
Tahun ini, saya berkesempatan mengikuti seminar GoPaskah! Paskah dan Sekolah Minggu secara live via Zoom. Pengalaman ini benar-benar membuka wawasan saya tentang bagaimana mengajarkan makna Paskah kepada anak-anak. Sebagai seseorang yang terlibat dalam pelayanan anak, saya menyadari bahwa menyampaikan kisah kematian dan kebangkitan Yesus secara menarik dan bermakna bukanlah hal yang mudah. Namun, lewat acara ini, saya memperoleh banyak wawasan dan inspirasi yang sangat berguna untuk diterapkan dalam Sekolah Minggu.

Anak-anak perlu memahami bahwa Paskah bukan sekadar perayaan, melainkan tentang kasih Allah yang besar, pengorbanan Yesus di kayu salib, dan kemenangan-Nya atas dosa serta maut. Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan pesan ini dengan cara yang relevan, menyenangkan, dan menyentuh hati. Banyak anak justru lebih familiar dengan simbol-simbol sekuler, seperti telur dan kelinci, daripada makna inti dari Paskah itu sendiri. Dalam seminar GoPaskah!, para narasumber tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga berbagi cara/metode konkret dan kreatif yang bisa diterapkan secara langsung dalam pelayanan anak.
Narasumber utama dalam acara ini adalah Ibu Choi C.H.. Beliau telah melayani di Indonesia selama lebih dari 20 tahun dan memimpin lembaga pendidikan Kristen bernama J-RICE Jakarta Research Institute for Christian Education, yang secara khusus membantu gereja dalam menyiapkan bahan ajar kreatif dan kontekstual. Beliau mengajarkan konsep unik dan sangat mengena: Injil harus “dimasak” layaknya nasi, disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak agar dapat dicerna dengan baik dan memberi pertumbuhan rohani.
Selain itu, tim SABDA juga ikut ambil bagian dalam membagikan berbagai bahan, ide kreatif, dan pendekatan praktis untuk menolong guru Sekolah Minggu mempersiapkan pengajaran selama masa pra-Paskah. Semuanya dikemas dengan semangat kolaboratif demi memajukan pelayanan anak yang bertumbuh dalam Tuhan.
Salah satu bagian yang paling membekas bagi saya adalah pentingnya mengajak anak-anak berdialog dan berdoa. Anak-anak diajak merenung dan menjawab pertanyaan, “Apa arti kebangkitan Yesus bagiku?” Ini bukan sekadar menghafal cerita atau ayat Alkitab, tetapi undangan untuk membangun relasi pribadi dengan Tuhan sejak usia dini.
Lebih dari itu, saya juga semakin menyadari bahwa pengajaran Paskah tidak boleh berhenti di gereja. Peran orang tua sangat besar dalam memperkuat pemahaman anak akan karya penebusan Kristus. Beberapa saran praktis yang saya dapatkan dari acara ini antara lain: membacakan kisah Paskah sebelum tidur, menonton film Alkitab bersama, serta memanfaatkan momen sehari-hari untuk membicarakan kasih Kristus secara alami.
GoPaskah! benar-benar memberikan pemahaman baru bahwa mengajarkan Paskah kepada anak-anak bisa menjadi pengalaman yang hidup, menyenangkan, dan membekas di hati. Ini adalah kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai kekal sejak dini melalui kreativitas, kedekatan, dan kasih.
Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menjadikan Paskah sebagai momen yang bermakna, bukan hanya bagi kita sebagai orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak yang sedang bertumbuh dalam iman. Dengan metode yang segar dan penuh kasih, kita dapat membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan. Sahabat SABDA bisa menyimak materi selengkapnya di YouTube: GoPaskah! Paskah dan Sekolah Minggu.