Blog SABDA
26Apr/107

Belajar Alkitab: Metode Meringkas Pasal

Mazmur 119:105-106

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku

Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.

belajar_alkitab_metode_meringkas_pasal

Setelah minggu lalu kami belajar bagaimana belajar Alkitab dengan metode devosional, minggu ini kami belajar menggunakan cara meringkas. Secara singkat, dengan menggunakan metode ini kita diminta untuk membaca sebuah pasal di Alkitab paling tidak sebanyak lima kali, lalu kita menuliskan di catatan kita pokok-pokok pikiran yang ditemukan di pasal tersebut.

Walaupun seluruh Alkitab dapat diselesaikan dalam 1.189 hari jika setiap hari Anda membaca satu pasal dengan urut, namun hal ini tidak direkomendasikan karena biasanya begitu sampai di Imamat atau Bilangan kita sudah menyerah (pengalaman pribadi :)). Oleh karena itu, pilihlah pasal mana pun yang ingin pelajari, lalu gunakanlah metode meringkas ini; dan untuk selingan gunakan pula metode yang lain. Apa keunggulan metode ini? Buku 12 Dynamics Bible Study Methods oleh Rick Warren memberikan empat keunggulan: mudah, cepat, tidak memerlukan alat bantu, dan cocok digunakan untuk membaca seluruh Alkitab secara cepat. Mudah dan tidak memerlukan alat bantu, karena Anda hanya perlu memahami 10 langkah dan Anda bisa melakukannya di mana pun, di ruang tunggu dokter, di kafe, pada saat menunggu kendaraan, dll.. Pilih sebuah kitab, lalu mulai dari pasal pertama hingga kitab itu selesai. Cepat dan cocok jika Anda ingin membaca seluruh Alkitab dengan waktu yang singkat karena setiap pasal hanya membutuhkan sekitar 20 menit, terutama jika isinya dalam bentuk naratif, seperti Kejadian, Injil, Kisah Para Rasul; namun demikian, untuk kitab nabi-nabi, Mazmur, dan surat-surat rasul Anda butuh waktu lebih banyak lagi, sekitar 30 menit.

Langkah-langkah yang perlu dipahami dapat disingkat menjadi “10 C”, karena semua langkah berawal dengan huruf C dalam bahasa Inggris.

  1. Caption (Kop) – berikan judul singkat untuk pasal itu.
  2. Contents (Konten) – jelaskan inti dari pasal itu.
  3. Chief People (Karakter-karakter penting) – daftarkan tokoh-tokoh yang penting dalam pasal itu.
  4. Choice Verse (Kalimat pilihan) – berikan ayat yang merupakan inti pasal itu (atau ayat yang paling mengena kepada Anda).
  5. Crucial Word/s (Kata-kata penting) – tuliskan istilah-istilah kunci di dalam pasal itu.
  6. Challenges (Kesulitan) – uraikan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dari bacaan tersebut.
  7. Cross-References (Kros-referensi) – gunakan referensi silan untuk memperluas pemahaman.
  8. Christ Seen (Kristus Terlihat) – carilah referensi, metafora, atau bahasa yang spesifik yang menampilkan Kristus di dalam bacaan tersebut (lebih mudah untuk Perjanjian Baru, lebih menantang/menarik untuk studi Perjanjian Lama).
  9. Central Lesson/s (Kunci Pengajaran) – catatlah prinsip-prinsip atau pelajaran utama yang Anda dapatkan dari bacaan ini.
  10. Conclusion (Konklusi) – tentukan bagaimana Anda akan mengaplikasikan apa yang Anda baca dalam kehidupan sehari-hari.

Di buku Metode Pemahaman Alkitab karangan Rick Warren telah disediakan semacam formulir, yang berisi langkah-langkah yang harus dikerjakan selama ber-PA dan kita bisa memakainya untuk mencatat hasil penemuan kita. Di kelompok saya, setiap anggota diberi waktu 20 menit untuk mengerjakannya dulu sendiri, lalu kami saling membagikan hasilnya sehingga kita dapat semakin menguatkan satu dengan yang lain. Saya pribadi lebih memilih metode ini dari beberapa metode lain yang sempat saya baca dari buku itu karena saya merasa cocok dengan sistem pembelajaran per pasal yang ditawarkan oleh metode ini; selain itu saya juga telah menerapkannya di dalam saat teduh pribadi saya di rumah.

