Blog SABDA
14Mar/145

KEJUTAN INDAH: KPIN Solo, Seminar oleh Pdt. Dr. Stephen Tong dan YLSA

Oleh: Farida Lahenda*

Sungguh luar biasa rencana Tuhan bagi hidup kita ini. Apa pun yang kita alami sehari-hari, tidak ada yang kebetulan. Semuanya telah dirancang dengan sedemikian rapi dan teliti. Kupikir kalau Tuhan adalah seorang figur kekasih, Dia adalah kekasih yang sangat mengasihi kita dan gemar memberi kejutan indah untuk menyatakan kasihNya. 😉

Perjalananku ke Solo adalah karena undangan Ibu Yulia untuk mengetahui secara langsung aktivitas pelayanan Yayasan Lembaga SABDA. Perjalanan ini ternyata adalah bonus awal tahun dari Tuhan yang merupakan kejutan rohani yang teramat indah untukku. Betapa tidak? Aku yang sudah berusia 63 tahun, tanpa konsep apa pun di dalam benak ini kecuali kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan untuk Tuhan, bisa tiba di Solo, mengenal YLSA, dan mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan. Begini kisahnya:

Aku berangkat dari Surabaya pada hari Rabu pagi tanggal 12 Februari 2014 dan tiba sore hari di Solo. Keesokan harinya, Kamis 13 Februari 2014, aku langsung mendapat kesempatan bersama teman-teman staf YLSA, mengikuti acara Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN). Acara ini adalah salah satu safari pelayanan Pdt. Dr. Stephen Tong beserta timnya ke seluruh Indonesia sejak tahun 2012, untuk memberitakan Injil dan menguatkan iman orang-orang percaya di Indonesia. Solo adalah kota ke-70 yang dilayani Pdt. Dr. Stephen Tong. Aku begitu terpana mendapatkan kesempatan langka ini. Tidak disangka-sangka kalau kesempatan emas mengikuti KPIN ini kuperoleh dengan begitu mudahnya. Bersama semua staf YLSA, aku dapat ikut berpartisipasi melayani sekaligus mendengar khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong yang bertemakan: “Bertobatlah! Mengapa harus binasa?” Aku yakin banyak anak Tuhan yang ingin dapat menghadiri acara ini dan berusaha dengan segala cara, namun tidak ada kesempatan. Aku sungguh bersyukur. Aku mendengar cerita dari teman-teman mudaku, staf YLSA, mereka berhujan-hujan dan berlelah-lelah bertugas di lapangan untuk mengatur transportasi peserta. Walaupun aku tidak bisa ikut terjun di lapangan, aku bisa duduk di tribun dengan Santi untuk menjaga barang-barang teman-teman yang sedang melaksanakan tugas di lapangan. Bukankah ini suatu kemudahan karena di tengah keterbatasanku aku masih tetap bisa melayani? Ini adalah rangkaian kejutan indah yang Tuhan berikan untukku.

Acara KPIN Solo ini memang luar biasa menakjubkan. Sekalipun hujan deras mengguyur kota Solo, terutama di stadion Sriwedari, yang menjadi lokasi diselenggarakannya acara tersebut, namun pada sekitar pukul 18.00 hujan berhenti tepat saat kebaktian dimulai. Tuhan telah menjawab doa-doa orang percaya yang mengandalkan pertolonganNya tepat pada waktunya.

Semangat para peserta kebaktian juga tidak terkendala oleh cuaca buruk. Di tengah hujan rintik-rintik, mereka tetap berdatangan membanjiri stadion Sriwedari. Ribuan orang datang menghadiri kebaktian, bukan hanya dari kota Solo saja, tetapi dari berbagai kota di sekitar Solo. Banyak jiwa terhibur dan dikuatkan oleh Firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt.Dr. Stephen Tong dan juga oleh Ev. Michael Liu, seorang penginjil muda yang memberikan kesaksian mengenai pertobatannya. Bahkan, aku yakin ada juga banyak orang yang dimenangkan untuk Kristus melalui KPIN ini. Secara pribadi, aku juga mendapatkan berkat, bukan hanya melalui Firman Tuhan yang jelas kurasakan kehadiranNya, melainkan juga dari keteladanan hamba Tuhan yang sudah berusia 74 tahun ini. Ia memberikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan dengan setia dan tidak kenal lelah. Di tengah cuaca yang tidak berkompromi, hujan rintik masih sesekali turun di lapangan sehingga menjadi becek dan kotor, berdiri di atas panggung tanpa tenda pelindung, semangatnya seperti tidak pernah akan padam. Suaranya tetap menggelegar dan berapi-api sekalipun kadang terbatuk-batuk. Karismanya menawan para peserta kebaktian yang merindukan hadirat Tuhan dinyatakan melalui Firman Tuhan yang disampaikannya. Aku jadi merasa semakin kecil dan tidak berarti karena baru akan mulai menyerahkan diri di usiaku yang sudah senja ini. Boleh dikata, aku hanyalah seorang ‘pupuk bawang’. Namun, sungguh karya hidup Pdt. Dr. Stephen Tong dalam pelayanan membuatku makin diteguhkan untuk tidak pantang menyerah dalam melakukan pelayanan apa pun nantinya. Dan, talenta sekecil apa pun yang kumiliki, akan dapat dilipatgandakan untuk kemuliaan Tuhan.

