Presentasi di YLSA: Design Mistakes
Oleh: Lukas A
Shalom, saya Lukas Ardandireza, staf part time di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Hari Jumat, 07 Februari 2020 merupakan hari yang spesial bagi saya sebab saya telah melewati masa 2 bulan waktu percobaan sebagai staf baru di YLSA. Saya tergolong staf yang paling muda bila dibandingkan dengan teman-teman yang lain di YLSA. Sebagai informasi, saya masih berkuliah dan mengambil bidang Desain Komunikasi Visual di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Solo. Saat ini saya sudah memasuki semester 6, semester yang tergolong tua bagi mahasiswa S1. Kondisi inilah yang melatarbelakangi saya mengambil pelayanan sebagai staf part time, bukan full time di YLSA.
Saya percaya, bukan suatu kebetulan, Tuhan menempatkan saya di bidang desain grafis. Saya dapat melihat jelas penyertaan Tuhan bagi saya dan memakai talenta yang sudah Dia beri bagi saya untuk dapat memberkati orang lain melalui media desain. Pengalaman demi pengalaman dinyatakan Tuhan dalam hidup saya dan itu membuat saya semakin yakin kalau panggilan Tuhan atas hidup saya adalah pelayanan di bidang media.
Saya bergabung dengan pelayanan YLSA pada Desember 2019, bulan yang sama dengan perayaan Natal. Pada saat saya masuk, banyak orientasi yang diberikan, termasuk beberapa cara teknis sebagai bekal untuk mengerjakan pekerjaan multimedia. Semua orientasi tersebut sangat menolong dan memperlengkapi saya sebagai staf baru. Di YLSA, saya merasa mendapat keluarga yang baru, merasa diterima, dan merasakan kehangatan persaudaraan dalam Kristus. Secara pribadi saya merasa sangat terberkati dengan banyak hal yang saya lalui, seperti persekutuan doa setiap hari Senin dan Jumat, di mana kami (Staf YLSA) saling berbagi pergumulan dan mendoakan. Pendalaman Alkitab yang dilakukan setiap hari Selasa-Kamis juga membuat saya semakin bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Kristus.
Dua bulan sudah terlewati dengan banyak cerita yang mengikutinya, dan tibalah saatnya saya harus melakukan presentasi dua bulan masa percobaan yang wajib bagi staf baru. Presentasi ini bukan presentasi biasa karena topik yang dibawakan harus sesuai dengan bidang kerja dan harus bermanfaat untuk pelayanan SABDA, terkhusus memperlengkapi staf SABDA sendiri. Ketika saya diberitahu untuk segera menyiapkan bahan presentasi tersebut, saya bingung hendak menyampaikan apa. Karena saya sendiri merasa masih sangat minim pengalaman. Namun, bersyukur pada saat itu, koordinator divisi SABDA Media, yaitu Mas Pioneer, menolong saya dengan cara memberikan usulan judul. Akhirnya judul itulah yang disetujui untuk dipresentasikan. Judul yang saya bawakan adalah “Design Mistakes” atau “Kesalahan-Kesalahan dalam Desain”. Judul ini mencakup kesalahan-kesalahan apa saja yang sering dilakukan oleh non-desainer dan bagaimana solusinya, misalnya penggunaan font dan resolusi gambar yang digunakan dalam desain. Topik ini juga berkaitan dengan salah satu proyek yang saya kerjakan di YLSA, yaitu membuat sebuah guidelines untuk setiap jalur multimedia di SABDA.
Dibantu oleh Mas Pioneer yang berhati mulia itu, saya dimudahkan dalam hal bahan, sebab Mas Pioneer memberikan kumpulan bahan dan materi yang mendukung sehingga pengerjaan materi presentasi saya dapat terselesaikan tepat waktu. Tibalah hari untuk saya mempresentasikan materi yang sudah saya susun, saya sangat gugup, saya terus berpikir apakah saya bisa menyampaikannya dengan baik. Bahkan saya sampai berpikir untuk izin saja hari itu, sebab begitu gugupnya, hehe. Namun, saya terus dikuatkan karena satu hal yang saya percaya, yaitu Tuhan sedang terus mengajari saya untuk pantang menyerah, untuk tidak menjadi orang yang manja, dan untuk benar-benar bertanggung jawab atas tugas yang saya kerjakan. Hal itu lalu membuat saya semangat, membuat saya akhirnya dapat mengatasi rasa gugup yang saya rasakan. Presentasi akhirnya dapat saya lalui dengan lancar. Saya juga bersyukur atas feedback dan pertanyaan yang diberikan teman-teman staf SABDA. Saya menikmati presentasi itu sebagai cara Tuhan mendidik saya. Banyak tantangan yang saya hadapi untuk mengerjakan tugas presentasi ini, salah satunya adalah karena saya seorang yang tidak terlalu suka membaca, jadi saya harus memaksa diri untuk membaca materi dari berbagai sumber. Saya juga tipe orang yang tidak terlalu pintar menerangkan suatu hal kepada orang lain, jadi saya harus belajar untuk berbicara secara runtut dan terstruktur. Tantangan-tantangan itu memang menyulitkan, tetapi ketika saya melihatnya sebagai salah satu cara Tuhan mendidik dan memperlengkapi saya, saya bersyukur dan saya justru menganggap tantangan itu sebagai anugerah Tuhan untuk menolong saya menjadi alat-Nya yang baik, dan menjadi berkat bagi sesama. Terpujilah Tuhan.
Cetak tulisan ini
Leave a comment