
Bersyukur banget bisa ikut lagi di SABDA Youth Learning Center (YLC) Juli 2025. Tema kali ini Cari Tahu Kehendak Tuhan yang bener-bener related sama apa yang banyak anak muda rasain. YLC berlangsung pada 28–30 Juli 2025 lewat 2 WAG dengan total 33 peserta dari berbagai daerah. Saya bersyukur menjadi mentor selama tiga hari dalam diskusi ini, dan bikin saya banyak bersyukur sekaligus belajar dari teman-teman peserta YLC.

Hari pertama, diskusi dibuka dengan pertanyaan “Kalau Alkitab bisa ngomong, kayak teman akrab yang bisa diajak ngobrol dan ngasih jawaban atau nasihat atas masalah kamu, kira-kira kamu bakal gimana? Mau dengerin nasihatnya nggak? Kenapa?” Beberapa peserta cerita kalau firman Tuhan beneran ngebantu waktu mereka susah. Aku jadi ingat kalau Alkitab nggak cuma buat cari jawaban sesaat, tetapi menjadi sahabat yang harus kita ajak ngobrol tiap hari biar hidup makin jelas dan terarah.
Hari kedua, kami membahas gimana caranya dengar suara Tuhan. Kebanyakan peserta menjawab deket sama Tuhan. Makin dekat, makin peka. Kuncinya hati terbuka dan taat. Ada yang cerita awalnya bingung bedain suara Tuhan, tetapi lewat doa dan baca Firman suara-Nya makin jelas. Aku jadi inget kita harus rutin deket sama Tuhan, bukan cuma pas lagi butuh.
Beberapa peserta juga nyoba tip sederhana: menyediakan waktu hening setelah doa, matiin notifikasi HP, dan baca Firman pelan-pelan. Malamnya, ada yang bilang, “Kak, aku coba diam setelah doa dan rasanya tenang banget.” Ini bikin saya yakin, walaupun diskusinya belum rame, pesan utama tetap tersampaikan. Puji Tuhan!
Hari terakhir, peserta sepakat Tuhan nggak lihat jenis karier, tetapi motivasi dan cara kita jalanin hidup. Karier apa pun bisa memuliakan Tuhan asal hati tulus dan jujur. Mereka juga berkomitmen ambil langkah kecil kayak rutin doa, baca Alkitab, dan hidup taat supaya hidup makin nyambung sama kehendak Tuhan dan bikin Yesus bangga.
Paling seru pas diskusi di grup WhatsApp masing-masing. Rasanya kayak mini curhat session … hehe. Beberapa mulai buka-bukaan cerita pergumulan mereka. Namun, saya lihat ada juga yang masih ragu buat share pengalaman pribadi. Kebanyakan tanggapan masih umum dan belum saling balas sharing. Diskusinya masih terasa searah: mentor tanya, peserta jawab.
Dari pengalaman ini, saya mengambil tiga pelajaran penting:
1. Alkitab itu kayak GPS hidup kita, jangan lupa buka tiap hari biar nggak nyasar.
2. Semakin dekat sama Tuhan, semakin jelas kita bisa denger suara-Nya.
3. Tujuan hidup bukan cuma soal sukses dunia, tetapi gimana kita bisa memuliakan Tuhan lewat hidup kita.
Nah, itu tadi serunya perjalanan diskusi kita dalam diskusi SABDA YLC Juli. Kiranya apa yang saya bagikan ini bisa menjadi berkat. Yuk simak arsipnya di situs SABDA Youth.