SABDA dan Keluarga Besar Scripture Union Asia
Undangan Pak Tantono, Direktur Scripture Union (SU) Indonesia, untuk Yayasan Lembaga SABDA hadir di pertemuan “Bible Consultation” keluarga besar SU (East West Asia) pada Juni 2015, ternyata bukan suatu kebetulan. Topiknya pun sangat menarik: “Spoken Word, Printed Word and Digital Word“. Setelah bermitra dalam pelayanan selama 15 tahun, ketika SU Indonesia masih bernaung di bawah nama PPA (yang dulunya singkatan dari Persekutuan Pembaca Alkitab, tetapi kemudian diganti dengan nama Pancar Pijar Alkitab), undangan ini merupakan suatu konfirmasi bahwa kerja sama dan kolaborasi dalam suatu pelayanan adalah hal yang sudah seharusnya. Karena itu, saya sangat bersyukur pertemanan pelayanan ini bisa terus dilangsungkan walaupun (SU Indonesia) sudah ganti pemimpin beberapa kali.
Sudah bisa diduga bahwa YLSA akan mengambil bagian di “Digital Word”, dengan topik yang saya pilih, “Digital Word for a Digital World“, sebagaimana kiprah SABDA di dunia maya. Keprihatinan SU adalah bagaimana menjangkau orang-orang untuk bisa “engage with the Word”, sedangkan keprihatinan SABDA adalah bagaimana memperlengkapi anak-anak Tuhan yang ada di dunia digital, terutama generasi “digital native” dengan bahan-bahan yang alkitabiah. Dua keprihatinan yang akan bertemu pada tahun-tahun ke depan. Karena itu, kerja sama SU dan SABDA harus terus ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang Tuhan inginkan.
Ada banyak sesi yang sangat saya nikmati karena berbicara banyak tentang pelayanan Bible Engagement, baik di pelayanan SU maupun di pelayanan gereja pada umumnya. Saya juga sangat terkesan dengan sejarah pelayanan SU, dan semakin rindu melihat bagaimana Tuhan akan terus memimpin pelayanan SU ke depan. Akan tetapi, hal yang paling memberi sukacita bagi kami adalah keikutsertaan Jesica di sepanjang acara ini. Semoga apa yang dia dengar dipakai Tuhan untuk menanamkan benih-benih kerinduan melayani Tuhan.
Karena pertemuan ini diadakan di Bogor, maka kami juga sempat ikut menikmati jalan-jalan di Kebun Raya Bogor. Ada sedikit keprihatinan sih karena Kebun Raya ini kurang terpelihara dan sangat kurang dikembangkan. Kami juga senang karena dapat teman-teman baru dari SU Taiwan, Korea, Thailand, Japan, Malaysia, dan Singapore. Kiranya pertemanan dalam tubuh Kristus ini semakin menguatkan kasih kita kepada Firman-Nya dan Tuhan sendiri.
Cetak tulisan ini
Leave a comment