Blog SABDA
15Mar/160

Seminar SABDA di Jakarta International Christian Fellowship (JICF)

Permintaan untuk memimpin seminar misi di JICF seharusnya dilakukan pada Januari 2016. Namun, karena saya harus menjaga Tante (adik Ibu) yang sedang sakit akibat stroke di rumah sakit, ditambah dengan kaki saya yang keseleo berat pada awal Januari, maka panitia seminar JICF berbaik hati mengundur seminar menjadi 6 Maret 2016. Puji Tuhan, setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya saya putuskan untuk pergi ke Jakarta setelah hampir 5 bulan lebih tidak bisa pergi ke luar kota karena harus menjaga Tante yang sakit dan menunggu pemulihan kaki saya.

Topik tentang “misi” sangat sejalan dengan visi dan misi pelayanan Yayasan Lembaga SABDA. Karena itu judul yang saya pilih adalah “The Digital WORD for a Digital World”. Intinya, atau sub judulnya adalah, bagaimana menjalankan misi Allah (Kabar Baik) kepada dunia yang sekarang ada di era digital (Doing Mission in a Digital Era). Selain sebagai gereja/persekutuan yang menyelenggarakan kebaktiannya dalam bahasa Inggris, terus terang saya sebenarnya kurang mengenal JICF. Saya hanya berdoa kiranya Roh Kudus menuntun sehingga apa yang saya bawakan akan menjadi berkat bagi jemaat JICF. Puji Tuhan, setelah mengenal mereka dari dekat, saya melihat bahwa JICF sangat mengedepankan misi, terlihat dari laporan keuangan yang menyebutkan bahwa 47% budget gereja tahun lalu dipakai untuk pelayanan misi. Sangat jarang ada gereja di Indonesia yang dana terbesarnya adalah untuk pelayanan misi.

Dari Pak Wan, salah satu pemimpin dari pelayanan misi, saya mendapat informasi bahwa SABDA juga boleh buka booth untuk melayani jemaat yang hadir pada dua kebaktian Minggu pagi sebelum seminar pada siang hari. Karena itu, saya senang sekali ketika mendapat kesempatan untuk memberikan dua kali (kebaktian jam 08.30 dan jam 10.00) presentasi singkat tentang pelayanan booth SABDA kepada seluruh jemaat JICF (total hampir 400 — 500 orang). Puji Tuhan, banyak jemaat yang datang ke booth SABDA untuk mengambil CD-CD Alkitab Audio dalam berbagai bahasa; DVD bahan-bahan pelayanan anak, konseling, dan biblika. Juga, traktat penginjilan “Tuhan Yesus Menyelamatkanmu” dan traktat “Hatiku Rumah Kristus” banyak diminati. Sebagaimana disebutkan dalam presentasi, bahan-bahan yang dibagikan SABDA ini bukan hanya untuk mereka, tetapi terutama untuk menjadi alat pelayanan bagi teman-teman mereka yang membutuhkan.

Seminar diadakan pada jam 12.30 siang (setelah kebaktian kedua) di ruangan yang biasa dipakai untuk sekolah minggu dengan diawali makan siang bersama. Jemaat yang hadir ternyata tidak terlalu banyak (25 orang), dan memang beberapa orang sempat datang ke saya dan minta maaf tidak bisa hadir karena sudah ada acara sebelumnya. Isi seminar dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama membicarakan tentang dunia yang berubah karena perkembangan teknologi yang demikian maju dan peran teknologi bagi Kerajaan Allah. Bagian kedua lebih menekankan kepada teknologi dan misi. Bagian kedua ini menurut saya yang paling menarik karena pengertian misi di era digital sudah tidak lagi sama dengan sebelumnya. Lebih dari setengah penduduk dunia sekarang sudah terkoneksi aktif di dunia digital karena di sanalah mereka hidup, berelasi, dan berkomunitas. Karena itu, tidak heran jika dunia digital saat ini telah menjadi ladang misi terbesar abad 21. Terakhir, bagian ketiga membicarakan tentang bagaimana gereja memulai pelayanan misi dengan memakai teknologi, khususnya dengan smartphone dan media sosial.

Peserta yang mengikuti seminar memberikan tanggapan yang cukup positif walaupun banyak dari mereka yang menganggap diri “gaptek”. Semoga seminar ini membuka wawasan bahwa di era digital saat ini, melakukan pelayanan misi tidak harus pergi ke benua lain atau meninggalkan keluarga dan pekerjaan. Ketersediaan teknologi membuktikan bahwa Allah turut bekerja “menyempitkan dunia” sehingga yang terhilang dapat dijangkau hanya lewat alat yang ada di tangan kita. “Sampai semua orang mendengar Kabar Baik”, maka waktu kedatangan Kristus yang kedua kali akan semakin dekat. Marilah bekerja selagi hari masih siang.

Yulia

Tentang Yulia

Yulia Oeniyati telah menulis 22 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.