Bereksplorasi dengan Metode S.A.B.D.A.
Bagi saya, beradaptasi dengan hal baru tidaklah menyenangkan, lebih seringnya malah menyusahkan karena harus belajar banyak hal supaya bisa bertahan. Beda dengan adaptasi saya kali ini. Sangat menyenangkan! Penasaran ‘kan?
Selama bertahun-tahun, biasanya kalau saya melakukan pendalaman Alkitab (PA) hanya dengan menggunakan Alkitab versi cetak. Diawali dengan Alkitab yang berwarna biru muda, yang isinya Perjanjian Baru saja, lalu akhirnya punya juga Alkitab yang cover-nya berwarna hitam yang isinya sudah lengkap Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Karena sudah bertahun-tahun, ya nyamanlah, plus asyik karena bisa corat-coret ayat dengan stabilo. Kini … jelas beda! Perkembangan teknologi membuat PA menjadi lebih praktis dan menyenangkan. Ada Alkitab di gawaiku! Tidak setebal dan seberat Alkitab versi cetak … hehe! Asyiknya lagi, ada aplikasi penunjang belajar Alkitab yang sudah terintegrasi di dalamnya, seperti Alkitab PEDIA, Tafsiran, Kamus Alkitab, dan Peta . Meski fasilitas PA berbeda, saya senang-senang saja tuh melakukannya … bisa beradaptasi dengan cepat sekalipun saya bukan digital native. 🙂
PA itu penting, sepenting kita bernapas. Jadi, harus dilakukan terus-menerus. 🙂 Karena itu, sebagai salah satu staf YLSA, saya sangat bersyukur karena di YLSA selalu memberi kesempatan kepada seluruh staf untuk melakukan PA setiap Selasa — Kamis pagi. Sudah lebih dari 2 bulan ini, kami melakukan PA dengan menggunakan metode S.A.B.D.A., sebuah metode yang mencakup Simak, Analisa, Belajar, Doa/Diskusi, dan Aplikasi. Dengan anggota kelompok PA masing-masing, kami mencoba untuk menerapkan metode ini. Pertama kali PA dengan metode ini, saya satu kelompok dengan Mbak Okti , Ariel , Ody, dan Pio. Awalnya, memang kami masih agak kikuk dengan metode ini, terutama pada langkah Simak dan Analisa, masih tercampur-campur dan bingung membedakannya. Puji Tuhan, karena cukup sering menggunakan metode ini, kami mulai terbiasa. Akhirnya, kami menemukan pola yang nyaman untuk diterapkan. Hore!!
Ketika melakukan Simak, kami membaca perikop dari berbagai versi, baik TB , AYT , BIMK, KJV, bahkan bahasa Jawa. Bisa juga lho dengan mendengarkan audio Alkitabnya. Dari langkah tersebut, kita akan bisa menemukan struktur, suasana, peristiwa, dll. sehingga kita akan memahami konteksnya. Selanjutnya, dalam Analisa, kita bisa melakukan pembelajaran lebih dalam lagi dengan meneliti kata-kata penting, kata-kata sulit, kata yang diulang-ulang, dengan melihat latar belakang dari teks yang sedang dibaca. Hayo, untuk apa semua penemuan ini? Dalam langkah Belajar, semua penemuan ini harus kita pelajari dan mintalah pertolongan Roh Kudus untuk menyimpulkan pelajaran yang Tuhan ingin ajarkan kepada kita. Lalu, berdoalah kepada Tuhan Yesus supaya pelajaran yang didapat menerangi hati dan pikiran kita sehingga kita bisa hidup sesuai kebenaran-Nya. Jangan lupa bagikan pelajaran yang didapat kepada teman-teman, bisa secara lisan (dalam kelompok PA) atau melalui WA, Line, bahkan media sosial. Yang terakhir … yang paling penting, lakukanlah apa yang telah Tuhan ajarkan kepada kita dengan penuh kerendahan hati.
Saya bersyukur boleh terlibat PA dengan metode S.A.B.D.A.. Kekayaan firman Tuhan bisa dieksplorasi lebih dalam, baik melalui kata-kata, penokohan, tempat, waktu, maupun suasananya. Lengkap deh! Tak hanya itu, hasil dari penerapan metode S.A.B.D.A. ini pun bisa dituangkan dalam sebuah infografis [link] alkitabiah lho … seru deh pokoknya! Cobalah PA dengan metode S.A.B.D.A. dan nikmatilah! Jangan hanya sekali, tetapi setiap hari! Ayo PA! 🙂
Cetak tulisan ini
August 1st, 2017 - 16:51
Setuju sekali. Beradaptasi di lingkungan komunitas SABDA benar-benar menyenangkan. Sewaktu pertama kali mengikuti PA kelompok tadi, saya agak bingung mendengar istilah-istilah yang dipakai, ada “Analisa” dan “Belajar”, semua teman lain tampaknya sudah familiar dan tahu apa yang sedang dibicarakan, sementara saya masih bertanya-tanya, “Kalau di sini, apa yang dimaksud dan dikehendaki dari ‘Analisa’?” Namun semuanya mulai tampak jelas ketika topik dibahas dalam kelompok, dan sekarang jadi lebih jelas lagi setelah membaca tulisan ini.
Salah satu hal yang paling menarik dan berkesan buat saya ada di paragraf 4, dengan menyimak kita bisa menemukan struktur, suasana, peristiwa, dll. Memang benar, menemukan struktur sastra sangat penting dalam penggalian Alkitab untuk menemukan original meaning dan writer’s intention. Suasana dan peristiwa (dalam teks Alkitab bergenre narasi) juga sangat penting untuk memahami maksud teks tersebut, menyelaminya, sehingga kita seolah benar-benar ada di sana, hal ini dijelaskan dengan lugas dan komunikatif oleh Richard Pratt dalam bukunya He Gave Us Stories, ada beberapa teknik untuk mengenali scene serta struktur di suatu bagian. Ini merupakan ‘teknik’ penggalian Alkitab favorit saya. Tidak sabar rasanya menunggu PA Sabda selanjutnya utk belajar dan berkontribusi lebih banyak.