Blog SABDA
10Feb/191

Pengalaman Mengikuti Seminar “Church: The Bride of Christ”

Oleh: *Fransisco

Perkenalkan, nama saya Fransisco. Saya adalah mahasiswa Universitas Kristen Petra, Surabaya, yang sedang menjalani program magang di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) sebagai programmer. Pada Senin, 14 Januari 2019, saya bersama teman magang saya, dan beberapa staf SABDA diberi kesempatan untuk mengikuti Program Intensif (Progsif) dari MRII Solo. Judulnya adalah “Church: The Bride of Christ” dengan pembicara Pdt. Agus Marjanto yang adalah Gembala Sidang GRII Sydney. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti progsif.

Pdt. Agus memulai materinya dengan pengenalan tentang pentingnya gereja serta kelayakannya. Karena gereja adalah mempelai wanita Kristus, gereja harus suci, murni, tidak bercela, dan layak bagi Kristus. Namun, gereja zaman ini sudah tidak lagi murni dan suci. Gereja mulai tercemar oleh keinginan-keinginan manusia untuk meraup keuntungan, mencari kepopuleran, menyombongkan diri, dan lain sebagainya.

Setelah itu, Pdt. Agus melanjutkan penjelasan mengenai gereja dalam Alkitab. Gereja berasal dari kata “Eklesia” yang berarti “To Call Together“. Dari kata tersebut, gereja berarti sekumpulan orang yang datang bersama dan bersatu untuk satu tujuan. Dalam Alkitab sendiri, kata “eklesia” ini mencakup lima pengertian, yaitu “Invisible Church“, “Visible Church“, “Local Church“, “Regional Church“, dan pejabat gereja. Ini semua merupakan hal yang baru bagi saya, sebab saya selalu berpendapat bahwa semua gereja adalah sama. Ternyata gereja memiliki lebih banyak pengertian dan jenis-jenis yang jarang sekali dibahas.

Dipaparkan sembilan hal penting mengenai gereja, yaitu:
1. Kristus sangat mengasihi gereja.
2. Kristus selalu hadir pada tiap pertemuan di gereja.
3. Gereja dan Kristus memiliki kesatuan yang mistikal.
4. Posisi gereja adalah pada realita yang lebih tinggi.
5. Gereja punya peran besar dalam membawa kerajaan Allah di bumi.
6. Allah menggunakan gereja-Nya untuk mengungkap rahasia kebijaksanaan-Nya.
7. Allah Tritunggal adalah dasar dari gereja.
8. Gereja adalah ibu dari orang-orang percaya.
9. Gereja adalah sarana berkat.

Dari sembilan hal di atas, bagian yang paling “mengena” bagi saya adalah “gereja sebagai ibu dari orang-orang percaya”. Sebab, dari gerejalah kita dibimbing, dibina, dan dibentuk, “from conception, birth, nurture, care-guidance, until cultivation of godliness/piety“. Inilah arti dari gereja sebagai ibu. Kemudian, karena waktu yang tidak cukup, Pdt. Agus hanya melanjutkan sekilas tentang keterkaitan Allah Tritunggal dengan gereja, diikuti aplikasi untuk mempersiapkan gereja sebagai mempelai Kristus.

Banyak sekali yang bisa saya pelajari dari progsif kali ini. Selain mengenai gereja, ada satu hal lain yang saya dapatkan; yakni bahwa pertumbuhan spiritual adalah hal yang personal, tetapi hal ini bekerja dalam komunitas. Saya menyadari bahwa untuk berkembang secara spiritual, saya tidak bisa bergantung pada diri saya sendiri dan harus berinteraksi dengan komunitas. Oleh karena itu, saya harus berusaha keras untuk menghilangkan individualisme dalam diri saya.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 197 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (2)
  1. Kiranya gereja-gereja yang ada pada zaman sekarang ini bisa mempergunakan gereja yang ada tidak hanya untuk tempat berhubungan dengan Allah saja tetapi juga menjadi pemersatu sesama umat percaya, karna gereja yang berhasil adalah gereja yang mampu melibatkan Allah dalam beribadah ataupun berelasi.


Leave a comment

Connect with Facebook