Blog SABDA
9Dec/160

Pengalaman Mengikuti KKR Natal Pdt. Stephen Tong

Oleh: Maskunarti*

Shalom, perkenalkan nama saya Maskunarti Wahyu Budiarti. Saya saat ini masih menjadi staf masa percobaan di SABDA. Pada kesempatan kali ini, saya mau membagikan berkat ketika saya mengikuti KKR Natal Pdt. Stephen Tong. KKR Natal tersebut diadakan pada Jumat, 2 Desember 2016, di Hotel Best Western Premiere Solo Baru, pada pukul 18.00. Kala itu, aku dan teman-teman baru saja melaksanakan Rapat Kerja Tahunan hari pertama di SABDA. Seusai Rapat Kerja, kami langsung bergegas menuju KKR Natal. Ada yang mengendarai motor dan ada yang naik mobil. Aku dan teman-teman segera menuju Hotel Best Western Solo Baru. Kami mengejar waktu karena para staf SABDA dipercaya untuk bertugas sebagai usher, kolektan, dan petugas parkir, jadi kami semua harus tiba di sana lebih awal untuk briefing terlebih dahulu dengan panitia KKR Natal.

Bersyukur saat itu cuaca cerah. Sekalipun aku dan teman-teman kecapaian karena habis mengikuti Rapat Kerja Tahunan SABDA, kami tetap bersukacita karena bertugas melayani DIA, Tuhan yang begitu baik. Setibanya kami di Best Western Solo Baru, aku dan teman-teman langsung bersiap diri sesuai dengan tugas kami masing-masing. Yang bertugas sebagai usher dan kolektan adalah aku sendiri, Mbak Evie, Mbak Okti, Mbak Elly, Mbak Indah, Mbak Tika, Ria, Mas Ariel, Ayub, Pio, dan Jordan. Untuk teman-teman yang bertugas di bagian parkir ada Mas Andre, Mas Aji, Mas Hadi, Mas Danang, Ody, dan Lukas. Jemaat pun satu-satu berdatangan hingga kursi terpenuhi seluruhnya. Hingga tibalah saatnya KKR Natal tersebut dimulai. Lagu-lagu pujian kami lantunkan bersama-sama dengan dipimpin oleh liturgos serta iringan bunyi piano yang membuat suasana ibadah KKR Natal berlangsung khidmat. Lalu, tiba saatnya Pdt. Stephen Tong naik ke mimbar untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan. Ada banyak hal yang aku dapat ketika mengikuti KKR Natal ini.

Aku kembali mengenang saat-saat terindah dalam hidupku, ketika aku boleh menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat hidupku. Firman-Nya begitu indah seperti yang tertulis dalam Yohanes 1:1,4 dan 14, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah …. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia …. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Ya, betapa bersyukurnya aku karena hanya oleh anugerah-Nya semata, aku boleh diizinkan untuk mengetahui tentang kebenaran itu sendiri.

Dikatakan juga dalam KKR Natal tersebut bahwa ketika kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat bukan lantas semuanya usai. Ada kehidupan lanjutan yang juga perlu kita bagikan bagi orang lain, khususnya kebenaran dari firman itu sendiri yang harus kita bagikan. Kita dituntut untuk hidup yang memberikan nilai guna bagi sesama kita. Ketika kita hidup, kita tidak hanya sekadar hidup. Karena jikalau kita hidup di dunia ini sekadar hidup, maka kita tidak jauh beda dengan binatang sapi. Hewan sapi semisal, sapi itu hidup, makan, berkembang biak lalu mati …. Yaaa, hidup sapi itu tak ada tujuan bukan? Hidup berguna bagi sesama berarti kita harus menjadi terang bagi sesama. Sama seperti lilin yang menyala dalam kegelapan sehingga lilin itu begitu memberi dampak di tengah kegelapan. Sebagai sebuah perenungan, sudahkah kita menjadi lilin dalam kegelapan?

Kiranya Allah sendiri yang memampukan kita untuk terus dipakai sebagai pembawa terang. Bagi Dia segala kemuliaan. Tuhan Yesus memberkati.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 179 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (2)

Leave a comment

Connect with Facebook