Diselamatkan oleh Injil, Menyelamatkan dengan Injil
Halo Sahabat SABDA. Apa kabar? Perkenalkan saya Bima, staf baru di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Melalui blog ini, saya ingin berbagi berkat yang saya dan teman-teman YLSA dapatkan dari seorang hamba Tuhan.
Pada akhir Januari, tepatnya Jumat, 31 Januari 2020, YLSA menerima kunjungan Bapak Ir. Lukas Tandadjaja dalam persekutuan doa staf di Griya SABDA. Beliau adalah pemimpin Evangelism Explosion Indonesia di Malang. Kedatangan beliau untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan dan berbagi pengalaman pelayanannya. Sebagai pemimpin di organisasi pelayanan yang bergerak dalam bidang penginjilan, beliau sharing banyak hal kepada kami mengenai pengalaman pelayanannya selama ini.
Sebagai orang percaya, Bapak Lukas memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil, meskipun beliau bukan seorang pendeta dan tidak memiliki latar belakang pendidikan teologi secara formal. Begitu pula dengan orang percaya lainnya. Namun, sering kali terjadi kesalahan dalam pemahaman akan pelayanan pemberitaan Injil. Seharusnya, pemberitaan Injil bertujuan untuk menyelamatkan jiwa, yaitu membawa orang kepada keselamatan dalam Yesus. Namun, yang sering terjadi, banyak orang berpendapat bahwa tujuan dari pemberitaan Injil ialah sekadar “membawa” seseorang dalam peribadahan di gereja. Penginjilan dikerjakan bukan bertujuan untuk memberitakan karya keselamatan yang sudah Yesus berikan kepada manusia, tetapi bagaimana orang mau pergi dan datang beribadah di gereja. Sebenarnya, ini tidak salah, tetapi kurang tepat. Kita mengajak orang untuk datang beribadah di gereja, tetapi sering kali kita membiarkan orang tersebut tidak paham mengapa dia harus beribadah di gereja, bahkan tanpa mengenal siapa Yesus yang dia sembah. Akan lain halnya jika tujuan kita dalam mewartakan Injil adalah untuk memberitakan karya keselamatan Yesus kepada manusia. Dengan pemberitaan Injil yang kita sampaikan, jika orang tersebut merespons dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, orang tersebut akan memiliki kesadaran pribadi untuk mau datang beribadah ke gereja dan rindu untuk mengenal Yesus lebih lagi.
Namun, tidak dapat dielakkan juga, bagi orang-orang yang belum pernah mengikuti pelatihan penginjilan, kerinduan untuk melakukan pelayanan penginjilan sering kali terhambat oleh beberapa kendala maupun kekhawatiran. Misalnya, perasaan takut dalam memberitakan Injil, kebingungan untuk memulai dari mana ketika sudah berhadapan dengan orang yang akan diinjili, kebingungan mengenai apa saja yang akan disampaikan, kekhawatiran penolakan oleh orang yang kita injili, kekhawatiran bahwa penginjilan akan merusak relasi dengan orang yang diinjili, dan masih banyak kendala maupun kekhawatiran lainnya. Namun, jika setiap orang percaya berhenti karena kendala-kendala tersebut, pelayanan penginjilan tidak akan pernah dikerjakan. Dari sini, kita menyadari bahwa penginjilan tidak cukup sekadar memiliki kerinduan, tetapi juga sangat perlu bagi kita untuk memperlengkapi diri kita dalam pelayanan pewartaan Injil. Perlu adanya pelatihan penginjilan untuk membekali pelayanan kita. Training Center Evangelism Explosion adalah tempat bagi orang-orang yang rindu terlibat dalam pelayanan penginjilan untuk dapat diperlengkapi, belajar, dan melatih diri. Sudah banyak orang yang ambil bagian dalam pelatihan ini, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai warga negara Indonesia dan orang percaya, saya bersyukur bahwa bangsa Indonesia dapat menjadi berkat bagi bangsa lain. Dalam hal ini, menjadi tempat pelatihan pelayanan penginjilan. Bagian saya dan Anda saat ini adalah untuk terus melatih diri kita dalam di pelayanan penginjilan. Kita yang sudah diselamatkan melalui pemberitaan Injil, saat ini harus juga membawa orang lain untuk dibawa dalam keselamatan dengan cara memberitakan Injil kepadanya.
Cetak tulisan ini
Leave a comment