Blog SABDA
4Dec/141

YLSA pun Menggemakan Misi “Finishing The Task”

Oleh: Ayub*

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti seminar di sebuah Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Kristus Alfa Omega di Semarang. Acara yang diselenggarakan oleh lima lembaga pelayanan kaum muda Kristen, yaitu LPMI, IPN, Perkantas, Perspective, dan SVM2 ini mengangkat tema mengenai misi dengan judul “Finishing The Task”. Pada acara tersebut, YLSA mendapatkan kesempatan untuk membuka “booth” SABDA.

Sabtu pagi, 15 November 2014, saya berangkat bersama dengan tim YLSA, yaitu Mas Benny, Mbak Wiwin, dan Hilda. Dalam perjalanan menuju ke Semarang, tiba-tiba ada masalah dengan mobil yang kami tumpangi sehingga mobil tersebut berhenti di tengah perjalanan. Saya sendiri cukup panik dan sempat berpikir bahwa kami mungkin tidak dapat mengikuti seminar tersebut. Namun, terpujilah nama Tuhan, pertolongan-Nya selalu terjadi di waktu yang tepat. Kami berupaya supaya memancing mesin bisa hidup dengan mendorong mobil dan mengisinya dengan oli mesin. Akhirnya, mesin hidup kembali dan dapat mengantarkan kami ke tempat yang akan kami tuju dengan tepat waktu.

Tiba di sana, kami mulai membagi tugas dan mempersiapkan booth SABDA. Rangkaian acara seminar ini meliputi empat sesi yang terdiri atas pameran, seminar, kapita selekta, dan KKR. Sesi pertama adalah pameran yang diisi oleh beberapa lembaga misi, pameran buku, kerajinan tangan, termasuk produk-produk YLSA, dan lain sebagainya. Tak lama setelah kami menata dan mencoba mengatur produk-produk YLSA di booth kami, beberapa orang sudah mulai berdatangan untuk melihat-lihat. Hari itu adalah pertama kalinya saya ikut melayani di booth SABDA. Bagi saya, ini bukan pekerjaan yang mudah dan saya sempat kebingungan karena para pengunjung memberikan berbagai pertanyaan tentang produk YLSA yang belum begitu saya ketahui, tetapi saya bersyukur ada Mbak Wiwin, Hilda, dan Mas Benny yang banyak memberikan penjelasan mengenai produk-produk YLSA.

Saya pribadi bersyukur ketika melihat antusias para pengunjung booth yang adalah anak-anak muda yang terbeban dengan pelayanan misi. Saya juga bertemu dengan beberapa orang tua yang berkunjung dan meminta bahan pada YLSA untuk pelayanan gereja. Sesi pameran ini berlangsung hanya satu jam sehingga belum banyak orang yang mengetahui keberadaan booth SABDA. Sesi kedua pun dimulai, yaitu seminar dengan judul “Biblical Perspective of Missions”, yang dibawakan oleh Pdt. Dr. Bagus Suryantoro. Setelah sesi pertama selesai, langsung dilanjutkan dengan sesi ketiga, yaitu kapita selekta. Kami pun sepakat untuk mengikuti masing-masing satu kapsel. Saya mengikuti kapsel suku-suku terabaikan. Mbak Wiwin dengan sesi edukasi misi, Hilda mengikuti sesi doa misi, sementara Mas Benny tetap tinggal untuk menjaga booth SABDA. Setelah sesi kapita selekta selesai, ada waktu bagi peserta untuk istirahat selama setengah jam, kami pun bergegas menuju booth dan mulai siaga di sana untuk kembali melayani pengunjung. Bersyukur booth SABDA kembali penuh dan beberapa pengunjung yang datang sebagian besar adalah mahasiswa, di antaranya ada yang dari UNDIP, UKA, STT Simson, dan pemuda-pemuda yang diutus oleh gereja-gereja. Sementara yang lainnya adalah beberapa hamba Tuhan dan penjaga booth lain di sekitar kami. Kami merasa senang karena ternyata masih banyak pemuda yang tergerak untuk melayani Tuhan dan memikirkan tentang gereja. Beberapa bahan CD yang kami bawa juga sangat dibutuhkan untuk membantu pelayanan mereka. Yang membuat kami lebih bersemangat adalah salah satu pengunjung, yaitu seorang bapak yang sedari awal terus berada di booth SABDA. Tanpa komando dari siapa pun, beliau mengajak anak-anak muda untuk mengunjungi booth SABDA dan menjelaskan produk-produk YLSA. Kami begitu bersyukur karena Tuhan memakai orang yang tidak kami kenal menjadi perpanjangan tangan kami untuk memperkenalkan dan membagikan produk pelayanan YLSA dengan sukarela.

