Blog SABDA
22Nov/210

Menanamkan Pelayanan Misi kepada Diri Anak-Anak

Shalom pembaca setia Blog SABDA, bagaimana kabar Anda? Semoga selalu sehat dan terus dalam perlindungan Tuhan. Kali ini, saya akan berbagi apa yang saya dapatkan ketika mengikuti presentasi dalam acara EMDC Indonesia pada 9 November 2021. Acara EMDC memberi wadah bagi lembaga-lembaga pelayanan untuk berbagi visi dan misi mereka kepada sesama pelayan, terkhusus dalam bidang misi. Acara EMDC kali ini bertema 50+ Tahun Misi untuk Anak di Indonesia, yang materinya disampaikan oleh Yayasan Sunfokus Indonesia. Mengapa tema ini menarik? Karena saya dapat melihat betapa luas pelayanan misi itu, tidak hanya menjangkau orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Ternyata pelayanan Yayasan Sunfokus Indonesia pun telah berumur lebih dari 50 tahun. Sungguh luar biasa!

Bapak Lexi dan Ibu Eunike menyampaikan materinya dengan sangat antusias. Mereka berdua adalah hamba Tuhan yang sangat “concern” melayani bidang misi bagi anak. Semangat pelayanan yang terasa melalui materi presentasi ini mencerminkan betapa pentingnya pelayanan misi bagi anak-anak. Sharing dari Pak Lexi dimulai dengan latar belakang: Mengapa menanamkan misi kepada anak itu penting? Karena anak-anak memiliki potensi memberitakan Injil. Mengapa harus sejak kecil? Sebab dengan cara tersebut dapat membangun dasar iman yang kukuh sejak dini dan menolong anak menjangkau teman-teman sebayanya yang belum mengenal Kristus.

Kemudian, Pak Lexi memberikan langkah-langkah bagaimana memulai misi anak ini. Berdasarkan pengalaman beliau, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, mulai dari memperkenalkan anak tentang ladang misi, mendidik anak berdoa bagi pekerjaan misi, memperkenalkan anak dengan tokoh-tokoh misi di dunia maupun di Alkitab, mendorong anak untuk berkontribusi dalam pekerjaan misi dengan memberikan persembahan, memperluas pengertian tentang misi melalui bercerita, mendorong anak untuk berani bersaksi tentang iman mereka, bernyanyi, sampai beberapa kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk membangun kerinduan bermisi.

Tidak hanya kegiatan-kegiatan yang membangun iman, tim Sunfokus Indonesia juga menyediakan modul yang dapat mendukung pelayanan anak. Selain itu, tersedia juga buku-buku cerita mengenai misi yang sangat baik untuk memberi pandangan yang luas mengenai pelayanan misi.

Sharing berikutnya disampaikan oleh Ibu Eunike, yang diawali dengan cerita ketika ia melakukan tugas misi di daerah-daerah, bekerja sama dengan gereja-gereja lokal setempat dan sekolah minggu untuk menyampaikan kerinduan ini kepada anak-anak. Selain itu, beliau dapat mengenal anak-anak yang dilayani, mendengarkan cerita mereka dan latar belakang mereka, dan masih banyak hal lagi yang beliau sampaikan. Itu semua menjelaskan kepada saya bahwa pekerjaan misi dimulai dari kerinduan, yang diwujudkan dengan kepedulian terhadap yang dilayani dan pastinya butuh komitmen yang kuat dalam menjalaninya.

Pernah terbesit di pikiran saya, apakah hal ini mungkin membebani anak yang notabene masih sangat dini untuk menerima komitmen pelayanan seperti ini? Apakah kelak mereka harus fokus dalam menjalani profesi pelayanan semacam ini? Namun, dari penjelasan Pak Lexi dan Bu Eunike, justru menanamkan kerinduan misi ini penting disampaikan sejak dini dengan porsi yang tepat sesuai kebutuhan anak. Hal ini bertujuan supaya kelak ketika mereka tumbuh dewasa, mereka memiliki dasar dan kerinduan untuk menjalankan pelayanan misi melalui profesi mereka, apa pun itu profesinya dan di mana pun mereka ditempatkan.

Pandangan saya tentang misi ini perlahan mulai diperbarui. Tidak hanya orang dewasa yang bisa, tetapi anak-anak pun bisa melakukan pelayanan misi sesuai porsi mereka. Nah, semangat inilah yang perlu ditanamkan pada diri pelayan Tuhan saat ini, baik itu pelayan misi maupun guru sekolah minggu, untuk mengajarkan pentingnya penginjilan kepada anak.

Akhirnya, dengan kesadaran ini, kita seharusnya semakin termotivasi untuk maju memberitakan Kabar Baik. Memang tantangan selalu ada dalam setiap langkah, tetapi ingatlah selalu bahwa Tuhan Yesus menyertai kita semua. Amin.

Yulius

Tentang Yulius

Yulius Widiyatmoko telah menulis 15 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.