dari_pemagang_baru_ylsaSuatu sore pada pertengahan 2004, cuaca lagi bersahabat untuk bertiduran. Kala itu kami ada di Jatinangor (kalau ingat kasus IPDN pasti ingat Jatinangor), sedang terkantuk-kantuk mengikuti rapat Persekutuan Kampus. Selesai rapat, Pak Ketua (Namanya Agus, dan memang orangnya “Agak Gundul Sedikit”) memberi info menarik: “… ada lho kolegaku yang bagi-bagi CD Program Alkitab yang bagus … gratis lagi.”

Wah, tertarik aku untuk memesan CD-nya kepada bapak yang baik itu (sampai saat ini, aku bahkan tak tahu siapa namanya). CD yang aku dapat itu menjadi sebuah petualangan baru bagiku dalam mempelajari Alkitab. Program Alkitab yang bernama SABDA ini benar-benar memompa hasratku yang pernah ada untuk belajar firman Tuhan secara mendalam. Karena gratis, maka aku bahkan menggandakannya untuk beberapa teman … ah senang sekali. Dalam hati, terlintas keinginan untuk mengenal siapa penyedia program Alkitab ini. Ah, ini pasti disediakan oleh sebuah lembaga besar, yang banyak dana, yang di dalamnya dipenuhi orang-orang yang jago teologi dan jago komputer, dan mungkin bukan di Indonesia pusatnya. Tapi, di alamat kontaknya tertulis kata Solo? Mungkinkah? Wah, penasaran juga.

Tak dinyana, setahun setelahnya, aku beroleh kesempatan bertemu dengan teman-teman dari YLSA dalam sebuah konferensi media Kristen di Bandung. Di situlah aku baru tahu bahwa ternyata YLSA bukan hanya membuat CD SABDA, tapi juga mengerjakan banyak sekali situs dan publikasi Kristen. Bagaimana dengan kesan megah dan eksklusif? Sebaliknya, aku justru sangat tertarik pada kesederhanaan, kreativitas, dan fleksibilitas yang YLSA tunjukkan. Ketertarikan berlanjut, sehingga persekutuan kami mengundang YLSA untuk menyampaikan materi pada konferensi misi mahasiswa se-Jatinangor yang kami adakan Agustus 2006. Saat itu terlintas rencana di benakku untuk belajar banyak dari YLSA. Apalagi kami tengah memikirkan satu strategi baru dalam pelayanan mahasiswa yang harusnya menggagas pemikiran dan karya di berbagai ranah kehidupan, termasuk di bidang teknologi internet yang semakin luas penggunaannya. Namun, ide itu terpaksa dipendam dulu, karena kami harus mengerjakan beberapa hal yang lebih mendesak di Persekutuan Kampus kami.

Tak lama kemudian, aku dan teman-teman seperjuangan mulai memasuki dunia kerja, tapi kami juga masih tetap aktif membantu pelayanan Persekutuan Kampus untuk melanjutkan apa yang telah diupayakan sebelumnya. Beban untuk melayani di kampus bahkan semakin menggebu-gebu dan kesempatan ternyata terus dibukakan oleh Tuhan. April 2009 lalu, usaha kerja yang kami rintis memungkinkan untuk ditinggal sementara. Kami pun sepakat untuk belajar dari beberapa lembaga, terutama untuk hal-hal potensial yang masih jarang disentuh Persekutuan Kampus selama ini. Saat memikirkan untuk bidang teknologi internet, dengan mantap aku mengusulkan dan memilih untuk belajar langsung di YLSA, dan jadilah seperti saat ini — aku ada di YLSA, sejak akhir April lalu. Menurut rencana, aku akan berada di sini sampai akhir Oktober 2009 nanti.

Yang didapat sejauh ini? Wah, banyak sekali, secara teknis, tentu aku banyak belajar tentang pembuatan dan pengembangan situs sekaligus juga mendapatkan perspektif baru tentang pelayanan Kristen di dunia internet. Hal lain, seperti etos kerja, perencanaan dan pengerjaan proyek, kualitas kinerja, dan tentu saja hal-hal reflektif lewat pembelajaran dan perenungan pribadi serta pergaulan dengan teman-teman yang luar biasa di YLSA, juga aku dapatkan. Banyaknya informasi dan pengetahuan yang tersedia di YLSA juga mendorong aku untuk makin giat belajar. Lebih-lebih lagi, aku juga bisa memberi kontribusi kecil di YLSA (saat ini tengah mengerjakan perbaikan situs SABDAnet dan pembuatan situs pemuda, di samping beberapa pekerjaan seperti penanganan error, menulis resensi, dan sekali memberi training statistika). Aku juga senang berada di sini karena setidaknya aku telah menambah suasana ceria kantor dengan efek “kegaringan-cerdas” yang aku harap “disukai” oleh staf-staf lainya. Aku benar-benar kerasan dengan suasana kerja kantor yang fleksibel namun mengupayakan kualitas seperti di YLSA ini, apalagi aku banyak mendapat kesempatan mengikuti pelatihan lewat diskusi, training Senin dan Jumat, nonton film, maupun ikut beberapa seminar. Semoga pembelajaranku ini berguna bagi penajaman visi dan konsep pergerakan mahasiswa Kristen dan pemuda Indonesia pada umumnya. Semoga pula pekerjaanku memberi setitik dampak pada perluasan kerajaan Allah lewat tekonologi internet ini.