Santap Siang di YLSA
“Ting… ting…ting…”, adalah bunyi yang paling kita nantikan pada jam 12.00 siang. Kalau bel yang “menduduki” meja Bu Yulia itu dibunyikan oleh Bu Reso, maka tandanya makan siang siap disantap. Segera saja kami meninggalkan meja kerja untuk pergi menuju ke tempat makan yang nyaman dan sejuk. Tempat makan yang berupa pendopo yang disangga enam penyangga kukuh dan berlantai putih ini konon dibangun memang khusus untuk tempat makan staf YLSA. Di sekitar pendopo ditumbuhi banyak tanaman, ada juga kolam hewan (baca: ikan dan kecebong) sehingga membuat tempat ini kelihatan asri.
Ibu Reso dan Mbak Minah adalah tim dapur yang selalu menyiapkan makanan di meja makan kami. Menurut cerita para pendahulu saya, Ibu Reso ini sudah melayani di YLSA sejak YLSA berdiri (15 tahun). Sedangkan Mbak Minah sudah lebih dari 5 tahun. Mulai awal tahun ini, Mas Supri ikut membantu. Tugas Mas Supri rangkap-rangkap, selain mengantar dan menjemput Jesica ke dan dari sekolah, dia juga membantu tugas keluar, misalnya ke bank atau ke kantor pos atau mengantar Bu Yulia. Nah, kalau lagi tidak disuruh-suruh tugas keluar, maka dia akan ada di perpustakaan atau di dapur membantu Ibu Reso dan Mbak Minah memasak.
Suasana makan siang cukup menyenangkan karena sambil makan kita bisa bertukar cerita dan becanda. Kami berbagi cerita tentang apa yang sudah dikerjakan selama setengah hari kerja atau juga barter informasi-informasi terbaru. Meja makan kami dipisah berdasarkan selera. Ada kelompok yang suka pedas, ada juga yang sama sekali tidak suka pedas. Masing-masing staf adalah unik; di antara kami ada yang tidak suka tempe, seperti Therra. Ada yang tidak mau makan jamur atau udang, seperti Billy. Titus tidak suka makanan kuah yang bersantan, tapi Kusuma Negara suka makan apa saja terutama makanan kesayangannya yaitu nasi. Tidak ada satu butir nasi yang tersisa di piringnya :> Oh iya, ada juga Novi yang tidak suka ada daun bawang di telur gorengnya. Selain itu, ada juga yang makannya cepat, secepat kilat, seperti Yuppi, Billy, dan Theo. Tapi ada juga yang makannya pelan-pelan, seperti Ratri, Bu Yulia, Setya dan Therra.
Makan siang di YLSA terasa lebih menyenangkan ketika ada staf yang baru masuk karena pasti diberondong dengan banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para “senior” (baca: yang lebih dulu masuk). Lebih menyenangkan lagi kalau bertepatan ada staf yang ulang tahun. Nah, pasti ada tambahan makanan yang lain dari biasanya.
Makanan yang disiapkan bervariasi dan menyehatkan (baca: sederhana) — sayur bobor, sayur asem, soto, timlo, dll. Tahu dan tempe hampir tidak pernah ketinggalan. Pencuci mulutnya pun berbeda-beda, tergantung sedang musim buah apa. Saat musim mangga tiba, wah… kami selalu menikmati buah mangga buatan sendiri (baca: dari kebun di kantor, yang berada di teras rumah depan). Jika pencuci mulut sudah kami nikmati, tanda makan siang sudah selesai. Perut kenyang, jadi semangat lagi untuk bekerja di ladang Tuhan.
Cetak tulisan ini
June 2nd, 2010 - 13:20
Nah, ini dia tulisan yang sudah saya tunggu-tunggu!
Tidak seperti beberapa blog terakhir yang sepertinya lebih cocok masuk ke tutorial SABDA atau publikasi m-Biblika. Blog kali ini benar-benar tulisan yang “lezat” langsung dari “dapur” YLSA. (pun intended :-))
Saya yakin pembaca yang lain juga serasa bisa mengintip ke balik layar YLSA dan saya jadi kangen pingin mencicipi lagi masakan bu Reso dan merasakan lagi keakraban di meja makan.
June 2nd, 2010 - 13:27
Emang makan ‘ku cepat ya?
June 2nd, 2010 - 13:58
Kenapa namaku tidak tercantum di situ? hikss..
