Blog SABDA
30Apr/142

Perayaan Paskah 2014 di YLSA

Perayaan Paskah di YLSA tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kami memperingati Paskah hanya dengan staf YLSA saja, pada Kamis, 17 April 2014. Untuk perenungan Paskah, kami membuat drama bersama dengan mempertunjukkan empat peristiwa yang diambil dari Matius 26.

Persiapan perayaan Paskah ini sudah kami mulai sejak Senin, 14 April 2014. Pada waktu persekutuan doa pagi, kami dibagi menjadi empat kelompok drama untuk mengisahkan empat peristiwa di Matius 26 tersebut. Kelompok yang pertama membawakan peristiwa perjamuan terakhir Tuhan Yesus dengan para murid-murid-Nya. Kelompok kedua membawakan peristiwa pada waktu Yesus berdoa di taman Getsemani. Kelompok ketiga membawakan peristiwa penangkapan Yesus dan pengadilan Yesus di hadapan Imam Besar. Sementara itu, kelompok terakhir membawakan peristiwa bagaimana Petrus menyangkal Yesus sampai tiga kali.

Lalu, pada hari Selasa, kami mempersiapkan diri dengan melakukan penggalian ayat-ayat dalam Matius 26. Kami mulai dengan mengobservasi tokoh-tokoh dalam kisah-kisah tersebut, tempat-tempat kejadian, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Selain dari Matius 26, kami juga diizinkan melihat kisah yang sama di versi-versi paralelnya di kitab-kitab Injil yang lain. Kami mencoba merenungkan dan menghayati kisah-kisah menjelang kematian Kristus supaya kami bisa merasakan dengan sepenuh hati kisah-kisah yang luar biasa itu.

Pada hari berikutnya, kami berlatih untuk memerankan tokoh-tokoh tersebut. Kelompok saya mendapat bagian untuk mendramakan peristiwa penangkapan Yesus dan pengadilan Yesus di hadapan Imam Besar, dan saya mendapat peran sebagai Imam Besar. Latihan pertama kami hanya membaca dengan menggunakan intonasi yang sesuai dengan keadaan dan emosi yang ada di dalam kisah tersebut. Dalam peran saya, saya harus membacanya dengan tegas, licik, dan menjadi provokator. Awalnya agak aneh, tetapi latihan itu diulang beberapa kali. Kemudian, dilanjutkan dengan latihan peragaan selama beberapa menit karena waktu yang terbatas. Saya merasa latihan yang kami lakukan masih kurang, tetapi kami berusaha untuk menampilkan yang terbaik. Setiap staf harus ikut mengambil peran dalam drama tersebut. Saya merasa senang dan bersyukur mendapatkan kesempatan ini.

Tibalah saat perayaan Paskah staf YLSA pada hari Kamis siang, yang dilakukan setelah jam makan siang. Kami semua berkumpul di aula Griya SABDA. Sebelum acara dibuka, kami lebih dahulu berlatih tiga buah lagu yang dipersiapkan oleh Ibu Yulia, untuk nanti kami nyanyikan bersama. Acara dibuka dengan doa dan menyanyikan satu lagu pujian. Perenungan dalam bentuk drama dibuka dengan sebuah narasi yang dibacakan oleh Jesica. Setelah itu, disambung dengan penampilan drama dari kelompok pertama, “Perjamuan Malam Terakhir”. Kelompok ini terdiri atas Meland sebagai Yesus, Tika sebagai Yudas Iskariot, dan Yudo, Khenny, serta Arlin sebagai murid-murid yang lain. Setelah itu, kelompok drama kedua melanjutkan dengan “Yesus Berdoa di Getsemani”. Ada Berlin sebagai Yesus, Evie sebagai narator, Anik sebagai malaikat yang menghibur Yesus, dan Setya, Teddy, serta Ade sebagai murid-murid-Nya. Disambung lagi dengan kelompok drama ketiga, “Penangkapan dan Pengadilan Yesus”. Kelompok ini terdiri atas Benny sebagai Yesus, Bayu sebagai Yudas Iskariot, Meland sebagai Petrus, Okti sebagai saksi, Amidya sebagai prajurit, dan saya sebagai Imam Besar. Kelompok drama yang terakhir menampilkan “Penyangkalan Petrus”. Kelompok ini terdiri atas Ryan sebagai Petrus, Elly, Samuel, dan Deka sebagai orang yang bertanya, Hadi sebagai pengisi suara Yesus, dan Yochan sebagai narator.

Setelah semua kelompok tampil, acara ditutup dengan narasi yang dibacakan oleh Jesica, Hadi, dan Yudo. Kemudian, dilanjutkan dengan renungan untuk menyambut Paskah, dan ditutup dengan menyanyikan sebuah lagu.

Perenungan dalam bentuk drama seperti ini ternyata dapat membuat kita lebih menghayati dan memahami tokoh-tokoh dan peristiwanya sehingga kita dapat dengan sungguh-sungguh mendapatkan gambaran secara keseluruhan dan merasakan apa yang dialami oleh Yesus dan orang-orang yang terlibat di saat-saat terakhir kematian-Nya di kayu salib. Inilah Perayaan Paskah staf YLSA di tahun 2014. Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati.

Lusia

Tentang Lusia

Lusia Ratih telah menulis 8 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (2) Trackbacks (0)
  1. Yee,, ini adalah Paskah pertamaku di YLSA. Sangat mengucap syukur dalam Paskah kali ini bisa mendapatkan rekan-rekan baru dan menikmati Paskah dalam suasana yang sederhana, namun membuat saya dapat merenungkan lebih dalam makna pengorbanan Kristus dalam hidup saya. Selamat Paskah buat teman-teman YLSA semua. Mari, semakin maju untuk bekerja di ladang-Nya Tuhan!!
    Semangat!!!! 😀

  2. Perayaan Paskah tahun ini memang beda dari perayaan Paskah YLSA sebelumnya.

    Meskipun diperingati secara sederhana, namun pesan Paskah tahun ini justru mengena ke hati saya. Mengapa? Karena saya sudah dipersiapkan dengan pembahasan Alkitab dalam kelompok kecil, bagaimana saya masuk dalam cerita dengan mengenali dan mencermati tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, lalu diakhiri dengan memperagakannya di depan semua staf YLSA. Suatu pengalaman yang luar biasa! Puji Tuhan, Yesus Kristus telah memberi teladan sempurna atas ketaatan-Nya menyelesaikan tugas dari Allah Bapa. Saya harap, saya pun bisa menyelesaikan tugas saya dengan baik sampai saya mati nanti. 🙂


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.