Blog SABDA
26Sep/184

Pelayanan SABDA di Australia

oleh: Yulia

Ketika kami mendapat undangan dari GRII Sydney untuk memberikan seminar tentang “digital ministry“, kami menawarkan enam topik seminar yang bisa dipilih. Namun, dari beberapa pembicaraan lewat email dan telepon, dan jadwal yang diatur sedemikian rupa, akhirnya disepakati untuk mengambil enam topik seminar sekaligus. Selain masing-masing topik saling berkaitan, kami juga melihat pentingnya membuka wawasan jemaat tentang dunia digital Kristen secara mendalam. Setelah pembicaraan lebih lanjut, GRII Melbourne ternyata juga tertarik untuk mendapatkan seminar yang sama (namun, dengan waktu yang lebih pendek). Karena itu, jadilah kami pergi ke Sydney dan Melbourne dengan total waktu tiga minggu (6 — 22 Agustus) karena masing-masing seminar hanya bisa diadakan pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu).

Keenam topik seminar tersebut adalah:

1. Digital Word for the Digital World
Pesan firman Tuhan (Alkitab) tidak pernah berubah dari zaman ke zaman karena firman Tuhan adalah kekal dan tidak akan lekang karena waktu. Akan tetapi, media (teknologi) yang tersedia untuk menyebarkan firman Tuhan selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai orang Kristen, bagaimana kita menyikapi perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini? Apakah teknologi itu dari Tuhan? Sejauh mana teknologi dapat dipakai dalam penerjemahan Alkitab dan penyebarannya?

2. Biblical Digital Quotient
Di samping memberi dampak yang sangat positif, dalam perkembangannya, teknologi ternyata juga memberikan dampak negatif yang cukup membahayakan. Namun demikian, tidak ada manusia yang dapat menghindar dari memakai produk-produk teknologi. Ada banyak usaha yang telah dilakukan oleh para pakar, baik dari dunia pendidikan atau psikologi sekuler, bahkan agama, untuk menolong manusia terhindar dari pengaruh buruk teknologi. Sebagai orang Kristen, kiat-kiat apa yang harus kita pegang agar tidak tersesat saat menggunakan teknologi?

3. Biblical Computing
Seni penggalian/pemahaman Alkitab (PA) secara lambat, tetapi pasti, mulai hilang dari kehidupan jemaat. Melimpahnya bahan-bahan khotbah dan artikel-artikel Kristen tidak seharusnya menggantikan kehidupan pribadi yang lekat berinteraksi dengan firman Tuhan (Scripture engagement). Apalagi, saat ini, kemajuan teknologi telah memungkinkan pengembangan “Biblical Computing” yang menghasilkan alat-alat dan metode-metode studi Alkitab yang lebih relevan bagi generasi milenial yang akrab dengan dunia digital. Mari kita kobarkan kembali semangat Reformasi untuk “back to the Bible” sehingga gereja berakar dengan kuat dan bertumbuh dengan lebih sehat.

4. 21st Century Discipleship
Inti perintah Amanat Agung adalah panggilan kepada gereja dan anak-anak Tuhan untuk menjadi murid-murid yang membuat murid-murid bagi Kristus. Perkembangan teknologi telah menyediakan sarana yang sangat luas yang seharusnya dapat mendorong anak-anak Tuhan untuk semakin giat menjalankan panggilan ini. Akan tetapi, mengapa baik “dengan” atau “tanpa” perkembangan teknologi, anak-anak Tuhan masih sulit menghayati dan memaknai hidup sebagai murid-murid Kristus yang menghasilkan murid? Bagaimana teknologi abad ke-21 dapat mendorong gereja dan anak-anak Tuhan untuk giat membuat murid-murid abad ke-21?

