Bergabung di KIN Pemuda & Mahasiswa 2015
Pada Senin, 3 Agustus 2015, pukul 16.30, tiga staf SABDA yaitu Ody, Ayub, dan saya, berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Konvensi Injil Nasional (KIN) Pemuda & Mahasiswa 2015 yang akan berlangsung dari tgl. 4 — 9 Agustus 2015. KIN Pemuda & Mahasiswa 2015 adalah acara yang diadakan oleh Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) dan ditujukan untuk pembentukan iman & karakter, khusus untuk para pemuda dan mahasiswa.
Kami berangkat bersama-sama dengan 50-an peserta lain yang berasal dari Solo dan sekitarnya dengan naik kereta api. Di sepanjang perjalanan, kami berkenalan dengan banyak teman baru, di antaranya teman-teman dari sekolah teologi BMW Wonogiri. Mereka menyambut baik kami yang dari SABDA dan tertarik dengan DVD Alkitab dan DVD Konseling, yang berisi banyak bahan pengajaran untuk Anak dan bahan konseling TELAGA. Respons pertama mereka adalah: “Ini dijual berapa, Kak?” Kami menjawab bahwa paket ini GRATIS, dan mereka langsung menunjukkan mimik yang seakan-akan tak percaya. Kami pun kembali menjelaskan bahwa semua bahan SABDA ini gratis, asal jangan disimpan sendiri, tetapi dibagikan kepada teman-teman, keluarga, dan siapa pun lain yang membutuhkan. Mereka pun menerimanya dengan sukacita.
Sesampainya di tempat pertemuan Kemayoran, Jakarta, kami melakukan pendaftaran ulang peserta KIN, dan menerima seperti ID card, buku panduan acara, dan goodie bag berisi makanan dan minuman. Namun, khusus bagi aku, Ody, Ayub, dan beberapa orang dari rombongan Solo, mereka memberikan satu barang ekstra yaitu rompi oranye. Ternyata kami ditunjuk sebagai penatalayanan (usher). Warna oranyenya mengingatkan aku pada rompi tukang parkir, yang sejatinya juga tak jauh beda dengan pekerjaan usher yang “memarkir” orang menuju ke tempat duduk mereka.
Konsep acara KIN kurang lebih seperti ibadah, tetapi terkesan unik, sebab peserta-peserta KIN berasal dari seluruh pelosok Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dengan bermacam-macam wajah dan warna kulit, yang bersatu untuk memuji Tuhan dan menggumulkan hidup mereka di hadapan-Nya. Suasana agung & khidmat terpancar di ibadah ini.
Hamba-hamba Tuhan di KIN memiliki latar belakang yang beragam. Mereka bukan saja lulusan sekolah teologi, tetapi juga menekuni bidang-bidang lain seperti filsafat, teknologi informasi, fisika, musik, dan masih banyak lagi. Kredibilitas mereka pun terlihat melalui khotbah-khotbah yang dibawakan.
Secara keseluruhan, sesi-sesi KIN sangatlah menyegarkan. Khotbah-khotbah yang dibawakan memperluas pikiran dan membakar hati. Pengajaran doktrin dari doktrin Allah, doktrin Manusia, dan doktrin Roh Kudus dibahas secara esensial dan kontekstual bagi para pemuda. Topik yang dibawakan pun beragam dari sains, relasi pria dan wanita, studi, perbandingan agama, otoritas Alkitab, dan berbagai topik lainnya yang membangun kehidupan rohani para pemuda.
Penyajian firman-Nya dibawakan dengan variatif. Ada sesi yang berupa renungan, analisis Alkitab, kesaksian hidup, wawancara hamba Tuhan, dan lain-lain. Kami kadang kebingungan, tetapi juga tertawa, menitikkan air mata, dan termenung dalam berbagai sesi. Materi khotbahnya kadang terasa berat untuk diikuti karena ini adalah “makanan keras” yang harus dicerna dengan cepat. Namun, pertolongan Tuhan dan dukungan panitia memacu kami untuk terus memerhatikan kata-kata di setiap sesi.
Ada dua sesi yang sangat berkesan bagi saya pribadi.
Pertama, adalah sesi yang dibawakan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong mengenai kejatuhan pertama manusia. Dia membuka Kejadian 3 yang berisi cerita Adam & Hawa yang digoda iblis dan melanggar perintah Tuhan karena memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Beliau menerangkan bahwa sikap Hawa yang menuruti godaan ular (yang sebetulnya dusta) adalah wujud dari skeptisisme, sebuah ketidakpercayaan & prasangka buruk terhadap Tuhan. Skeptisisme ini pun terjadi sampai sekarang, khususnya bagi orang-orang yang tak percaya atau yang tidak terlalu peduli akan Tuhan, seperti orang ateis, Kristen KTP, ataupun orang-orang yang tak mau hidup kudus.
