Blog SABDA
21Apr/200

Belajar dari +ED Talks “The Next Outbreak? We’re not ready”

Setiap Senin, SABDA mengadakan +ED Mini, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan sebagai salah satu sarana untuk melatih public speaking bagi staf SABDA. Biasanya, kami mengikuti +ED Mini ini di kantor. Namun, karena SABDA taat anjuran pemerintah dan turut ambil bagian dalam memerangi COVID-19, saya dan beberapa staf lainnya yang bekerja di rumah mengikutinya secara online.

Senin itu, 13 April 2020, Mbak Evi menyampaikan materi +ED dari sebuah video berjudul “The Next Outbreak? We’re not ready” oleh Bill Gates. Sebelum pandemi COVID-19 menyerang Indonesia, saya sudah pernah melihat video ini di acara TED Talks 2015. Saat itu, saya melihatnya sekilas karena merasa hal itu tidak akan terjadi. Sekarang, saya menontonnya lagi, mendalaminya, dan memahami perkataan Bill Gates yang diutarakan saat itu. Memang sangat relevan dengan keadaan saat ini. Dan, ya, saat ini dunia tidak terlalu siap menghadapi krisis kesehatan yang melanda.

Dalam video yang berdurasi sekitar 8 menitan itu, Bill Gates mengawalinya dengan membagikan pengalaman masa kecilnya yang tumbuh pada masa perang nuklir. Waktu itu, dia dan keluarganya harus berlindung di ruang bawah tanah dan menyetok persediaan makanan dan minuman. Bill Gates mengatakan bahwa perang sesungguhnya yang menakutkan saat ini bukan perang nuklir, melainkan serangan virus yang berbahaya yang mungkin lebih mematikan daripada misil. Pendiri Microsoft itu juga mengatakan bahwa dunia telah banyak berinvestasi untuk pencegahan nuklir, tetapi kurang berinvestasi dalam sistem pengendali epidemi. Hal ini mengakibatkan dunia tidak siap menghadapi pandemi. Bill Gates juga memberi contoh mengenai kasus Ebola. Dunia tidak memiliki sistem untuk menghadapinya dan cenderung lamban dalam mengatasi epidemi tersebut. Ebola tidak memberi dampak yang sangat besar bagi kesehatan dunia karena sifat virus Ebola tidak menyebar melalui udara dan memungkinkan penderitanya menjadi lemah dan harus beristirahat.

Yang menarik dalam video tersebut adalah penjelasan dan prediksi Bill Gates tentang masa depan. Kemungkinan, manusia akan menemukan virus yang menjangkiti orang yang cukup sehat dan terbawa dalam perjalanan internasional maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dan, ya hal itu dialami oleh kita saat ini.

Di pertengahan penjelasannya, Bill Gates mengemukakan pengharapan yang dapat dilakukan dunia dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Yang perlu disoroti adalah bagaimana manusia mempersiapkan kemungkinan terburuknya dengan berlatih menghadapi bahaya virus yang akan datang, seperti seorang prajurit yang berlatih untuk menghadapi perang. Hal-hal penting yang perlu disiapkan, yaitu:

  1. Kita membutuhkan sistem kesehatan yang kuat, khususnya di negara-negara miskin untuk mencegah penjangkitan penyakit massal lebih dini.
  2. Kita membutuhkan korps pasukan medis. Tenaga medis yang sudah dilatih dan siap di lapangan dengan keahliannya.
  3. Kita perlu memasangkan orang-orang medis tersebut dengan militer. Menggabungkan kemampuan militer untuk bergerak cepat mengirim logistik dan mengamankan wilayah.
  4. Kita perlu melakukan banyak simulasi. Dengan melakukan “permainan kuman” sehingga kita dapat melihat celah-celahnya.
  5. Kita membutuhkan banyak riset dan pengembangan di bidang vaksin dan diagnosis.

Di akhir penjelasannya, Bill Gates mengatakan tidak tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal tersebut. Namun, dia meyakini bahwa biaya/kerugian dari virus yang berbahaya akan jauh lebih besar. Di samping itu, akan ada risiko berjuta-juta kematian manusia di dunia. Investasi dalam mempersiapkan dunia dari serangan virus menawarkan keuntungan yang signifikan jauh melebihi sekadar kesiapan menghadapi epidemi/pandemi. Perawatan kesehatan yang prima, riset, dan pengembangan akan mengurangi ketimpangan kesehatan global dan membuat dunia lebih aman. Hal tersebut harus menjadi prioritas bersama dan perlu segera dilakukan agar dunia lebih siap menghadapi epidemi/pandemi berikutnya.

Setelah melihat video tersebut, kami menjawab pertanyaan yang diajukan Mbak Evie, yaitu:

  • Pelajaran apa yang paling penting yang didapat dari video tersebut?
  • Pandemi COVID-19 ini masih akan dalam hitungan bulan, dan dampak pascapandemi juga mungkin masih akan sampai tahun depan. Dari video tersebut, bagian mana yang relevan dengan SABDA untuk diaplikasikan dalam masa pandemi ini?

Saya dan teman-teman yang bekerja dari rumah menjawab secara pribadi. Untuk teman-teman yang bekerja dari kantor, mereka berdiskusi dalam kelompok kecil. Kemudian, kami membagikan jawaban tersebut dalam kelompok besar supaya kami dapat belajar dari jawaban teman atau kelompok lainnya juga. Pada akhir +ED Mini, Kun selaku moderator memberikan kesimpulan.

Menonton video Bill Gates di tengah pandemi yang sedang melanda Indonesia dan dunia membuat saya lebih introspeksi diri. Bagaimana manusia, yang adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, perlu untuk memikirkan dunia lebih luas. Bagaimana mempersiapkan diri untuk hal-hal yang tidak pasti pada masa depan. Lebih berpikir untuk kesejahteraan hidup orang banyak dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai kapasitas masing-masing. Apalagi status kita sebagai anak-anak Allah perlu untuk selalu memandang keluar, melihat dunia yang belum sepenuhnya lepas dari kuasa dosa, dan yang menggantungkan pengharapan pada diri sendiri atau hal lain.

Saya mungkin tidak bisa melakukan banyak hal seperti yang dilakukan oleh Bill Gates; dengan menyumbang dana untuk penelitian vaksin dan upaya pengobatan virus corona. Namun, saya bisa membantu memberi edukasi/info yang benar kepada orang-orang di sekitar saya, yang sebagian besar terkena dampak pandemi ini. Selain itu, saya memberi semangat kepada mereka untuk tetap berusaha dengan bersukacita, taat anjuran pemerintah untuk #dirumahsaja, dan melakukan protokol kesehatan dengan konsisten. Juga kepada rekan seiman untuk terus menebarkan kasih dan menggantungkan pengharapan kepada Satu-satunya Penolong dan Sumber damai yang sejati.

Mei Budi

Tentang Mei Budi

Mei Budi telah menulis 15 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.