Seusai istirahat, acara dilanjutkan dengan sesi terakhir, yaitu KKR, yang dimulai pada pkl. 17.00. Pembicara pada sesi ini adalah Pdt. Dr. Bagus Suryantoro, yang kembali mengulas bahan di sesi seminar, di awal acara. KKR berlangsung sekitar 2,5 jam, dan diakhiri dengan tantangan yang diberikan kepada setiap pemuda untuk menjadi utusan misi di mana pun mereka ditempatkan dan mau dipersiapkan untuk menjadi seorang pembawa misi Allah. Setelah acara selesai, kami kembali ke booth. Ternyata, saat itu hanya booth SABDA yang tersisa karena yang lain sudah meninggalkan tempat. Puji Tuhan, beberapa orang masih berdatangan dan menggunakan kesempatan terakhir untuk meminta bahan-bahan YLSA dari kami. Setelah benar-benar selesai, kami membereskan bahan-bahan yang tersisa dan membawanya masuk ke dalam mobil, kemudian bersiap pulang. Sebelum pulang, kami makan malam terlebih dahulu dan mencari tempat makan yang dekat dengan gereja, tempat seminar diadakan. Sambil makan malam bersama, kami diminta untuk membagikan pelajaran apa yang sudah kami terima selama acara, khususnya saat mengikuti kapita selekta.

Saya sangat bersyukur bisa melayani bersama YLSA di luar kota untuk pertama kalinya. Secara fisik memang sangat melelahkan, tetapi saya pribadi mengucapkan syukur karena banyak pelajaran hidup yang saya dapat melalui seminar, KKR, terlebih dalam pelayanan bersama tim YLSA. Belajar bekerja sama, bercerita tentang pelayanan YLSA kepada orang lain, belajar menerima kritik, serta belajar untuk mengerti keadaan gereja-gereja saat ini yang terlihat melalui utusan-utusan pemudanya. Saya pun berpikir, pelayanan YLSA yang memperlengkapi pelayan Tuhan dan gereja-gereja tentu lahir karena kerinduan hati Allah. Dan, benar saja. Setelah kami membagikan pengalaman kami di Semarang dalam persekutuan doa staf pada hari Senin, Ibu Yulia, selaku pemimpin YLSA, juga mengungkapkan bahwa YLSA pun ada karena kerinduan untuk bermisi dan memperlengkapi gereja-gereja. YLSA diingatkan kembali untuk menggarap tugasnya dengan serius dalam melaksanakan misi, dan terus mengerjakan tugas dan tanggung jawab sebagai pembawa misi Allah di tengah era digital ini. Puji Tuhan, saya masih mendengar gema yang keras dari segelintir orang Kristen dan lembaga-lembaga Kristen yang memiliki kerinduan itu, menangkap kehendak Allah, dan menyadari tentang tugasnya sebagai utusan-utusan Allah di tengah dunia. Terima kasih Tuhan, Engkau masih memercayakan pelayanan, beban, dan tanggung jawab bagi jiwa-jiwa kepada kami. Tuhan Yesus memberkati.


*Ayub adalah staf YLSA divisi PESTA yang sedang menempuh masa percobaan.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 195 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (0)
  1. Kasih karunia juga bagi saya turut dalam event ini. Begitu banyak orang yang belum mendengar Injil. Ayo kita terlibat dalam “finishing the task” sesederhana apapun yang bisa kita kerjakan.. Semangat, Ayub!


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.