Pengalaman Menjadi Penerjemah di YLSA
Karier saya sebagai seorang penerjemah dimulai dari YLSA. Ketika lulus kuliah, saya sebenarnya tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai pengalih bahasa (penerjemah). Saat itu saya membaca sebuah iklan lowongan yang dimuat di salah satu koran lokal yang sedang mencari penerjemah, dan saya tertarik untuk mencobanya. Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya saya diterima menjadi penerjemah di YLSA ini. YLSA adalah tempat pertama saya mendapat pengalaman menerjemahkan bahan-bahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Sebagai yayasan yang menyediakan sumber bahan kekristenan terbesar di dunia maya, YLSA berkomitmen untuk menyajikan bahan-bahan bermutu untuk membangun iman jemaat Tuhan di mana pun mereka berada. Dari buku-buku Kristen berbahasa Inggris yang ada di perpustakaan YLSA, saya menemukan ada banyak sekali bahan bermutu yang tidak tersedia dalam bahasa Indonesia. Di sinilah saya, sebagai staf penerjemah YLSA, mengambil peran yang penting, yaitu menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. YLSA sampai hari ini masih terus memasang lowongan penerjemah karena masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Jika Anda rindu melayani sebagai penerjemah bahan-bahan kekristenan, silakan melamar ke YLSA.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama menjadi penerjemah di YLSA. Misalnya, ketika pertama kali menerjemahkan sebuah artikel untuk salah satu publikasi YLSA, saya mengalami kesulitan karena ada banyak terminologi/istilah kekristenan yang belum saya tahu, maka berulang kali saya harus buka kamus dan tanya sana-sini. Tak jarang, harus cari kata-kata lain karena tidak tepat padanannya bila diterjemahkan secara harfiah. Alhasil, pekerjaan saya pun harus dirombak sana-sini dan bahkan ditulis ulang supaya pas dengan makna yang diminta. Dari pengalaman ini, saya mendapat pelajaran berharga dalam menerjemahkan. Selain harus memiliki kosakata dan pengetahuan yang luas, keterampilan dalam memperhalus bahasa pun menjadi syarat agar terjemahan mudah dan enak dibaca serta dipahami. O ya, walaupun ada editor yang akan memeriksa hasil terjemahan kita, bukan berarti kita tidak perlu teliti. YLSA sangat menekankan ketelitian dan perhatian pada hal-hal detail. Kalau tidak teliti, kita akan mempersulit tugas editor. Dalam hal ini YLSA terbukti cukup profesional.
Karena sudah 6 tahun saya melayani sebagai penerjemah di YLSA, maka sudah banyak pengalaman yang saya dapatkan. Saat ini, YLSA memiliki tiga penerjemah yang aktif melayani penuh waktu. Tapi tiga penerjemah ini tentu tidak cukup, karena itu YLSA juga membuka lowongan relawan bagi mereka yang ingin membantu dari jauh. Sudah ada beberapa relawan yang membantu tugas penerjemahan di YLSA, misalnya Ibu Yenny, Ibu Tari, dan Ibu Rusiana. Itu pun rasanya masih kurang, karena ada banyak proyek yang dikerjakan YLSA. Bila Pembaca Blog SABDA tertantang dan rindu melayani sebagai penerjemah relawan atau Anda punya kenalan yang rindu bergabung bekerja penuh waktu di YLSA, silakan kirimkan surat lamaran dan CV ke <cv@sabda.org>.
Kesempatan untuk melayani, mengembangkan diri, dan menambah wawasan terbuka lebar di YLSA. Ayo, jangan ragu-ragu lagi ….
Cetak tulisan ini
October 29th, 2009 - 15:40
Duuuuhhh, salut buat mbak Ratri yang udah enam tahun berkecimpung dalam bidang penerjemahan. Pasti sekarang sudah jadi salah satu pakarnya 🙂
Aku perlu banyak belajar ni dari embak… biar aku bisa menerjemahkan bahan lebih baik dari hari ke hari.
Oiya, selama ini mbak Ratri paling suka menerjemahkan bahan apa? Pernah ngga menemukan artikel yang sulit banget? Trus berapa lama nyeleseinnya? Boleh dong bagi-bagi tips untuk bisa menerjemahkan dengan baik…
Bagi Anda yang jago/ingin tambah mahir dalam mengalihbahasakan, buruan aja ambil bagian dalam pelayanan YLSA. Jadi sukarelawan ok, jadi full-timer tambah ok lagi deh…. 🙂
Mari….mari…mari….
October 30th, 2009 - 13:53
Walah, kalo pakar ya belumlah…. Selama ini aku belum pernah milih-milih bahan apa yang aku suka untuk diterjemahkan, jadi bahan apa saja asal tidak susah diterjemahkan pasti aku suka :)) Masalah artikel yang sulit, pernah beberapa kali menerjemahkan artikel seperti itu, sampai hampir seminggu baru selesai 🙁 Biasanya kalau artikelnya sulit aku terjemahkan word for word dulu, setelah itu dibaca berulang-ulang untuk cari padanan yang pas atau untuk menghaluskan kalimatnya. Walah…kepanjangan ni komentarnya…. Thanks ya, Setyo…
November 24th, 2009 - 14:16
Hai Ratri, tak kusangka ternyata sudah 6 tahun kau di sana dan tetap teguh di terjemahan. Kamu pasti sudah jadi kamus berjalan di YLSA yach :), Hasil kerjamu tidak akan pernah sia-sia, selamat melayani.
Rat, kesulitan menterjemahkan bukan karena ngantuk tho?
Djoko,
November 24th, 2009 - 14:58
Hai Djoko….wah jadi ingat masa-masa perjuangan dulu pas dirimu masih di YLSA :))
November 27th, 2009 - 22:00
Saya mau dong ikutan jadi penerjemah, bagaimana caranya ya?
Terima kasih
November 30th, 2009 - 10:35
Halo Satrio,
Tolong Anda masuk saja ke: http://www.ylsa.org/lowongan#penerjemah
Di situ, Anda dapat melihat kualifikasi menjadi penerjemah di YLSA dan alamat ke mana Anda harus mengirim surat lamaran Anda.
Thx n GBU
February 22nd, 2010 - 21:34
Dian, kamu penerjemah juga ya??
April 1st, 2010 - 22:21
Kalau freelance bisa tidak yah..
(gratis juga ok)
April 3rd, 2010 - 10:13
Bagaimana dengan penerjemah lepas, apakah diperlukan di sana?
apa ada kesempatan untuk melayani di sana sebagai penerjemah lepas (grats pun saya mau)