
Oleh: Salomo

Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap Sahabat SABDA senantiasa merasakan sukacita yang melimpah dalam Tuhan. Pada 14 April 2025, SABDA mengadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side I yang membahas tentang menggunakan teknologi AI bagi kemuliaan Tuhan. Lalu, pada 28 April 2025, diadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side II yang membahas tentang risiko, pengaruh, dan respons orang Kristen terhadap sisi gelap dunia AI.
Menurut saya seminar ini sangat menarik karena sebagai pengguna AI, saya merasakan bahwa AI sangat membantu dalam kehidupan saya sehari-hari. Akan tetapi, penting untuk mengingat kembali bahwa terlalu sering menggunakan AI dapat membuat kita terlalu bergantung terhadap jawaban AI tanpa berpikir lebih dalam lagi. Atau, dengan kata lain kita langsung menerima jawaban AI, tetapi bisa saja jawaban AI tersebut tidak benar, bias, atau menyesatkan. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang penting untuk membuat kita menggunakan AI dengan lebih bijaksana lagi.
Dalam seminar #AITalks: AI dan The Dark Side ini, panelis menjelaskan bahwa meskipun AI menawarkan kemajuan teknologi yang luar biasa dan memudahkan beberapa kegiatan kita, AI juga membawa efek yang negatif dan risiko yang signifikan. Efek negatifnya adalah membuat pengguna menjadi malas berpikir, kecanduan, bahkan sangat tergantung dengan jawaban AI, yang menyebabkan kita terlalu percaya pada jawabannya tanpa berpikir kritis atau melakukan cek terlebih dahulu. Nah, jika seseorang memiliki tujuan yang salah ketika menggunakan AI, maka AI bisa menjadi alat yang melukai orang lain. Contohnya, mulai dari pembuatan deep fake untuk menipu orang lain, membuat narasi buatan terkait orang tertentu, sampai pengambilan data privasi seseorang. Dengan banyaknya hal negatif dan risiko yang dibawa AI, maka muncul pertanyaan sejauh mana kita sebagai umat Kristen dan gereja harus menggunakan AI dalam ibadah kita. Oleh karena itu, kita diingatkan bahwa kita pun harus menebus teknologi AI agar bisa dipakai dengan motivasi yang benar, tujuan yang benar, dan cara yang benar. Tanpa pengawasan yang ketat, AI bisa menjadi alat yang membahayakan pikiran dan kebebasan individu.

Dari seminar ini, saya juga belajar bahwa ketika AI digunakan dengan baik dan dalam pengawasan yang ketat, maka AI dapat menjadi asisten yang sangat berguna, bahkan bisa membantu masa depan gereja. Misalnya, terkait Pendalaman Alkitab (PA). Kini, PA bisa dilakukan dengan menggunakan AI sebagai alat yang membantu kita untuk mempelajari Alkitab secara lebih detail. Tentunya, kita tetap harus mengecek ulang jawaban AI, apakah sesuai kebenaran firman Tuhan atau tidak. Dengan begitu, kita sendiri juga belajar untuk tidak menyebarkan misinformasi. Akan tetapi, di sisi lain, ketika seseorang hanya bergantung pada AI dan langsung memakai hasil AI tanpa diolah terlebih dahulu ketika mempersiapkan materi khotbah atau pelayanan, maka akan ada risiko kehilangan sentuhan manusiawi yang menjadi inti dari pelayanan gerejawi.
Setelah saya mengikuti seri seminar #AITalks: AIdan The Dark Side I dan II ini, saya makin sadar bahwa AI memiliki banyak akibat negatif apabila kita menggunakan AI tanpa batasan atau dengan tidak bijaksana. Saya merasa AI adalah anugerah, sekaligus tantangan. Seperti pedang bermata dua, teknologi ini dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Gereja dipanggil untuk menjadi pelopor dalam menggunakan AI dengan cara yang mencerminkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Dengan memahami sisi gelap AI, salah satu aspek yang diungkap dalam seminar ini adalah gereja dapat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaatnya.
Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menyimak arsip video seminar ini agar bisa mendapatkan berkatnya juga. Silakan berkunjung ke situs SABDA AI. Apabila ingin mendapat informasi seputar kegiatan YLSA, silakan mengontak kami di: 0821-3313-3315 atau 0881-2979-100. Sampai jumpa dalam acara SABDA selanjutnya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua!