Pengalaman Work from Home Pascapandemi COVID-19
Shalom, salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan saya Yulius, salah satu staf SABDA yang berasal dari Solo. Saya ingin berbagi pengalaman kepada Sahabat SABDA seputar Work from Home (WFH). Apa itu WFH? Kita pasti sudah tahu artinya ya … yaitu Work from Home atau bekerja dari rumah.
Selama pandemi COVID-19 ini, pemerintah pusat memberikan anjuran kepada masyarakat Indonesia untuk menerapkan physical distancing, yaitu menetapkan jarak ketika berinteraksi dengan orang lain, membatasi kegiatan sosial atau kegiatan berkumpul dengan orang banyak, termasuk diberlakukannya aturan ibadah di rumah, bekerja di rumah, dan belajar di rumah. Segala upaya tersebut dilakukan supaya memperlambat penyebaran virus COVID-19.
SABDA juga sadar akan risiko dan bahaya penyebaran virus ini. Karena itu, mulai pertengahan Maret 2020, diberlakukanlah Work from Home. Setiap staf tidak diizinkan ke kantor selama masa pandemi berlangsung, kecuali teman-teman yang tinggal di mess. Kami yang tidak datang ke kantor tetap bekerja/melayani dari rumah masing-masing. Saya memulai WFH lebih awal dibandingkan rekan staf yang lain. Saat itu, saya yang memiliki sakit paru-paru sempat gelisah karena penyakit ini memiliki gejala seperti COVID-19, yaitu batuk kering, demam, dan sesak napas. Puji syukur karena diagnosa dokter menyatakan saya tidak terjangkit COVID-19. Namun, saya menderita bronkitis.
Saya tetap bersyukur karena setelah kondisi fisik membaik, saya masih diizinkan melayani Tuhan dari rumah. Saya perlu menyesuaikan diri karena suasana rumah berbeda dengan kantor. Suasana rumah sangat menggoda saya untuk bersantai dan rebahan. Melakukan WFH pada hari pertama penuh dengan perjuangan. Bukan hanya itu, muncul godaan lain seperti makan camilan yang bisa mengakibatkan bekerja menjadi kurang maksimal. Godaan tidak hanya berasal dari internal diri sendiri, tetapi juga dari lingkungan sekitar. Kebanyakan tetangga saya juga dirumahkan, dan kegiatan mereka terkadang mengganggu konsentrasi saya karena cukup membuat bising.
Hampir memerlukan waktu sekitar seminggu untuk saya bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya mulai merasa nyaman bekerja di rumah dan menemukan pola kerja yang baik. Pola yang saya terapkan adalah berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan, disiplin waktu menerapkan block time jam kerja (sama seperti ketika di kantor), menjauhi keramaian, sering berpindah tempat (yang pasti sekitar rumah) supaya tidak mudah bosan, dan berusaha untuk tetap fokus mengerjakan tugas. Selain itu, perlu kerja sama dari keluarga juga supaya mereka tahu bahwa saya sedang bekerja di rumah. Selama WFH, saya tidak hanya bekerja. Justru di sela-sela bekerja atau setelah bekerja, saya bisa menonton/mendengarkan pelatihan atau seminar yang diadakan secara daring, baik melalui Youtube, Zoom, maupun Google Classroom. Di sisi lain, hal ini dapat menolong saya untuk bertumbuh secara pengetahuan dan iman walaupun sedang di rumah.
Blog ini ditulis ketika saya sudah menjalani WFH selama 1,5 bulan. Banyak hal baru yang saya lakukan ketika WFH. Sebelumnya, banyak kegiatan dilakukan secara tatap muka. Selama WFH, kami melakukannya melalui daring, mulai dari chat, teleconference, sampai live streaming. Komunikasi dengan rekan sekantor juga menjadi hal krusial selama WFH. Semua koordinasi dilakukan secara daring dan membutuhkan perhatian yang lebih. Semua ini dilakukan supaya pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan. Puji Tuhan, komunikasi dengan teman-teman sekerja terjalin dengan baik walaupun kita berjauhan.
Saya tidak tahu kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir. Dampak dari virus ini telah meluas dan memengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Semua orang berharap pandemi ini tidak menyebar semakin luas dan bisa segera ditangani secepat mungkin. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tenaga medis atau WHO, tetapi seluruh masyarakat Indonesia untuk mematuhi segala protokol yang ditetapkan. Mari kita terus dukung dalam doa supaya pandemi ini dapat segera berakhir. Tuhan Yesus memberkati!
Cetak tulisan ini
Leave a comment