Blog SABDA
6Feb/151

Kunjungan ke Rumah Mbah Atmo

Hari Rabu, tanggal 10 Desember 2014, saya dan teman-teman dari YLSA mengunjungi rumah Mbah Atmo, yang adalah orang tua Pak Josep. Masih dalam rangka kunjungan Natal dari YLSA, saya, Santi, Pak Berlin, Setya, dan Hadi, yang kata temanku dia itu “spesialis Mbah-Mbah”, berangkat bersama-sama dengan menggunakan sepeda motor. Oh ya, Pak Josep dan istrinya juga ikut mengantar kami. Jalan ke rumah Mbah Atmo lumayan jauh melewati sawah-sawah, dan di jalan banyak lubang dan bebatuan yang terjal, namanya desa Sadon. Aku ingat, aku pernah ke desa itu sekitar 3 kali dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tetapi sepertinya tidak ada perubahan dan keadaan jalannya tetap sama. Perubahan yang aku lihat hanyalah ada proyek jalan tol (flyover) yang dibangun melintas di atas desa Sadon.

Ketika kami tiba di rumah Mbah Atmo, kami disambut dengan baik dan ramah oleh keluarga di sana. Mbah Atmo tinggal bersama dengan salah satu anaknya. Aku terkesan pada waktu datang ke sana, ternyata Mbah Atmo tinggal di tengah-tengah keluarga berbeda keyakinan. Namun, mereka tetap hidup rukun dan menjunjung tinggi toleransi beragama, dan salah satu anak menantunya yang berbeda keyakinan juga ikut duduk bersama-sama kami.

Sebelum acara dimulai, kami mulai ngobrol-ngobrol dengan Mbah Atmo, dengan tujuan supaya kami semakin mengenal Mbah Atmo dan keluarganya. Mbah Atmo banyak cerita tentang kehidupannya dan anak- anaknya, dan rasa sakit yang pernah dialami ketika ia jatuh. Menurut cerita Mbah Atmo, meskipun salah satu anaknya sudah membeli obat untuknya, Mbah Atmo tetap berdoa minta kesembuhan dari Tuhan karena Mbah Atmo percaya kesembuhan sakitnya hanya didapat dari Tuhan Yesus. Umur Mbah Atmo sudah 75 tahun, pendengarannya sudah berkurang, dan untuk jalan juga sangat susah. Namun, semangatnya tidak kalah lho sama yang muda-muda, termasuk aku he he he he …, jadi teguran nih buat aku.

Saat acara dimulai, kami mulai menyanyikan lagu Natal, dan aku terkesima Mbah Atmo ikut menyanyi. Ternyata, Mbah Atmo suka sekali memuji Tuhan. Ketika Santi menyampaikan renungan dari firman Tuhan, dengan tenang dan penuh perhatian Mbah Atmo mendengarkan apa yang dikatakan Santi. Setelah itu, Mbah Atmo kembali berbagi cerita, dan kalimat yang membuatku terkesan adalah Mbah Atmo terus meminta kekuatan dari Tuhan sampai sekarang ini dan ia tiap hari selalu berdoa kepada Tuhan mohon ampun akan dosa-dosanya. Kami juga mendapatkan banyak pelajaran yang berharga dari kehidupan Mbah Atmo yang dapat kami jadikan teladan, yaitu semangatnya yang luar biasa.

Ketika perjalanan pulang, kami melewati kembali sawah-sawah. Kalau pada waktu berangkat masih terang, ketika pulang sudah sangat gelap dan sepi. Kami mengikuti Pak Berlin yang naik motor paling depan. Aku berpikir Pak Berlin hebat karena baru datang sekali, sudah tahu jalan pulang. Namun, ternyata Pak Berlin menemukan jalan buntu hahahaha … akhirnya, kami berbalik dan berharap bisa menemukan jalan yang benar. Puji Tuhan! Akhirnya, kami bisa pulang kembali ke rumah kami masing-masing. Saya sangat bersyukur atas berkat Tuhan hari itu.

Tentang Anik

Lani Mulati telah menulis 13 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (0)
  1. Saya pun ikut berkunjung ke rumah Mbah Atmo. Kami semua disambut hangat oleh Mbah Atmo dan keluarga. Kesan saya tatkala mengunjungi simbah Atmo adalah Tuhan menggenapi apa yang dikatakan-Nya.. bahwa Ia akan tetap menggendong umat-Nya bahkan sampai masa tua.

    Melihat simbah Atmo yang sudah tidak muda lagi dan semakin memiliki banyak keterbatasan, tetapi tidak patah semangat untuk mengiring Kristus, membuat saya terenyuh sekaligus bersyukur. Tuhan Yesus sungguh teramat baik!


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.