Blog SABDA
8Nov/190

Pengalaman Magang di YLSA: Seni Menerjemahkan

Oleh: Nike

Perkenalkan saya Eunike. Teman-teman saya biasanya memanggil saya dengan nama Nike. Saya adalah mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Universitas Kristen Satya Wacana. Saya sudah magang di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) bersama tiga teman saya, yaitu: Senda, Gabriel, dan Maya.

Selama magang, banyak hal yang saya pelajari: mulai dari menerjemahkan subtitle, rekaman artikel, membuat caption, membuat quotes, dan yang paling utama menerjemahkan artikel. Bahan-bahan yang diberikan kepada kami untuk diterjemahkan adalah artikel Kristen. Pada minggu pertama, setiap kami diberi tiga artikel untuk diterjemahkan selama satu minggu. Tidak sampai di situ, artikel yang sudah diterjemahkan tidak langsung dianggap selesai, masih ada proses selanjutnya, yaitu pair editing. Artikel yang sudah selesai diterjemahkan harus diberikan kepada salah satu teman kami untuk diedit atau dicek hasil terjemahannya supaya jika ada kesalahan atau ada kata yang tidak tepat terjemahannya, dapat diperbaiki. Pada awalnya, sulit bagi saya dan teman-teman untuk menerjemahkan artikel Kristen karena banyak istilah kekristenan yang jarang kami temui. Saat kuliah, kami lebih banyak menerjemahkan artikel akademis, bahasa yang digunakan pun berbeda dengan yang ada di artikel Kristen. Namun, seiring waktu berjalan, kami mulai terbiasa dengan istilah-istilah yang ada.

Tidak hanya itu, kami juga belajar membedah hasil terjemahan. Tujuannya adalah untuk melihat kualitas hasil terjemahan apakah sudah baik atau belum, dan bisa memberikan masukan-masukan untuk terjemahan tersebut. Salah satunya dengan mengetahui kesalahan-kesalahan dalam terjemahan. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak magang, tetapi ada mentor dan tim penerjemah SABDA yang ikut terlibat di dalamnya. Biasanya, butuh waktu 30 menit sampai 1 jam untuk melakukan bedah terjemahan. Manfaat yang saya dapatkan dari kegiatan ini adalah saya menjadi tahu kesalahan-kesalahan besar maupun kecil dalam hasil terjemahan saya, seperti: kesalahan teknis dalam penulisan, kalimat yang tidak sesuai dengan konteks, dan penggunaan EYD yang tidak tepat. Dengan kegiatan ini, kami didorong untuk terus mengerjakan tugas terjemahan agar lebih baik lagi.

Perjalanan magang kami dievaluasi setiap akhir minggu dan akhir bulan. Semoga ke depannya, melalui semua hal yang sudah dipelajari ini, dapat membantu kami lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas terjemahan. Tuhan menolong kita.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 197 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Kategori: HRD
Kata kunci: , ,
Leave a comment
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.