Blog SABDA
14Apr/200

Rahasia Memberikan Masukan yang Hebat

Mempelajari sesuatu yang baru (ataupun mempelajari yang lama dengan cara-cara baru) adalah kunci untuk meningkatkan kreativitas, sekaligus menjadi investasi berharga untuk masa depan. Bagi staf YLSA , kesempatan untuk itu datang setiap Senin bersamaan dengan +ED Mini yang disampaikan dari/oleh/untuk sesama staf. Dan, salah satu yang berkesan bagi saya adalah ketika kami semua belajar tentang “cara memberikan masukan yang baik” dari materi dalam +ED Mini yang dibawakan oleh Pingkan pada Senin, 6 April 2020 lalu.

Masih dalam format “watch and learn”, video yang dipilih sebagai sumber materi dalam +ED Mini kali ini berjudul “The Secret to Giving Great Feedback” “The Secret to Giving Great Feedback” (Rahasia Memberikan Masukan yang Hebat) oleh LeeAnn Renninger. Video ini merupakan salah satu video dalam seri TED “The Way We Work” (Cara Kita Bekerja), tempat para pemimpin dan pemikir menawarkan hikmat atau wawasan praktis seputar bagaimana kita bisa beradaptasi dan terus maju di tengah kebiasaan-kebiasaan di tempat kerja yang berubah-ubah. Video ini juga sudah ditonton sebanyak lebih dari 74 ribu kali serta mendapat lebih dari dua ribu likes di YouTube.

Dalam videonya, Renninger menjelaskan bahwa salah satu hal yang paling kita butuhkan dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja kita berkisar pada kemampuan untuk memberi dan menerima masukan dengan baik. Sayangnya, sebagian besar dari kita masih kesulitan untuk itu. Dan, kesulitan itu biasanya dikarenakan cara kita yang kurang “ramah otak” ketika menyampaikan masukan — entah terlalu halus sehingga orang tidak sadar bahwa kita sedang memberikan masukan, atau terlalu blak-blakan sehingga orang menjadi defensif.

Setelah melakukan penelitian di berbagai perusahaan yang berbeda, mewawancarai para pemberi masukan terbaik di sana untuk mengetahui bagaimana mereka menyampaikan masukan kepada rekan-rekan sekerja mereka, Renninger dan timnya berhasil merumuskan formula yang dapat kita pakai untuk mengungkapkan pesan yang sulit, seperti sebuah masukan, kepada orang lain. Formula itu terdiri dari empat bagian:

  • mengajukan pertanyaan yang bersifat micro-yes,
  • memberikan poin-poin data yang spesifik dan relevan,
  • memberikan pernyataan tentang dampak yang dihasilkan poin-poin data tersebut, dan
  • mengakhiri dengan pertanyaan tentang apa pendapat mereka tentang itu.

Bagian pertama dari formula yang diajukan oleh Renninger menitikberatkan pada memulai diskusi dengan pertanyaan yang sederhana, tetapi sangat penting, seperti “Apakah Anda punya waktu untuk membahas bagaimana pelaksanaan presentasi tadi?” Dua hal yang menjadi inti dalam bagian ini, yaitu: 1) memberikan sinyal kepada lawan bicara kita bahwa ada masukan yang akan disampaikan dan 2) memberi mereka pilihan mereka untuk menerima atau menolaknya.

Bagian kedua adalah memberikan masukan secara spesifik dengan menghindari kata-kata yang ambigu, kurang jelas, atau bisa bermakna berbeda bagi orang yang berbeda. Dengan kata lain, dalam memberikan masukan, hendaknya kita mengungkapkan secara jelas apa yang kita harap bisa dikurangi (jika ini adalah sesuatu yang negatif) atau ditingkatkan (jika ini adalah sesuatu yang positif) oleh orang yang kita beri masukan.

Masih terkait dengan bagian sebelumnya, bagian yang ketiga adalah untuk memberikan pernyataan tentang bagaimana poin-poin yang sudah kita jelaskan tadi berdampak pada kita, entah baik atau buruk. Dengan demikian, orang yang kita beri masukan bisa mengerti logika dari poin-poin yang kita ungkapkan, serta maksud dan tujuan kita memberikan masukan kepada mereka.

Setelah itu, tutup rangkaian masukan kita dengan menanyakan bagaimana pendapat mereka tentang itu. Dengan melakukan hal ini, kita membuka kesempatan untuk masuk ke dalam diskusi yang lebih mendalam tentang poin-poin yang sedang dibahas, bahkan membuka peluang untuk bersama-sama menyelesaikan masalah/isu tersebut.

Secara pribadi, formula ini sangat menolong saya untuk memberikan masukan dengan cara yang lebih baik kepada orang lain. Namun, Renninger juga mengingatkan bahwa pemberi masukan yang baik tidak hanya dapat menyampaikan pesannya dengan baik, tetapi juga dapat menerima masukan dengan baik, bahkan selalu meminta masukan. Ini mendorong saya untuk aktif meminta masukan dari orang lain demi meningkatkan kinerja saya sambil berkontribusi memberikan masukan demi kebaikan orang-orang di sekitar saya juga.

Kiranya tulisan saya ini juga bisa berguna bagi para pembaca sekalian. Tuhan Yesus memberkati.

Odysius

Tentang Odysius

Odysius Temara telah menulis 32 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.