Pengalaman Magang di YLSA
Oleh: *Handa Febrian Prakoso
Pertama-tama, perkenalkan nama saya Handa Febrian Prakoso atau biasa disapa Rian. Saya adalah mahasiswa semester VII di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Fakultas Bahasa dan Seni dengan major Sastra Inggris. Melalui blog ini, saya akan berbagi pengalaman magang yang saya dapatkan selama 1 bulan di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Magang atau dalam bahasa Inggris “internship” adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja. Magang sendiri merupakan bagian dari pelatihan kerja, dan biasanya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan proses pendidikan.
Saya mengetahui tentang Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dari rekomendasi Ketua Program Studi di fakultas saya. Setelah mendapatkan informasi dan melengkapi syarat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan magang di yayasan ini, saya dan empat teman lainnya memulai magang pada 4 September 2017. Waktu magang yang harus saya lewati dan telah ditentukan pihak fakultas dan YLSA adalah selama 2 bulan.
Pada minggu pertama dan separuh minggu kedua, kami mendapatkan banyak sekali orientasi, pelatihan, dan pengenalan akan tugas-tugas serta peraturan atau hal-hal yang harus dilakukan selama magang di yayasan ini. Kami, khususnya saya, merasa terbantu karena kami mendapatkan gambaran dan ketentuan yang jelas tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang. Apalagi dengan adanya mentor pembimbing yang diberikan untuk setiap kami — anak magang. Mentoring mingguan dan stand-up meeting setiap pagi sangat menolong kami untuk berbagi ketika kami mendapatkan kesulitan, baik tentang pekerjaan maupun apa saja yang berhubungan dengan kantor.
Tugas yang kami terima sangatlah bervariasi. Bermacam pekerjaan yang harus diselesaikan, yaitu pekerjaan yang sesuai dengan konsentrasi major yang kami ambil. Saya sendiri, sebagai mahasiswa sastra Inggris dengan konsentrasi “creative writing”, mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan literasi, seperti: menulis blog, cerpen, renungan, dll.. Namun, tidak jarang juga saya membantu pekerjaan menerjemahkan. Satu hal yang selalu saya ingat ketika menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di tempat ini adalah, ketika kita sudah benar-benar di dunia kerja, major konsentrasi bukan hal yang penting. Mereka tidak akan melihat dari latar belakang konsentrasi apa kami berasal, yang mereka tahu bahwa kami adalah mahasiswa yang lulus dengan gelar Sarjana Sastra (Inggris). Maka dari itu, kami dituntut untuk memahami major konsentrasi kami dan mengerti konsentrasi yang lain. Untuk pekerjaan, tentu saja pengalaman yang saya dapat adalah bagaimana saya mengaplikasikan apa yang telah saya dapat di bangku kuliah formal dengan baik. Selain itu, mengasah kemampuan saya, juga membuktikan bahwa apa yang saya dapat di kampus dapat berguna di yayasan ini — ini berbicara mengenai “skill improvements”.
Beda lagi dengan “life improvements” yang saya peroleh ketika magang di YLSA. Di sini, saya diajarkan untuk tidak menjadi orang yang egosentris, tepat waktu dalam segala hal, terbuka untuk kritikan, tunduk kepada otoritas, dan harus berpikir kritis. Kehidupan “karantina” di mess yang sudah disediakan pihak YLSA juga menjadikan saya untuk mandiri, bisa beradaptasi dengan orang baru, berbagi ketika kita mempunyai sesuatu yang lebih, dan secara tidak langsung memaksa saya untuk bijak dalam mengatur keuangan. Namun, saya sangat bersyukur untuk semua yang saya jalani ini.
Berikutnya adalah hal yang saya yakin tidak semua anak magang lain mendapatkan hal ini, yaitu “life spirituality”. Di yayasan ini, bukanlah hal yang asing tentang kegiatan Pendalaman Alkitab (PA) dan Persekutuan Doa. Sebab, setiap pagi sebelum kita melakukan tanggung jawab kita dan sibuk dengan rutinitas, seluruh staf diwajibkan untuk “mencari Tuhan” terlebih dahulu dengan melakukan PD (Persekutuan Doa) atau PA (Pendalaman Alkitab). Melalui kegiatan tersebut, saya pribadi merasa sedikit demi sedikit menjadi rajin untuk membaca Alkitab dan bisa menjadi berkat untuk staf yang lain melalui doa dan pengalaman-pengalaman yang menguatkan.
Saya kira cukup panjang saya bercerita tentang pengalaman magang di YLSA. Kiranya melalui tulisan ini, teman-teman yang lain mendapatkan berkat. Tuhan Yesus memberkati.
Cetak tulisan ini
Leave a comment