya bersyukur karena Tuhan menguatkan, menghibur, dan memampukan saya untuk melakukan tugas sebagai admin kelas DAL dengan baik. Bersyukur karena pada waktu saya WFH, tidak ada kendala yang berarti dalam menjalankan tugas sebagai admin kelas

Selain itu, dalam kelas DAL ini, para peserta sangat berkomitmen untuk mengikuti kelas diskusi sampai tuntas, tetapi sayangnya beberapa peserta mengalami kendala, khususnya dengan masalah kesehatan. Beberapa peserta juga bergumul dengan COVID, entah mengalami sendiri ataupun merawat anggota keluarga yang sakit. Di tengah keadaan seperti itu, mereka berusaha bertahan mengikuti diskusi, tetapi pada akhirnya dengan terpaksa tidak dapat melanjutkan karena harus berfokus dengan pemulihan kesehatannya. Saya juga bersyukur karena kekeluargaan dalam kelas-kelas DAL dapat terbangun dengan erat. Peserta saling mendukung dalam doa, termasuk bagi peserta lain yang tidak dapat melanjutkan kelas DAL.

Saya sangat senang bisa terlibat dalam kelas DAL ini. Selain karena bisa membantu para peserta mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas-tugas, dan mendampingi mereka yang kesulitan melewati beberapa proses dalam kelas DAL, saya senang bisa menjalin relasi dengan para peserta baru, mempertahankan relasi dengan peserta lama, serta belajar dari sharing dari para peserta dalam kelas diskusi. Mereka berasal dari berbagai tempat, baik dalam maupun luar negeri, dengan perbedaan latar belakang budaya dan denominasi gereja, tetapi ketika berdiskusi, mereka berdiskusi dengan kepala dingin, saling melengkapi, dan terbuka terhadap masukan dan jawaban peserta lain. Hal ini menjadi sukacita tersendiri bagi saya. Bersyukur karena saya dapat melihat rasa haus dan kecintaan para peserta terhadap Alkitab dan sumber-sumber lain yang mendukung pengetahuan mereka akan firman Tuhan. Saya berharap agar kelas-kelas doktrin dapat terus memberkati para peserta dengan tidak hanya menambah wawasan tentang doktrin, tetapi juga memperdalam pemahaman akan firman dan menguatkan peserta untuk berjalan dalam jalan firman.

Mei Budi

Tentang Mei Budi

Mei Budi telah menulis 20 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.