5. Digital Ministry: IT 4 God
Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi, telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Dampak perkembangannya telah mengubah seluruh umat manusia, termasuk orang Kristen. Teknologi bukan saja mengubah bagaimana cara orang Kristen berkomunikasi, belajar, bergaul, dan berelasi, tetapi juga bagaimana orang Kristen hidup dan bagaimana gereja melayani pada era digital. Bagaimana gereja seharusnya mengikuti perkembangan zaman tanpa terseret ke dalam arus zaman?

6. Mission in the Digital Era
Akses internet telah membuat penduduk digital di dunia maya mengalami pertumbuhan yang eksponensial. Saat ini, ada lebih banyak penduduk dunia yang hidup dan berfungsi secara lebih nyaman di dunia maya daripada di dunia nyata. Pernahkah orang Kristen melihat penduduk dunia digital sebagai ladang misi baru pada era digital ini? Bagaimana gereja dapat membuka diri untuk menjangkau penduduk dunia digital dan mengembangkan pelayanan misi yang relevan pada era digital ini? Pelayanan misi digital apa saja yang dapat dilakukan oleh gereja abad ke-21 ini?

Perjalanan ke Australia ini adalah perjalanan pertama saya untuk mengunjungi benua Australia. Sebelum berangkat, kami sudah diberi tahu bahwa Australia sedang musim dingin, jadi kami berusaha menyiapkan mental agar tidak terlalu “menderita” selama di sana. Bersyukur karena kami pergi ke Sydney terlebih dahulu sehingga ada waktu untuk beradaptasi, karena dinginnya Melbourne ternyata lebih “menggigit” dibandingkan di Sydney. Di tengah kesibukan pelayanan di Sydney dan Melbourne, kami juga bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengunjungi sahabat lama kami yang tinggal di Adelaide, Bapak/Ibu Norman. Di Adelaide, kami bisa berbagi cerita dan juga kesaksian tentang pelayanan SABDA di persekutuan keluarga dari gereja Bapak/Ibu Norman. Walaupun sempat masuk angin, saya bersyukur karena Tuhan sudah mengatur seluruh perjalanan kami dengan sangat baik sehingga semua lancar dan kami bisa sangat menikmati, khususnya persahabatan dengan saudara-saudara seiman di Sydney, Melbourne, dan Adelaide. “Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikan-Mu. Engkau sungguh Allah yang Mahadahsyat. Kebaikan-Mu akan kukenang dan kuceritakan sepanjang hidupku.”

Doakan untuk GRII Sydney dan GRII Melbourne agar kiranya Tuhan memakai gereja-gereja ini untuk memberitakan Injil dan mendewasakan jemaat Indonesia di sana. Menambahkan dan mengintegrasikan “pelayanan digital” di tengah pelayanan yang sudah ada sangat penting karena mereka rindu agar Tuhan membukakan pelayanan yang lebih luas, terkhusus untuk menjangkau generasi digital (yang saat ini menjadi generasi yang terhilang dari gereja Tuhan). Doakan agar Tuhan membuka kesempatan yang luar biasa di Sydney dan Melbourne supaya terjadi akselerasi penyebaran Injil melalui berbagai cara yang tersedia pada era digital ini. Terpujilah Tuhan yang empunya ladang pelayanan generasi ini.

Yulia

Tentang Yulia

Yulia Oeniyati telah menulis 22 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (4) Trackbacks (0)
  1. SABDA bisa berbagi di Australia … keren! Semoga GRII Sydney dapat menerapkan digital ministry dengan baik. Amin.

  2. Semakin besar ladang yang Tuhan percayakan bagi SABDA. Luar biasa Tuhan yang memberi dan tuntunan-Nya. Praise the Lord!

  3. Langkah yang sangat baik dalam meluaskan kekuasaan Kristus di dunia ini. Subjek yang dipilih juga sangat baik dan kritis, serta relevan dengan kondisi saat ini. Semoga YLSA bisa semakin ‘go-international’ lagi. TYB!

  4. YLSA sudah sampai di Australia… mantap!!!. Kiranya semakin dipakai Tuhan lebih dasyat lagi, dan YLSA semakin dipakai untuk memberkati bangsa-bangsa. God bless.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.