Dua Bulan Magang yang Tak Terlupakan
Oleh: Maya
Waktu berlalu begitu cepat. Itulah perasaan saya ketika magang selama dua bulan di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) berakhir. Saya, Gabi, Senda, dan Nike merasa sangat beruntung mendapat kesempatan dari Tuhan untuk belajar banyak hal di YLSA. Bukan hanya dari segi keterampilan ataupun kreativitas, tetapi saya juga bertumbuh secara rohani. Saya memiliki banyak teman baru dengan karakter yang berbeda-beda. Di sini, saya belajar untuk membangun relasi yang baru dengan para staf. Awalnya, saya masih malu-malu. Namun, setelah mulai membaur, saya justru merasa sebagai staf tetap di sini dan sudah seperti keluarga sendiri. Selain itu, saya juga bersyukur dan sangat berterima kasih kepada ketiga mentor saya, Bu Evie, Mbak Santi, dan Mbak Okti yang telah membimbing saya dan teman-teman selama kami magang di YLSA. Secara khusus juga untuk Ibu Yulia yang dengan tangan terbuka mau membina saya dan teman-teman selama dua bulan ini. Begitu banyak pelajaran, nasihat, dan masukan yang kami dapat selama berada di YLSA dan itu sangat bermakna serta berguna bagi saya secara pribadi.
Jika diuraikan satu per satu dari hal yang paling berkesan, saya akan memulai dari #SABDA25. Saya merasa senang karena pada kesempatan kali ini, saya turut terlibat dalam acara ulang tahun ke-25 SABDA. Dari acara ini, saya dapat belajar bagaimana bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan, kesabaran, dan kerja tim. Bukan hanya itu, saya juga belajar bagaimana mengesampingkan ego saya dan belajar memahami orang lain. Selain itu, selama di SABDA, saya dan teman-teman juga diajarkan bagaimana menjadi seorang translator yang baik, terlebih dalam memperhatikan tata kaidah #penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selama magang, saya juga belajar bagaimana menggunakan waktu saya dengan bijak sehingga dapat menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu. Bagian penting yang harus diperhatikan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan adalah ketelitian. Saya dan teman-teman magang harus bekerja dengan teliti dan cepat. Di YLSA, ada istilah QC (Quality Check) untuk memeriksa lagi kualitas pekerjaan yang sudah dikerjakan. Selama dua bulan ini, saya juga belajar mengerjakan tugas yang tidak hanya berkaitan dengan jurusan saya, tetapi saya berkesempatan membuat IG Swipe, Quotes, dan GIF, yang menuntut kreativitas tinggi.
Dari semua pekerjaan yang sudah dikerjakan selama dua bulan ini, ada beberapa pekerjaan yang saya sukai, yaitu ITL (Interlinear), menerjemahkan artikel, dan mentoring. Alasannya, karena dari ITL dan menerjemahkan, saya dilatih lagi untuk bisa menguasai bahan yang saya terjemahkan serta menambah kosakata baru saat proses mengerjakannya. Selain itu, dalam mengerjakannya juga dibutuhkan ketelitian dan konsentrasi yang penuh. Saya juga akhirnya menyadari bahwa seorang translator yang baik harus menguasai bahasa ibu terlebih dahulu, lalu bahasa asing. Sebab, menjadi translator yang baik bukan berdasarkan seberapa hebat ia menguasai bahasa asing, melainkan bagaimana hasil terjemahannya dapat dipahami dengan mudah ketika dibaca. Melalui mentoring, saya belajar untuk bisa lebih terbuka, memotivasi, dan sharing pengalaman-pengalaman pribadi untuk saling membangun. Selama dua bulan ini, saya juga diajar untuk menerapkan prinsip Freely Receive, Freely Give! yang adalah prinsip pelayanan di YLSA. Allah sudah memberikan anugerah-Nya dengan cuma-cuma, maka kita juga harus dapat membagikan berkat dengan cuma-cuma. Amin.
Cetak tulisan ini
Leave a comment