June 2nd, 2010 - 14:20
@Kak Dewo: Allow… siang ini Bu Reso masakin sayur pake jagung lho…. ^_^ (biasanya yang demen jagung mbak Kristin sama siapa tuw, hehehe)
@Theo: Hari kemarin makanmu cepet, the.. (aku duduk deketmu). Karna mam’mu cuma kerupuk khan? hehehe…
@Amii: Namamu tak tercantum karena yang lain banyak yang ngga tercantum kog, aku juga ngga tercantum. hehehe
June 2nd, 2010 - 14:37
Novi makannya juga pelan padahal cuma dikit, qiqiqiqi 🙂
Nov, koment-koment…
June 2nd, 2010 - 15:03
@mbak Ratri: Jangan salah, mbak Novi makannya pelan-pelan sekalian nunggu jatah buah nganggur, hehehe… (peace mbak Novi)…. :p
June 2nd, 2010 - 15:06
Saat makan siang ada beberapa pasangan yang sulit dipisahkan. Padahal peraturan di meja makan adalah tidak boleh duduk di samping orang yang sama setiap hari, kecuali meja dengan selera nonpedas.
Nah, Ami dan Tatik ini sulit banget dipisah …. katanya karena mereka masih imut-imut.
Ryan dan Theo juga biasanya sering bareng karena ada kemiripan wajah 🙂
Yochan dan Therra …. karena ada “pergumulan hidup” yang sama, he he he he ….
Kalau aku, biasanya nginthil Mbak Elly … karena punya “masa” yang sama di YLSA 🙂
June 2nd, 2010 - 15:13
Makan siang merupakan waktu yang ditunggu-tunggu. Bukan karena makannya, tetapi karena habis itu masih ada waktu fesbukan dan BBS 🙂
June 2nd, 2010 - 15:28
@Kusumanegara: haha… (kena deh…)
June 2nd, 2010 - 15:34
@mbak Evi: wah, namaku disebut juga, hehehe…
Mas Anto belum disebut karena dia staf khusus, hehe…karena dia masuk malam, jadi untuk makan bersama dengan staf lain hanya beberapa kali. ^_^
O’ya, mbak Anik belum di sebut ya?? Dia selalu mau kalau aku mendonorkan hijau-hijau’an (baca: sesawi) kepadanya, hehehe…
Ada 1 lagi… Gracie… ^_^
June 2nd, 2010 - 15:50
Setelah berbicara dengan komputer selama lima jam, akhirnya ngobrol ria bersama manusia di jam makan siang ^^
June 2nd, 2010 - 16:20
Fans makanan pedas –> rebutan sambal, itu pasti! Bahkan sampai dikoreti, kalau perlu sambal di meja lain juga diambil 🙂
Fans makanan tidak pedas –> adem ayem aja, paling kalem, dan paling murah hati karena sering memberikan sambal dengan sukarela hahaha 🙂
“Yang paling nrimo adalah Gracie, apa pun dia mau. Tidak pernah berebut juga (karena tidak ada yang diajak rebutan). Dia adalah saksi makan siang kita satu2nya dari dunia lain (baca: binatang). Semoga makan siang kita menjadi cerita menarik untuk anak cucunya Gracie ke depan.” 🙂
June 2nd, 2010 - 20:15
Lain siang lain malam. Biasanya aku sendirian tuh kalau makan… paling cuma Gracie yang selalu di bawah meja makan.
June 3rd, 2010 - 12:03
Suasana makan siang selalu menyenangkan… Apalagi kalau ada yang ulang tahun, menu makannya pasti spesial. Hadirnya minuman bersoda pasti paling cepat habis diserbu barisan YLSA.
Tapi di balik suasana yang menyenangkan itu, kadang ada musibah menerpa salah satu atau dua staf. Misalnya, staf2 yang tergelepar karena kaki kursi plastik yang didudukinya patah. Alhasil banyak juga kursi plastik yang menjadi korban kaum “kelas berat” di kantor. (hikikikikikik)
Seru…seru… walaupun tahu kawannya kesakitan karena jatuh, tapi gelak tawa tetap menggema… hhahahhahha.
Akhir kata selamat menyantap makan siang…..
