Kuliah Teologia di Pacet
“Penasaran, tertarik, dan tidak tahu apa-apa tentang teologia Reformed”, itulah yang pertama muncul di kepala saya ketika mendapat tawaran untuk mengikuti kuliah padat di STT IAA. Saya sempat berpikir “untuk apa ya ikut kuliah ini?” Namun, rasa tertarik dan penasaran mengalahkan ketidaktahuan saya. Baru pertama kali ini saya melakukan perjalanan jauh dengan teman-teman YLSA — sangat menyenangkan, unik, dan kami selalu memperlihatkan wajah-wajah kalem sepanjang perjalanan (memang pemberian Tuhan) 🙂
Kami sampai di STT IAA pada hari Minggu sore, 22 Agustus 2010, pukul 17.15. Kami disambut dengan ramah, lalu diantar ke kamar tempat kami tinggal, dan tak lupa diberitahu jam makan malamnya (itulah yang dinantikan). Kami berempat harus membiasakan diri dengan peraturan di sana (sangat disiplin), termasuk tata cara makan bersama (tidak boleh pilih meja sendiri). Setelah makan malam, kami belajar di ruang tengah sampai malam. Belajar? Iya, karena masing-masing kami harus mempersiapkan presentasi tentang YLSA dan produk-produknya, kalau nanti ada waktu… karena masih kurang pasti.
Esoknya, pagi-pagi benar kami sudah rapi, layaknya mahasiswa dan mahasiswi teladan 🙂 Setelah makan pagi, ibadah di chapel, kami mempersiapkan diri mengikuti kuliah. Kami mungkin terlalu bersemangat, sehingga pada hari pertama kami duduk di baris kursi paling depan, mendengarkan Prof. Joseph Tong, Ph.D. yang mengajar dengan sangat sistematis.
Pada hari pertama, saya pribadi merasa belum bisa mengikuti kuliah dengan lancar (masih perlu pemanasan). Namun pada hari kedua dan selanjutnya, sedikit demi sedikit saya bisa mengikuti materi kuliah dengan lebih baik, meski tidak sepenuhnya bisa saya pahami. Hal penting yang saya pelajari adalah bagaimana segala sesuatu harus dikembalikan kepada firman Tuhan sebagai dasar dari segala sesuatu. Menempatkan firman Tuhan di posisi utama adalah dasar teologia, gereja, penginjilan, dan hidup orang Kristen yang benar.
Perkuliahan ini bukan hanya menambah wawasan kami, melainkan secara khusus membukakan pikiran kami betapa pentingnya firman Tuhan untuk dipahami dan dilakukan. Bapak Tong dengan penuh semangat mendorong kami semua untuk membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu tidak hanya satu kali, tapi berkali-kali. Beliau sempat bersaksi, bahwa dia sudah membaca seluruh Alkitab sebanyak 65 kali, wow… Saya pribadi juga kagum karena beliau sangat mengasihi Tuhan. Saya percaya bahwa Tuhan mengajarkan kepada saya untuk lebih tekun lagi membaca firman Tuhan, sebagai bekal pelayanan yang jauh lebih penting daripada bekal kemampuan dan kepandaian. Terima kasih Yesus untuk kesempatan berharga ini.
Cetak tulisan ini
October 8th, 2010 - 10:37
Tidak sia-sia mbak Santi melakukan perjalanan jauh (serta memperlihatkan wajah kalem), karena berkatnya dibawa pulang dan dibagikan ke warga YLSA ini. Baik berkat rohani, maupun berkat ‘tempe kering’ 🙂
October 29th, 2010 - 20:32
Lho ada to di Pacet? Ini insidentil atau selalu ada tiap minggu ?
Salam
November 24th, 2010 - 11:26
Seperti kata pepatah “jauh perjalanan luas pengetahuan”. Mungkin gue bisa bilang “jarang ada orang yang memiliki peluang untuk belajar seperti kamu”. Kamu sangat beruntung karna kamu punya peluang seperti itu.