Blog SABDA
2May/191

Pengalaman Pertama Mengikuti Seminar Apologetika

Saya langsung tertarik saat membaca undangan digital seminar apologetika yang dikirim di grup Telegram kantor. Judul seminarnya, “Why I am a Christian”, membuat saya bertanya-tanya apa kira-kira isinya. Karena itu, pada Sabtu sore, 9 Maret 2019, saya bersama beberapa teman dari YLSA, yaitu: Ibu Yulia, Okti, Kun, dan Danang, menghadiri seminar tersebut di Gereja Kristen Kalam Kudus, Surakarta.

Pembicara seminar apologetika itu adalah Ev. Samuel Soegiarto, M.Th.. Beliau adalah dosen filsafat agama di Universitas Kristen PETRA, Surabaya. Seminar tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas pengertian apologetika dan fungsinya bagi kehidupan orang percaya. Secara khusus, beliau menekankan bahwa apologetika seharusnya mendorong orang percaya untuk semakin terbeban mengabarkan Injil. Pada bagian ini dipaparkan empat alasan mengapa orang Kristen menganut agama Kristen, yaitu:

  1. Sosiologis (Lingkungan/Keluarga)
    Latar belakang bisa memengaruhi, tetapi belum tentu menjadikan iman seseorang Kristen.
  2. Religius
  • Kepercayaan pada tokoh agama yang terkadang dapat menjadi ilah.
  • Kepercayaan pada Kitab Suci.
  • Kepercayaan pada tradisi (tradisi tidak boleh mengalahkan hal-hal esensial).
  • Di atas hal-hal tersebut, harus ada karya Roh Kudus yang mempertobatkan.
  • Pandangan Philipp Melanchthon (seorang reformer dan teolog) tentang iman, yaitu: Notitia (pengetahuan), Ascensus (yakin benar), Fiducia (kepasrahan), Fideisme (iman yang buta), dan iman tidak bertentangan dengan rasio.
  1. Psikologis
  • Mendapatkan rasa damai ketika mempraktikan ajaran agama.
  • Hal psikologis boleh menjadi penguat iman, tetapi tidak boleh menjadi dasar utama iman.
  1. Filosofis (Objektivitas Kebenaran)
  • Hidup tidak boleh hanya mementingkan kebaikan, tetapi juga kebenaran.
  • Yang terpenting bukan hanya fungsi, tetapi esensi.

Pembicara juga menjelaskan bahwa agama Kristen adalah agama yang menanamkan iman yang disertai dengan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ada beberapa jenis pembuktian, yaitu:

  1. Pembuktian historisitas, yaitu klaim yang benar adalah klaim yang sesuai dengan pemaparan fakta sejarah.
  2. Pembuktian koherensi, yaitu sesuatu bisa dinyatakan sebagai sebuah kebenaran jika tidak ada klaim yang bertentangan.
  3. Pembuktian pragmatis, yaitu terbukti dalam praktik hidup keseharian.

Setelah break, beliau membahas bagian kedua dari seminar, yaitu mengenai kondisi manusia dalam penderitaan. Pembicara mengatakan bahwa melalui penderitaan, kita dapat melihat esensi kehidupan. Namun, penderitaan bukan natur dasar kehidupan. Kenyataan bahwa manusia tidak ingin menderita menunjukkan bahwa penderitaan adalah penyimpangan kehidupan. Pembicara juga memaparkan perbedaan pandangan kepercayaan/agama lain dengan pandangan Kristen mengenai penderitaan. Dalam kekristenan, ada beberapa hal penyebab penderitaan, yang dirangkum dalam 6K: kejatuhan manusia (natur), kedagingan (nafsu), kerusakan dunia, kesalahan (keterbatasan manusia), kebenaran, dan Kristus. Namun, dalam penderitaan ada pengharapan. Kekristenan sendiri melihat bahwa dalam penderitaan, kita dapat melihat kasih Allah melalui inkarnasi Tuhan Yesus Kristus. Allah mengalami dan mengerti penderitaan manusia. Selain itu, kekristenan juga memberikan jaminan kehidupan kekal dalam Kristus dan jaminan penyertaan oleh Roh Kudus.

Saya mengucap syukur mendapat kesempatan mengikuti seminar ini karena iman saya semakin dikuatkan dan mengingatkan saya akan tugas panggilan sebagai orang percaya, yaitu mengabarkan Injil. Tugas penginjilan bukan pilihan, tetapi keharusan. Saya berharap, setelah mengikuti seminar ini, melalui PA pribadi dan membaca buku-buku pendukung lainnya, saya semakin memiliki “senjata” untuk berapologetika dan membawa orang lain untuk mengenal Kristus dimulai dari orang-orang yang paling dekat dalam hidup saya. Soli Deo Gloria

Mei Budi

Tentang Mei Budi

Mei Budi telah menulis 14 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (0)
  1. Terima kasih untuk artikelnya, artikel ini membuka wawasan baru bagi saya tentang apologetika


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.