June 4th, 2010 - 14:33
hehee..hehe.. sama kaya pak D (mas dewo), 3 tahun lebih pernah makan bareng di sana, kadang sebelum makan aku suka minum jamu titip bu Reso biar makannya tambah Roso :p
dulu aku juga makannya cepat lho tik, soalnya nggak tak proses langsung tak telan, eman2 sama koleksi gigiku yang satu club sama si kriting dulu wkwkwkw….
@truly n santi Salam kenal hehee…
@tatik, mbak evi, teo, amii, setyo, kusuma negara, mas anto, ratri, mas Dewo.. salam marisa wkwkwk…
(keseringan nonton radio 🙂 )
June 7th, 2010 - 15:44
Haha… makan-makan…
Jadi ingat Kusumanegara itu minumnya gak terlalu banyak, tapi kalo waktu makan keringatnya pasti paling banyak keluar… padahal ga ada pedesnya sama sekali tuch makanannya…
trus pada tahu ga yang paling diem waktu makan itu sapa dan yang paling ribut sapa?
Kalau yang paling ganteng yah sudah jelaslah siapa… hehe
June 7th, 2010 - 16:37
@Dodo
wakaka… pedes tauk… Kalau udah terlanjur ambil lauk yang pedes, waktu makan posisi kepala harus 30 cm dari piring… biar tidak kehujanan, hehehe…
Yang paling ganteng ya yang paling banyak keringatnya itu 😛
June 9th, 2010 - 09:36
Huaaa……kangen mau makan disana….Bu Reso…..mau kopi bu…wkwkwkwkwk
June 9th, 2010 - 15:40
@Kusumanegara
Gileee…. narsis banget see…. 🙂
Tapi hebat juga lho, sudah hampir dua minggu ini Kusumanegara tidak makan siang, dalam rangka mengurangi keringat yang keluar kalee??? xixixiixixixi
Tapi tetep aja kalau ada buah favoritnya, dia tetep tidak ketinggalan untuk memetiknya… (Peace, Ra…) 😀
June 13th, 2010 - 12:38
Sekarang ada kolamnya ya, asik juga rupanya.
June 14th, 2010 - 16:20
salut deh m ylsa…
June 16th, 2010 - 11:58
Jadi senyum2 baca blog ini. Inget lagi suasana makan siang yang riuh rendah.
Paling suka buah pepaya karena membantu metabolisme tubuh, alias bikin gampang ke belakang…hahahaha
Salah satu memori di YLSA yang tidak akan kulupakan..
June 16th, 2010 - 13:14
@Dodo : Yang paling diem Gracie, tapi yang paling ganteng ngga ada tuw…. Kapan2 ngadain YLSA Idol deh, biar tahu. hehhehehe…
@Kalpin Erlangga Silaen : salam kenal ^_^, suka minum kopi juga ya??
@Hardono: ada kolam, kami siap menerima penghuni baru untuk kolam itu, supaya tambah rame :p
@yohanna: pepaya sekarang jarang mbak, seringnya pisang, sering juga rebutan. uuk…aak….uuk…aak, hehehe
June 16th, 2010 - 13:18
@yohanna,
Iya, tapi sekarang belom musim pepaya, jadi ngga bisa menyantapnya de… sekarang lagi gemar makan buah favoritnya Kusuma Negara (pisang) 🙂
June 17th, 2010 - 13:40
@Tatiktuk:
Mosok nggak ada yang ganteng??? Kalo NGGAK ADA LAGI sich mungkin, hahaha.
@Mbak Setya :
Si Kusumanegara ngupas kulit pisangnya jadi terbelah tiga kan? 🙂
June 28th, 2010 - 20:22
Saat dipernikahan mas daniel, theo kasih tau buat liat blog SABDA dengan title ini. Setelah liat, wah heboh.. cuma satu kata “miss u all“.
July 15th, 2010 - 15:02
Ga nyangka behind the scene-nya YLSA keren banget. Kita tahunya baca kiriman-kiriman yang langganan kita aja. Ga tau kalau di belakangnya banyak tokoh yang cantik, manis, ganteng dan baguz. Tolong tulis lagi behind the scene lainnya, ya? Semoga YLSA makin maju, kami pelanggan dapat berkat truzzz. 🙂
November 23rd, 2010 - 12:24
Makanan kegemaran gue juga ada, bikin gue lapar aja nih.
Evi: Makan juga harus ikut praturan ya? Tadi kamu bilang nggak bisa duduk dengan orang yang sama setiap hari. Kaget deh…..