Sepanjang Mei, seluruh staf Yayasan Lembaga SABDA melakukan pendalaman Alkitab dari kitab Roma. Setiap hari, kami membahas satu pasal dengan kelompok Pendalaman Alkitab (PA) kami masing-masing. Kelompok saya terdiri dari Kak Pio, Sdr. Aldo, Sdr. Nuel, dan saya sendiri.

Sebelum memulai PA pasal 1, kami menonton bersama dua video dari The Bible Project tentang pengantar kitab Roma. Video ini sangat membantu memberikan gambaran besar isi kitab Roma sehingga kami bisa melihat kaitannya dari pasal ke pasal.

Selama PA, kami mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan agar diskusi lebih fokus dan mendalam. Berikut langkah-langkah PA yang kami pakai:

1. Baca pasal sehari sebelumnya: Kami membaca pasal yang akan dibahas sehari sebelum PA. Ini membantu supaya saat diskusi, kami sudah siap dengan pemahaman awal dan pertanyaan pribadi.
2. Berdoa sebelum mulai PA: Kami selalu memulai PA dengan doa, meminta pertolongan Roh Kudus untuk memimpin, dan membuka hati kami terhadap firman Tuhan.
3. Me-review ulang pasal hari itu dalam waktu yang singkat: Sebelum mulai sharing, kami diberi waktu sekitar 5 menit untuk membaca ulang atau mengingat kembali isi pasal yang akan didiskusikan.
4. Fokus pada pelajaran tentang Hidup dan Iman: Dalam setiap pasal, kami mencari pelajaran utama tentang bagaimana hidup yang benar dan bagaimana iman yang sejati itu digambarkan.
5. Gunakan metode PA S.A.B.D.A. atau AI Squared: Metode ini membantu kami menggali isi pasal secara terstruktur dan mendalam, bukan hanya berbagi pendapat.
6. Sharing-kan pelajaran yang didapat: Setiap anggota berbagi pelajaran yang mereka tangkap dari pasal tersebut. Sharing ini memperkaya hasil penggalian firman Tuhan karena setiap orang bisa melihat firman dari sudut pandang yang berbeda.
7. Cari aplikasi praktis untuk bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari.
8. Terakhir, PA ditutup dengan doa, termasuk mendoakan pokok-pokok doa pribadi dari setiap anggota.

Sahabat SABDA dapat menggunakannya langkah-langkah ini ketika PA di tempat pelayanan masing-masing atau PA pribadi. Boleh juga lho langkah-langkah ini dibagikan ke rekan-rekan yang lain supaya bisa mempraktikkannya juga.

Selama pendalaman kitab Roma, saya sangat dikuatkan dengan penggalian tentang iman dan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa saya dibenarkan oleh iman, bukan oleh usaha saya sendiri (Roma 1; 3; 4; 5; 10). Kita diselamatkan karena percaya kepada Yesus, seperti Abraham yang percaya pada janji Allah. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil kerja keras saya, dan tersedia bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.

Namun, iman itu tidak berhenti di “percaya” saja. Paulus menjelaskan bahwa iman sejati akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Roma 2; 6; dan 12–15 menekankan pentingnya hidup dalam ketaatan, kasih, rendah hati, dan saling membangun. Kita seharusnya hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Meski dalam kenyataan, saya sendiri masih bergumul dengan dosa (Roma 7), saya punya pengharapan karena Roh Kudus menolong saya untuk hidup benar (Roma 8). Hidup Kristen berarti mempersembahkan diri sebagai persembahan hidup bagi Allah, dan melayani satu sama lain dalam kasih.

Belajar kitab Roma bukan hanya soal tahu banyak ayat, tetapi tentang bagaimana saya hidup berdasarkan kebenaran itu. Saya bersyukur untuk kesempatan menggali surat Roma bersama teman-teman. Saya belajar bahwa iman yang sejati akan membentuk hidup yang sejati dan hidup yang taat, penuh kasih, dan terarah kepada Tuhan. Kiranya tulisan ini bisa memberkati Sahabat SABDA semua.