Bersama YLSA, Belajar Teologia
Sebagai staf baru di YLSA, saya tidak menyangka akan mendapat kesempatan untuk mengikuti kuliah padat Teologi Reformed selama 4 hari di Mojokerto. Bu Yulia memberikan tawaran tersebut, supaya saya nantinya dapat membantu Divisi Publikasi dan saya menyambut tawaran beliau dengan senang. Walaupun latar belakang pendidikan saya adalah TI (Teknik Informatika), namun saya tidak menutup diri untuk belajar hal yang lain. Selain pengalaman pertama mengikuti kuliah teologi, ini juga pengalaman pertama saya ke Mojokerto 🙂
22 Agustus 2010, pukul 11.00 WIB, kami bertiga memulai perjalanan 6 jam, dengan 3 kali berganti angkutan umum, untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Area kampus STTIAA sangat luas, tidak hanya memiliki gedung perkuliahan, namun juga asrama putra & putri, chapel, perpustakaan, rumah rektor, rumah-rumah dosen dan lapangan olah raga. Kami yang wanita, bertiga, tidur di salah satu kamar asrama wanita, sedangkan kak Rian tidur di kamar sendiri. Meskipun kami adalah mahasiswa luar, tapi kami juga diwajibkan untuk mengikuti semua peraturan yang sudah ditetapkan di sana. Kita semua ikut makan bersama mahasiswa yang lain, dan waktu untuk makan hanya 10 menit! Saya jadi belajar untuk bisa makan cepat. Udara yang sejuk dan dingin membuat kami sering kelaparan :D, akibatnya jadi banyak ngemil.
Pada tgl. 23 – 26 Agustus 2010, kami mengikuti perkuliahan yang padat dari pagi hingga malam. Prof. Joseph Tong, Ph.D., yang menjadi dosen pengajar kami, lahir di China, dibesarkan di Indonesia dan sudah lama tinggal di Amerika. Tidak heran apabila bahan kuliah yang kami pakai semuanya dalam bahasa Inggris. Jadi selain belajar teologi, saya bisa menambah perbendaharaan kamus kata bahasa Inggris saya. Dengan pengetahuan dan pengalaman Pak Tong yang sangat luas, beliau dapat dengan mudah menjelaskan dan menjabarkan materi kuliah dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti. Tidak jarang Pak Tong memberikan banyak cerita sebagai contoh dan di setiap akhir bab selalu memberikan kesimpulan, sehingga memudahkan kami untuk mengingat inti dari tiap bab. O ya, materi yang seharusnya untuk 1 semester itu dipadatkan dalam 4 hari, dan jumlah bab yang harus kami pelajari ada 24 bab! Bersyukur, kami berempat tidak harus mengikuti ujian.
Selain mengikuti kuliah, kami sebenarnya juga membawa misi untuk mempresentasikan tentang YLSA, Alkitab SABDA, Software Alkitab SABDA dan Audio Alkitab . Namun karena waktu kuliah yang sangat padat dari pukul 08.00-21.30 dengan jeda hanya untuk makan, kami tidak jadi presentasi. Untung saat itu Bu Yulia sudah datang menyusul kami sehingga beliau yang membawakan presentasi. Usai presentasi dari Bu Yulia, saya senang sekali karena bisa menolong untuk menginstalasikan SABDA dan memberikan sedikit penjelasan yang saya ketahui ke beberapa mahasiswa. Di sela-sela waktu istirahat pendek, kami bagikan CD Audio Alkitab. Secara keseluruhan, saya melihat respons dari mereka yang menerima CD sangat baik dan mereka sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh YLSA.
Banyak hal yang saya dapatkan selama di sana. Yang utama, tentu saja ilmu tentang Teologia Reformed. Saya juga bisa lebih mengenal mbak Novi, mbak Santi dan kak Ryan. Selain itu saya juga mendapat banyak teman baru. Salah satu hal yang tidak terlupakan, mereka (mahasiswa STTI-AA) tidak menyangka kalau kami sudah kerja. Mereka kira kami masih berumur 18 — 20 tahun 🙂 Hahaha, seandainya masih semuda itu … 🙂 Selain itu, apa yang sudah YLSA berikan di sana dapat menjadi berkat bagi setiap orang dan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Terima kasih untuk YLSA yang sudah memberikan kesempatan berharga ini kepada saya.
Cetak tulisan ini
October 8th, 2010 - 07:51
Betul, saya datang menyusul (telat satu hari) karena ‘dipaksa’ untuk datang! Inginnya sih ikut kuliah tapi ternyata di Pacet saya malah banyak ‘dikuliahi‘ Dr. Tong dengan hal-hal lain. Dr. Tong adalah dosen saya dulu waktu ambil kuliah di ITS, jadi dia banyak tahu tentang saya.
Saya sangat terharu dengan perhatian beliau terhadap pelayanan SABDA. Dia sangat ingin saya bisa mengembangkan pelayanan SABDA dengan lebih baik. Bahkan men-challenge saya untuk melebarkan sayap kantor YLSA. Mau sih, tapi bagaimana memulainya? Saya tahu jawabannya, kita harus berdoa dulu, tanya ‘Bapa’ yang di sono. Kalau dapat lampu hijau, ya kita baru bisa jalan.
Para Sahabat dan Pendukung YLSA serta teman-teman di YLSA, bantu kami dalam doa, ya!
October 21st, 2010 - 09:18
“Pengalaman pertama saya ke Mojokerto”, betul Wi. Ini juga pengalaman pertamaku ke Mojokerto 🙂
November 13th, 2010 - 16:07
@bu Yulia: Iya bu, pasti didukung dalam doa. YLSA pasti berkembang bagi hormat kemuliaan nama-Nya. 🙂
Tuhan berkati ^^