kerjakan_yang_aku_mau_vs_yang_tuhan_mauBeberapa waktu yang lalu saya dengan beberapa rekan di YLSA mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh salah satu gereja di Solo. Karena topik yang diiklankan kedengaran menarik dan dibawakan oleh motivator yang cukup terkenal di Indonesia, maka saya pun ikut. “DO WHAT YOU LOVE, LOVE WHAT YOU DO”, adalah judul seminar yang dibawakannya. Harapan saya seminar ini dapat menolong saya untuk mengatasi kejenuhan kerja yang kadang timbul tenggelam.

Tidak ada dasar alkitabiah yang dibahas di dalam seminar ini, kecuali beberapa ayat yang sepertinya disebut dengan sedikit dipaksakan. Pembahasan adalah sekitar hal-hal umum yang menjadi kendala kita untuk maju, baik di dalam pekerjaan maupun relasi. Jika kita mengenal diri dengan baik maka kita akan dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki, begitulah kira-kira inti seminar itu. Secara pribadi, tentu ada masukan-masukan positif yang bisa saya ambil dari seminar yang berdurasi kurang lebih 3 jam itu. Namun, ada juga perenungan lain yang menjadi pelajaran penting untuk saya.

Pembicara seminar itu mengajarkan tentang bagaimana kita dapat “Love What We Do”, tapi setelah saya renungkan, saya menyadari bahwa bekerja itu pada hakikatnya tidak mungkin selalu menyenangkan. Bagaimanapun, pasti ada saat-saat titik jenuh yang akan kita alami, dalam pekerjaan apapun, bahkan pekerjaan yang kita sukai sekalipun. Sebagai seorang Kristen, saya belajar bahwa supaya kita dapat “Love What We Do”, maka dalam bekerja sebaiknya kita jangan hanya bekerja karena kita harus bekerja, melainkan karena kita mencintai Tuhan yang memberikan pekerjaan kepada kita. Sukacita ada saat kita taat melakukan tugas yang Tuhan berikan dan kita dapat memuliakan Tuhan lewat pekerjaan kita. Menurut saya, melakukan apa yang Tuhan inginkan adalah sebuah nilai yang kekal. Tuhanlah yang mengenal diri kita, dan Dia jugalah yang memberikan karunia kepada kita. Mari kita memaksimalkan apa yang telah Dia berikan itu untuk melakukan apa yang Dia inginkan. Nah, bagaimana kalau topik seminar itu diganti seperti ini: “Do What God Loves”, bukan “Do What I Love”. Saya yakin ini hal yang lebih utama. Tuhan memberkati.