Praraker SABDA 2022: Padat, tetapi Sangat Membekali
Tidak terasa, akhir tahun 2021 sudah menjelang. Di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), masa-masa akhir tahun seperti ini merupakan waktu untuk melakukan refleksi, perayaan, dan ucapan syukur atas apa yang sudah Allah kerjakan lewat pelayanan YLSA sepanjang tahun ini. Namun, pada saat yang sama, masa-masa ini juga menjadi momen penting untuk mengatur strategi pelayanan untuk tahun yang akan datang. Itulah mengapa SABDA terbiasa mengadakan Rapat Kerja (Raker) pada akhir tahun untuk mengevaluasi kinerja selama setahun ke belakang sekaligus menyusun rencana kerja selama setahun ke depan. Dan, pada penghujung tahun ini, bahkan sebelum Raker utama dimulai, semua staf SABDA sudah melakukan pemanasan lewat kegiatan praraker selama 1 jam setiap hari, yang dilakukan sejak akhir November lalu. Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi tentang beberapa hal yang kami bahas pada pertemuan-pertemuan tersebut.
Rangkaian kegiatan praraker dimulai pada Senin, 29 November 2021, ketika Ibu Yulia membawakan presentasi singkat tentang strategic planning kepada semua staf dengan penekanan khusus pada visi dan misi Yayasan Lembaga SABDA. Dalam pertemuan ini, beliau menekankan kembali tentang tiga inti dalam visi SABDA, yaitu Alkitab, Teknologi, dan Kekristenan, dan tiga domain dalam misi SABDA, yaitu Biblical Computing, Biblical Engagement, dan Digital Ministry. Visi dan misi ini berasal dari Tuhan dan merupakan aspek yang tidak akan pernah berubah dalam pelayanan SABDA. Karena itu, hal-hal inilah yang harus menjadi acuan dalam menentukan proyek, produk, atau program pelayanan SABDA ke depan. Jadi, meski nilai-nilai inti pelayanan SABDA tidak akan pernah berubah, tetapi penerapannya harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Itulah intisari pembahasan pertemuan praraker yang pertama.
Pembahasan praraker selanjutnya adalah mimpi untuk pelayanan SABDA ke depan. Mimpi ini mencakup berbagai area, seperti: produk pelayanan, engagement, kepemimpinan, struktur organisasi, sumber daya manusia serta sarana, prasarana, dan keuangan. Dan, karena banyaknya area yang perlu dicakup, kami perlu waktu 2 hari untuk membahas semuanya ini secara tuntas.
Pada Selasa, 30 November 2021, kami membahas mimpi untuk empat area pertama dari urutan yang dibalik, mulai dari sarana, prasarana, dan keuangan hingga kepemimpinan. Setiap staf membagikan mimpi-mimpi mereka untuk area-area tersebut, dan selama masih ada waktu, kami saling menanggapi mimpi yang disampaikan. Saya sendiri mengungkapkan mimpi saya terkait infrastruktur yang lebih memadai dan lebih banyak SDM spesialis untuk mendukung pelayanan SABDA, khususnya dalam divisi Information Technology Services (ITS). Lalu, karena tidak cukup waktu, pembahasan tentang mimpi terkait dua area berikutnya, engagement dan produk pelayanan SABDA, dilanjutkan dalam pertemuan keesokan harinya pada Rabu, 1 Desember.
Setiap mimpi yang kami bahas dalam kedua pertemuan tersebut mencerminkan satu kebutuhan, dan kumpulan mimpi tersebut memberikan bayangan tentang ke arah mana SABDA perlu melangkah. Tentunya, semua hal ini tetap harus diuji kesesuaiannya dengan visi dan misi SABDA. Itulah intisari pembahasan pertemuan praraker yang kedua dan ketiga.
Setelah itu, pada Kamis, 2 Desember, kami kembali bertemu untuk membahas tentang berbagai situasi atau tren yang berpotensi berdampak terhadap pelayanan SABDA selama 2 — 3 tahun ke depan. Beberapa situasi atau tren yang sempat dibahas dalam pertemuan ini, di antaranya: pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, kemajuan teknologi informasi dan jaringan internet, perkembangan media sosial, sikap dan perilaku masyarakat Kristen terkait Alkitab dan teknologi, kelelahan digital (digital fatigue), dan masih banyak lagi. Mengamati dan mempertimbangkan berbagai situasi atau tren ini akan sangat menolong kami untuk melihat berbagai kesempatan sekaligus mengantisipasi beragam tantangan yang ada di depan, khususnya ketika menyusun rencana kerja selama Raker nanti. Itulah intisari pembahasan pertemuan praraker yang keempat.
Kemudian, pada Jumat, 3 Desember, kami melakukan analisis SWOT guna mengevaluasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pelayanan Yayasan Lembaga SABDA. Lewat pertemuan ini, kami dapat melihat bahwa meski hal-hal yang menjadi kekuatan pelayanan SABDA masih cukup solid untuk tahun-tahun yang akan datang, tetapi masih ada juga beberapa kelemahan yang perlu dicari solusinya. Selain itu, SABDA juga harus berhati-hati agar sesuatu yang seharusnya menjadi kekuatannya tidak berubah menjadi kelemahan karena pengelolaan yang kurang baik. Ditambah lagi, berbagai peluang dan kesempatan yang telah Tuhan sediakan harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk dampak yang lebih besar. Namun, pada saat yang bersamaan, SABDA juga tidak boleh lengah terhadap berbagai ancaman yang berpotensi memengaruhi mutu pelayanannya. Itulah intisari pembahasan pertemuan praraker yang kelima.
Padat sekali, bukan? Namun, saya kira hasil dari setiap pertemuan ini cukup memberi bekal kepada kami untuk mempersiapkan Raker akhir tahun dengan lebih baik lagi. Kiranya SABDA dapat terus menjaga agar pelayanannya tetap relevan dan efektif untuk tahun 2022 yang akan datang dan seterusnya. Dan, kiranya Tuhan terus menuntun dan membimbing Yayasan Lembaga SABDA untuk tetap setia berada dalam jalur-Nya, terus dipakai untuk memuliakan Dia dan memberkati sesama.
Cetak tulisan ini
December 13th, 2021 - 11:28
amin sukses selalu. TYM
December 13th, 2021 - 14:24
Terima kasih. God bless you more..