Sepenggal Ceritaku di YLSA
Hidup seperti halnya perjalanan, ada pos-pos perhentian yang harus kita lalui agar kita bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Demikian juga dengan waktuku di YLSA, aku merasa sudah harus segera bergegas melanjutkan perjalanan hidupku ke tempat lain.
Tidak disangka, ternyata aku sudah 3 tahun lebih 4 bulan di YLSA, khususnya di divisi PESTA. Waktu berjalan dengan cepat. Sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di YLSA sampai detik saat aku menulis tulisan ini, ada banyak yang berubah. Dulu, waktu pertama kali masuk YLSA, aku bukan siapa-siapa, tetapi sesudah belajar, bekerja, dan melayani di YLSA, aku masih tetap orang yang sama… (hehehe..:D). Orangnya sih masih tetap sama, bedanya agak lebih gemuk. Yang banyak berubah adalah pengetahuanku, bukan hanya pengetahuan tentang firman Tuhan, tetapi juga pengetahuan dan kemampuan di beberapa bidang pelayanan, khususnya pelayanan yang bersangkutan dengan pelayanan elektronik.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar YLSA karena apa yang dikerjakan YLSA merupakan visi besar dari Tuhan, dan Tuhan masih terus campur tangan dalam pelayanan YLSA. Banyak hal yang membuatku kagum dengan karya Tuhan bagi YLSA. Segala pujian dan hormat hanya bagi Tuhan Yesus.
Terima kasih banyak buat rekan-rekan seperjuangan di YLSA. Bersanding dengan kalian membuat saya dapat belajar banyak. Bukan hanya belajar IPATEK (Ilmu Pengetahuan Alkitab dan Teknologi), tetapi juga belajar banyak tentang filosofi hidup dan arti dari sebuah persahabatan. Bagi saya, keluarga besar YLSA sudah seperti saudara. Terima kasih banyak teman-teman, “Peace and Love”. “Aku ora mungkin lali kowe kabeh” (bahasa Jawa), yang artinya: “Saya tidak mungkin melupakan kalian semua.”
Dari hati yang paling dalam, saya juga sangat berterima kasih kepada Ibu Yulia yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk bergabung dalam pelayanan di YLSA. Urapan Tuhan terus menyertai Ibu Yulia dan keluarga. Saya sangat bangga memiliki pemimpin seperti Ibu yang memiliki dedikasi dalam pelayanan dan hati yang sangat mencintai Tuhan. Intinya terima kasih banyak buat semuanya.
Saya juga mohon dukungan doa untuk pelayanan dan pekerjaan saya selanjutnya karena saya tahu bahwa di mana pun kita bekerja ataupun melayani, pasti ada tantangan yang menghadang. Sebab, itulah hidup, selama kita masih di dunia ini, selama itu juga permasalahan dan tantangan akan mewarnai kehidupan kita semua.
Di akhir cerita, saya ingin minta maaf kepada teman-teman dan seluruh keluarga besar YLSA. “Tidak ada gading yang tak retak”, begitu juga dengan setiap orang, pasti ada salahnya, tidak terkecuali saya. Karena Tuhan sudah mengampuni segala dosa dan kesalahan kita semua, marilah kita juga saling mengampuni. Akhir kata, “Soli Deo Gloria”. Tuhan Yesus menyertai kita semua. Amin.
Cetak tulisan ini
March 27th, 2014 - 16:12
Selamat melayani di tempat yang baru, Pak Sigit. Tetap semangat di dalam Tuhan Yesus ;).. Btw, foto yang diatas kliatan beda sekali ya sama yang dibawah hihi *peace*…
GBU,
Krisma
March 28th, 2014 - 14:38
Sippp… Okeee… Siappp.. !!
Adalah kata-kata yang paling diingat teman-teman publikasi dari Sigit 🙂
Seneng bisa ketemu dan temenan sama Sigit, soalnya orangnya lucu. Kalo denger celetukannya, pasti ketawa, paling tidak geli atau mesem-mesem sendiri. Lumayanlah buat mengusir ‘jenuh” di sela-sela pekerjaan. 🙂
Dengan berlalunya Sigit dari YLSA, berarti kehilangan lagi salah satu temen yang “ngocol” di kantor… 🙁
Well, anyway, selamat menempuh perjalanan hidup yang baru ya, Git.. Semoga tercapai apa yang kamu harapkan, dan selalu bertambah hikmat dan bijaksana di dalam Tuhan. Amin.
All the best buat Sigit!
March 28th, 2014 - 14:46
Wah… PESTA kehilangan satu “dedengkot” ni.. Kalau gak jadi moderator, jadi peserta kelas PESTA aja, Mas, biar tahu rasanya gimana dan kasih masukan ke moderatornya…haha.. 😛
Selamat menempuh hidup yang baru bersama dengan pelayanan yang baru, Mas Sigit! Semoga terus dipakai oleh Tuhan Yesus di mana pun berada. Tetap persembahkan yang terbaik buat Dia!
God bless you. 😉