Kejutan selanjutnya terjadi pada keesokan harinya, tanggal 14 Februari 2014. Pada saat orang-orang di belahan barat bumi ini merayakan ‘Valentine day’ atau hari kasih sayang, maka di Solo, dalam guyuran hujan abu vulkanik Gunung Kelud, aku mendapat kesempatan mengikuti seminar Pdt.Dr. Stephen Tong, yang diadakan di Hotel Novotel. Hujan abu terus mengguyur kota Solo selama seminar berlangsung.

Walaupun di hotel, di dalam ruangan yang tertutup dan berpendingin, debu abu masih terasa merayap dan menghinggapi setiap sisi dan pojok ruangannya. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat para peserta yang sangat antusias mendengarkan ceramah dari pembicara penuh karisma, Pdt. Dr. Stephen Tong. Ruang seminar yang cukup besar itu diisi oleh lebih dari separuh peserta dari kalangan pendidik, hamba Tuhan, penginjil, dan aktivis gereja. Acara yang dimulai pukul 10 pagi itu dikemas dalam bentuk wawancara. Tanpa terasa, para peserta digiring untuk belajar melalui kesaksian para hamba Tuhan GRII yang diwawancara oleh Pdt.Dr. Stephen Tong. Beberapa pertanyaan cerdas dan tajam diberikan dan harus dijawab dengan lugas dan tidak bertele-tele oleh ‘interviewee’.

Menurut saya, seminar bermetode wawancara ini sangat inovatif dan kreatif, serta menjadikan seminar ini santai, namun tetap berkualitas. Di tengah-tengah wawancara, Pdt. Dr. Stephen Tong sering memasukkan banyak pengajaran sehingga peserta dapat belajar mencermati isu-isu penting yang disampaikan oleh pembicara, terutama dalam konteks pelayanan penginjilan. Seminar ini benar-benar menyemangati semua pekerja Tuhan untuk memiliki roh semangat pelayanan seperti yang dimiliki pembicara.

Tak terasa tiga jam berlalu, walaupun sebenarnya masih ingin duduk lebih lama lagi untuk lebih banyak belajar. Pada akhir seminar, semua staf YLSA yang hadir tidak hanya mendapat kesempatan berjabat tangan dengan Pdt. Dr. Stephen Tong, tapi juga berfoto bersama. Berkat yang kuperoleh hari itu akan terus terpateri dalam memori, dan membawaku lebih bersemangat melayani Tuhan sesuai dengan porsi dan talenta yang kumiliki, dan tempat di mana Tuhan menempatkan aku nanti.

Terima kasih Tuhan untuk kesempatan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan di kota Solo melalui KPIN, seminar, dan juga kesaksian yang kulihat dari teman-teman muda staf YLSA untuk membesarkan dan meninggikan nama Tuhan. Sungguh suatu kejutan rohani yang sangat luar biasa indah bagiku. Haleluya!


*Farida Lahenda adalah salah satu sahabat YLSA yang sempat berkunjung ke kantor YLSA beberapa waktu yang lalu.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 197 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (5) Trackbacks (0)
  1. Senang bisa ikut terlibat dalam acara KPIN, mendengar khotbah Pdt. Stephen Tong, dan mendapat banyak pengalaman dan pelajaran berharga di dalamnya. Senang juga bisa mengenal Ibu Farida walau belum sempat banyak mengobrol dan berbincang. Salut dengan semangat Ibu untuk terus melayani Tuhan. 🙂

    Semoga Tuhan terus pakai talenta dan kemauan Ibu Farida untuk melayani-Nya, serta hikmat bijaksana di dalam prosesnya.

    Ad Maiorem Dei Gloriem!

    • Terima kasih dorongan semangat darimu, Okti. Doakan terus agar diriku masih bermanfaat bagi orang lain di usia senjaku ini. Senang sekali bisa melihat secara langsung kegiatan teman-teman di Yayasan Lembaga SABDA yang sudah sejak lama menjadi idolaku dalam pelayanannya. Tabik manisku dari Surabaya khusus untuk dirimu dan juga untuk semua teman mudaku di sini.

      Tuhan Yesus memberkati pelayanan kalian yang penuh semangat dan tidak ada jemu-jemunya. 🙂 BuDhe FaLa (si tuBUh gueDHE, FArida anake LAhenda)

  2. Terima kasih ya Bu Farida telah berbagi di Blog SABDA. 😀

    Senang bisa berjumpa dengan Ibu walaupun hanya sebentar saja. Semoga di lain kesempatan bisa berjumpa lagi dan melayani bersama-sama dengan kami semua. 😀

    Selamat terus melayani di sana ya, Bu. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama. ;D

  3. Senang melihat semangat Pak Tong yang tidak pernah padam dalam melayani dan mengasihi Tuhan, masih sama seperti 35 tahun yang lalu. Butir-butir pengajaran yang berharga masih terus dibagikan, keluar dari perbendaharaan hatinya yang kaya oleh kasih Tuhan, seakan tidak kunjung habis. To God be the glory!

    Bersyukur Ibu Farida bisa ikut menikmati pengajaran yang tidak pernah lekang oleh waktu. Selamat melayani.

    • Terima kasih Ibu Yulia untuk semua kesempatan yang diberikan kepada saya. Semuanya membuka wawasan dan wacana bagi orang seusia saya. Benar kata Ibu, pengajaran itu tidak lekang oleh waktu. Bahkan, saya tidak segan belajar dari anak-anak yang jauh lebih muda dari saya.

      Tuhan memberkati Ibu sekeluarga dalam setiap pelayanan yang Ibu lakukan, juga bersama tim SABDA.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.