Pengalaman Magang Dua Bulan di YLSA
Oleh: Descenda
Perkenalkan saya Descenda Angelia Putri, biasa dipanggil Senda. Selama dua bulan, saya magang di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) bersama tiga teman saya dari Fakultas Bahasa dan SeniUniversitas Kristen Satya Wacana.
Tidak seperti di tempat lain, banyak hal yang saya dapatkan selama magang di YLSA, sebab di YLSA kami memiliki pengalaman “magang yang benar-benar menjadi staf”. Di sini, saya diajarkan banyak hal, sama seperti yang diajarkan kepada staf tetap. Selain magang, saya dan teman-teman magang berpartisipasi dalam acara SABDA25 yang dilaksanakan pada 14 Oktober 2019. Puji Tuhan, saya mendapat kesempatan untuk membantu bagian dekorasi. Meskipun hanya berbekal pengalaman dekorasi Natal di gereja, saya sangat senang karena dapat menyalurkan bakat saya dalam dekorasi. Selain itu, dalam momen ini, saya juga mendapat kesempatan mengenal staf yang lain. Pada awal magang, saya belum mengenal semua staf. Namun, pada saat pelaksanaan, saya merasakan atmosfer kekeluargaan yang kuat, ditambah juga hadirnya staf baru, KakKak Pingkan. Bahkan, sampai acara selesai pun, saya masih sangat bahagia karena relasi terus terbangun antara staf dan teman-teman magang. Hal inilah yang berkesan bagi saya hingga saat ini.Selain itu, para mentor magang kami juga banyak membantu ketika kami memiliki kesulitan dalam mengerjakan tugas. Tugas utama kami adalah menerjemahkan, seperti halnya yang kami lakukan di kampus. Terjemahan yang kami kerjakan berbeda dengan terjemahan akademis yang biasa kami dapatkan. Semua artikel memiliki kosakata Kristen yang cukup membingungkan saat saya mengerjakannya pertama kali. Saya sangat bersyukur bisa belajar dari pengalaman para mentor dalam mengerjakan terjemahan, terutama dari Bu Yulia. Beliau memberikan prinsip-prinsip penting bagi seorang penerjemah. Prinsip-prinsip inilah yang kadang lupa tidak diajarkan kepada mahasiswa dengan major penerjemah seperti saya. Di samping menerjemahkan, ada juga tugas-tugas yang lain. Selama magang, saya sudah menulis resensi buku dan menginfokan buku yang saya baca pada saat persekutuan setiap hari Jumat. Sudah ada dua buku yang saya baca dan buat resensinya. Menurut saya, kedua buku ini membutuhkan pemahaman yang dalam untuk bisa mengambil inti dari cerita yang disajikan. Selain itu, ada training menonton film. Film yang saya tonton adalah salah satu episode dari film seriFlashpoint. Film ini menceritakan pekerjaan tim kepolisian khusus di Canada. Film ini memberikan makna yang sangat penting dan menjadi pelajaran yang bagus untuk saya. Lewat film inilah, saya belajar menganalisis alur cerita film dari awal sampai akhir. Bahkan, bukan hanya makna dan alur yang kami analisis, tetapi juga nama tokoh dan simbol-simbol yang biasanya banyak muncul dalam film.
Sampai saat ini, saya melihat bahwa kemampuan saya dalam menerjemahkan sudah lebih baik daripada waktu pertama kali saya datang di SABDA. Banyak kosakata baru dalam artikel Kristen yang sekarang saya ketahui. Selain kosakata, saya juga belajar pentingnya menguasai bahasa Indonesia bagi penerjemah. Saya menyadari bahwa saya kurang menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan di sini saya dibantu oleh para mentor untuk mempelajarinya, terutama ejaan dan penulisan kalimat. Ketelitian saya juga semakin diasah untuk beberapa tugas seperti Interlinear, editing terjemahan, dan membuat link PDF Komik Kingstone Indonesia. Saya sangat diberkati juga dalam hal relasi dengan teman-teman staf di SABDA. Banyak staf yang membantu saya untuk bertumbuh dalam iman Kristen. Secara rohani, saya juga bisa lebih fokus dalam pertumbuhan rohani saya, terutama dalam berdoa. Sekarang, saya sudah lebih sering berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa dibandingkan sebelum magang di YLSA. Puji Tuhan!
Ya, dua bulan magang di YLSA itu waktu yang sedikit, tetapi ada banyak sekali pelajaran dan ucapan syukur. Terima kasih banyak atas semuanya. 🙂
Cetak tulisan ini
Leave a comment