Kedua, adalah sesi yang dibawakan Vik. Edward W. Oei mengenai “The Battle of Ideas”, Peperangan Gagasan, yang artinya peperangan rohani sedang berlangsung melalui pergolakan antara ide-ide kristiani dan duniawi yang berdosa. Beliau bercerita mengenai satu gagasan, yaitu gagasan kesuksesan. Apa gagasan kesuksesan yang selama ini kita pegang? Apakah kesuksesan berdasarkan pemenuhan materi atau kesuksesan berdasarkan gagasan Injil Yesus Kristus? Pengertian kita akan kesuksesan sangat memengaruhi perjalanan hidup kita, serta mengukur kesungguhan hidup kita sebagai orang Kristen. Beliau pun banyak berbagi soal pergumulannya memenuhi panggilan menjadi hamba Tuhan di tengah kesuksesan bisnis yang menghampirinya; menjadi saksi hidup dari khotbahnya sendiri.
Setiap sesi memiliki jeda 15 menit dan jeda makan untuk memulihkan kondisi peserta. Di sela-sela istirahat ini, aku, Ody, dan Ayub memakai waktu untuk berkenalan dengan peserta-peserta KIN lainnya. Mereka menjalani pelayanan dalam beragam profesi, baik mahasiswa, guru, pebisnis, pegawai, hamba Tuhan penuh waktu, dan lain-lain. Medan pelayanan mereka pun juga unik, mulai dari kota-kota, universitas, jalanan, sampai desa-desa terpencil yang bahkan belum ada gereja di sana. Kami saling berbagi beban dan doa. Tak lupa sebagai bagian dari SABDA, kami juga kadang menawarkan aplikasi SABDA yang bisa membantu pelayanan mereka. Banyak peserta KIN antusias menyambut tawaran kami, terutama aplikasi SABDA yang bisa dinikmati langsung di gawai mereka. Kami bersama-sama mengucap syukur dan bersukacita.
Selain sesi khotbah, kami juga mengunjungi museum Sophilia Fine Art Center dan gedung konser Aula Simfonia Jakarta yang terintegrasi dengan gedung tempat ibadah KIN. Museum dan gedung konser ini dibangun oleh Pdt. Stephen Tong beserta rekan-rekannya sebagai monumen kehidupan Kristen yang tidak saja menjalani mandat Injil, tetapi juga mandat budaya, suatu panggilan untuk mengembangkan peradaban masyarakat dalam kebenaran firman Tuhan. Hari-hari terakhir KIN ditutup dengan acara-acara khusus seperti konser musik, KKR lapangan terbuka, dan kebaktian penutupan.
Bagi saya pribadi, mengikuti KIN mengubah cara pandangku terhadap hidup orang Kristen. Hidup orang Kristen tidak berhenti pada pertobatan pertama, tapi terus-menerus dibentuk & disempurnakan untuk hidup kudus memuliakan nama Tuhan. Orang Kristen pun tak hanya mengurus hal-hal rohani, tapi harus menjadi “garam dan terang” untuk kemajuan masyarakat sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Mengikuti KIN ini sedikit banyak memperjelas beban dan salib yang harus dipikul, tetapi ada sukacita besar yang belum pernah aku rasakan; yaitu sukacita mengenal Tuhan dan Firman-Nya lebih dalam sehingga dapat memberi hidup yang benar-benar berarti.
KIN telah berakhir, tetapi berkatnya tak harus berakhir. Tuhan telah memungkinkan acara ini. Doaku adalah agar setiap peserta boleh mengetahui kehendak Tuhan bagi hidup mereka sehingga mereka memiliki visi & misi yang memperluas kerajaan Allah sampai Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Terpujilah Tuhan. Soli deo Gloria!
Cetak tulisan ini
August 28th, 2015 - 09:12
Aku doakan, melalui KIN ini ada banyak pemuda yang memberikan hidupnya bagi Tuhan.
November 11th, 2015 - 21:13
Iya, Bu. Semoga para pemuda-pemudi mau semakin dekat pada Tuhan dan melalui hidup yang mencerminkan Yesus Kristus
November 11th, 2015 - 21:14
One of those life-changing events