Blog SABDA
12Apr/184

Ibu-Ibu di Dapur YLSA

Oleh: Davida

“Kami juga berdoa untuk ibu-ibu di dapur yang telah menyiapkan makan siang pada hari ini, kiranya Tuhan Yesus memberkati mereka ….”

Kalimat di atas hampir selalu terucap oleh staf SABDA yang mendapatkan giliran berdoa sebelum kami menyantap makan siang. Ya, kami menyadari bahwa tanpa tangan-tangan para ibu yang sudah mengolah bahan-bahan mentah dari pasar, kami tidak dapat menyantap makan siang untuk memulihkan tenaga kami. Ada empat orang ibu yang menolong pekerjaan-pekerjaan rumah tangga di YLSA. Dua orang ibu, yaitu Ibu Reso dan Mbak Dikem, bertugas untuk meracik bahan-bahan mentah, memasaknya, dan menghidangkannya untuk staf SABDA. Sementara itu, dua ibu lainnya, yaitu Mbak Ros dan Mbak Tiwi, memiliki tugas utama yang lain di luar tugas memasak. Namun, terkadang, mereka berdua juga terjun ke dapur untuk membantu memasak apabila Ibu Reso atau Mbak Dikem berhalangan masuk.

Setiap siang, kami menyantap makanan yang bergizi bagi tubuh kami. Namun, masakannya bukan masakan ala resto berbintang, masakan Ibu Reso adalah masakan rumahan yang “ngangenin”. Salah satu jawaban terbanyak dari teman-teman yang pernah bekerja di SABDA ketika diberi pertanyaan apa yang mereka rindukan dari SABDA adalah: “Kangen masakan Ibu Reso!” Salah satu masakah favorit yang disukai hampir semua staf SABDA adalah “nasi goreng”. 🙂 Masakan-masakan lainnya adalah soto ayam, kare, tumpang, sayur bening sawi, tempe mendoan, semur ayam, tongseng, dan sebagainya. Setiap hari, sepertinya Ibu Reso dan Mbak Dikem melakukan “scrum” atau “daily meeting” untuk membahas akan masak apa hari ini dan mengevaluasi apa yang sudah dimasak kemarin. Beberapa kali, saya juga mendengar mereka merencanakan masak apa hari ini berdasarkan suhu, cuaca, dan kondisi kesehatan staf. Betapa mereka sangat perhatian, ya. 🙂 Yang lucu adalah terkadang menu yang sudah direncanakan bersama akan berubah ketika hasil belanjaan Ibu Reso tidak sesuai dengan rencana masak hari ini, hahaha. 🙂 Meski begitu, mereka tidak kapok untuk membahas akan masak apa hari ini sebelum Ibu Reso berangkat ke pasar.

Mbak Tiwi dan Mbak Ros akan datang ke dapur SABDA menjelang makan siang setelah mereka selesai mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing; Mbak Tiwi di kantor Griya SABDA, sedangkan Mbak Ros mengerjakan tugas rumah tangga untuk area kantor lama dan AYT Center. Mereka berdua datang untuk membantu menata piring untuk semua staf SABDA dan setelah itu akan membantu mencuci piring. Keempat ibu ini sangat riang. 🙂 Kalau mereka sudah berkumpul bersama, biasanya mereka akan membicarakan apa saja seputar anak, cucu, maupun keseharian mereka. Sambil bekerja, mereka saling sharing. 🙂

“Makasih Buk,” begitulah kata-kata yang dilontarkan oleh staf SABDA ketika mereka memasuki ruang dapur untuk meletakkan piring kotornya di tempat cuci piring. Dan, senyum dari bibir ibu-ibu itu pun merekah ketika melihat piring-piring kami bersih ludes tanpa ada sisa …. Mereka senang ketika melihat kami kenyang dan kembali segar melanjutkan tugas kami melayani Tuhan di kantor.

Saya bersyukur karena melalui ibu-ibu ini, saya belajar tentang tubuh Kristus. Semua orang punya peran yang berbeda dalam tubuh Kristus sesuai dengan bagian yang Tuhan tetapkan bagi mereka. Dan, ibu-ibu di dapur YLSA ini menjadi salah satu bagian penting untuk menjaga kami tetap sehat dan bertenaga sehingga dapat terus melayani Tuhan di YLSA. Sekali lagi, “Terima kasih Ibu Reso, Mbak Dikem, Mbak Tiwi, dan Mbak Ros, Tuhan Yesus mengasihi dan memberkati Ibu-Ibu semua.” 🙂

Evie

Tentang Evie

Davida Dana telah menulis 39 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (4) Trackbacks (4)
  1. Makasih ibu-ibu di dapur YLSA, sudah membuat masakan yang enak tiap hari. Kiranya pelayanan ibu-ibu semua dapat menjadi berkat bagi seluruh staf SABDA. Jesus bless

  2. Makanan ibu-ibu dapur inilah yang menjadi kekuatan kami dalam melayani tiap hari, hehe. Semoga mereka bisa terus memasak masakan yang enak-enak, dan semoga mereka selalu diberkati dalam pekerjaan mereka. TYB!


Leave a comment

Connect with Facebook