Nah, silakan teman-teman memberikan kesan dan masukan tentang metode ini.

Kusumanegara

Tentang Kusumanegara

Kusuma Negara telah menulis 14 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (7) Trackbacks (0)
  1. Kesan pertama sepertinya metode ini menyenangkan. Apalagi saat mendengar istilah “TenSi”dalam metode ini. Namun sayangnya, saat mempraktikkannya ada beberapa poin yang sedikit membingungkan karena “tumpang tindih”, misal poin 2 dan 9.

    Walaupun begitu, mengetahui metode ini juga sangat membantu dalam memahami Alkitab. Bagi saya sendiri metode ini terbilang baru. Kalau bosan dengan metode konvensional, metode ini bisa juga dipraktikkan.

  2. Yap, menurut saya metode ini lebih baik dibandingkan dengan metode devotional karena kita diwajibkan untuk membaca sebanyak 5 kali dan hal ini membuat kita tahu apa yang menjadi inti pokok dari pasal yang kita bahas. Metode ini juga enak untuk dilakukan dirumah. Daripada kita “nganggur” mending kita membaca Alkitab dengan metode ini. GBU

  3. Senang rasanya, karena 2 metode telah berjalan dengan baik.

    Saya menemukan kekurangan dari metode ini, yaitu;

    a. Langkah no 6 dan 10 menurut saya hampir sama.

    b. Untuk membaca paling tidak sampai 5x membutuhkan waktu yang lama. Waktu mempraktikkan metode ini saya membaca ulang pasal pilihan sebanyak 3x. Puji Tuhan saya sudah bisa mengerti isinya ^_^

  4. Saya sebenarnya lebih senang dengan metode devotional dan sudah menggunakannya untuk saat teduh pribadi. Namun, metode Meringkas Pasal pun saya rasa perlu sesekali dicoba sebagai variasi untuk saat teduh. Bukan semata karena variasinya, namun memang perlu untuk sewaktu-waktu melihat juga keseluruhan pasal agar lebih mengerti lagi maksud dan pengajaran dalam pasal tersebut.

    Metode meringkas pasal sangat menyenangkan jika dilakukan berkelompok, bukan untuk pribadi karena bisa saling melengkapi pendapat antara rekan-rekan kelompok PA. Itu yang paling menyenangkan karena ternyata hasil ringkasan kami berbeda satu sama lain, dan mendapat lebih banyak berkat lagi 🙂

  5. Waktu pertama kali menggunakan metode ini, suasana kelompok doa saya sangat tenang sekali…seperti mengerjakan ujian negara 🙂 Membacanya saja sampai diulang 5 kali…Kira-kira 20 menit sesudahnya, diskusi segera berlangsung dan saya mendapatkan banyak wawasan yang lebih lengkap lagi dari share setiap teman.
    Metode ini lebih asyik jika dilakukan dalam waktu yang tidak
    dibatasi.

  6. Metode Meringkas Pasal ini sangat menolong saya untuk memahami isi Alkitab ditambah lagi pendapat dari kelompok diskusi melengkapi apa yang sudah saya ringkas dalam satu pasal.

  7. Menurut saya, penerapan metode meringkas pasal ini tidak selalu harus memenuhi 10 langkah-langkahnya. Jika suatu pasal berhasil diringkas meskipun kita belum menggunakan seluruh 10 langkah itu, tanpa kehilangan unsur-unsur penting pada pasal tersebut, maka tujuan PA kita sudah tercapai. Metode ini cukup menolong. Namun, apa pun metode PA kita, sebaiknya kita tidak menjadi terlalu metodis (baca: tidak ada kaitannya dengan aliran gereja metodis).


Cancel reply

Connect with Facebook

No trackbacks yet.