Blog SABDA
3Mar/202

PA YLSA dengan Video Berseri Shema dari BibleProject

Shalom, kali ini saya hendak membagikan pengalaman ketika seluruh staf YLSA melakukan Pendalaman Alkitab dengan menggunakan video dalam seri Shema. Shema merupakan salah satu doa dalam Alkitab yang paling penting dan paling terkenal yang dikumandangkan setiap pagi dan malam oleh orang Ibrani sepanjang Perjanjian Lama, sampai hari ini. “Dengarlah, hai Israel. TUHAN adalah Allah kita. TUHAN adalah satu. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:4-5)

Enam video Shema, yang adalah seri Studi Kata dari BibleProject, mengupas lebih dalam setiap kata penting dalam ayat tersebut. Nama Shema sendiri diambil dari kata pertama ayat tersebut yang dalam bahasa Ibrani berarti “dengarlah/taatilah”, dan merupakan kata kunci dari perintah yang Musa berikan kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian. Sejak itu, doa ini, yang sarat dengan kuasa dan makna, menjadi doa yang dilafalkan dua kali dalam sehari oleh bangsa Israel. Inti utama dalam Shema adalah mengakui YHWH dengan mendengar, menaati, dan mengasihi Tuhan kita dengan segenap hati, jiwa/raga, dan keberadaan kita. Selama dua minggu pada bulan Februari 2020, staf YLSA menggunakan enam video “Shema” tersebut untuk melakukan pendalaman Alkitab (PA). Terdapat 6 video studi kata yang dibuat oleh BibleProject berdasarkan ayat tersebut, yang terdiri dari:

  1. Shema (Dengarlah)
    Dalam video ini, saya belajar perbedaan antara mendengar dan mendengarkan, setidaknya dari pengertian Ibrani dan perspektif Alkitab. Ternyata mendengarkan tidak hanya berbicara tentang telinga kita yang menangkap suara, namun menaati apa yang kita dengar. Video ini merupakan video pertama dari seri Studi Kata, yang terdiri dari enam bagian dan membahas doa kuno bangsa Israel dalam Alkitab yang disebut Shema.
  2. YHWH (Allah)
    YHWH, Adonai, TUHAN, Yehovah … begitu banyak nama yang digunakan manusia untuk menyebut Allah, dengan apa seharusnya kita memanggil/menyebut-Nya? Melalui video ini, saya dapat belajar alasan-alasan di balik penyebutan berbagai nama Tuhan yang berbeda-beda sepanjang tradisi Yahudi dan kekristenan selama berabad-abad.
  3. Ahavah (Kasih)
    Melalui video ini, saya belajar konsep kasih yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Di mana Ahavah mencakup kasih secara luas dan universal. Kasih bukan hanya perasaan, tetapi juga aksi. Saya juga mempelajari beberapa cara para penulis Ibrani menggambarkan Allah sebagai sumber utama dan satu-satunya dari kasih, sekaligus juga pribadi yang paling layak menerima kasih kita.
  4. Lev (Hati)
    Budaya yang berbeda menghasilkan konsep dan arti yang berbeda dalam hati manusia, begitu pula para penulis kitab-kitab dalam Alkitab. Melalui video ini, saya belajar mengenai kata “hati” dan empat sisi konsep yang direpresentasikannya. Menurut bahasa aslinya, Lev mencakup esensi pemikiran, perasaan, jasmaniah, dan pilihan manusia.
  5. Nephesh (Jiwa)
    Melalui video ini, saya belajar bahwa ternyata kata ini menggambarkan hal yang berbeda dari “jiwa”, sebagaimana ia kerap kali diterjemahkan. Nephesh mengacu pada diri manusia sebagai keberadaan fisik yang hidup dan bernapas atau secara sederhana dapat diartikan sebagai hidup itu sendiri. Nephesh diekspresikan sebagai fisik diri kita seutuhnya sebagai manusia.
  6. Me’od (Kekuatan)
    Me’od merupakan kata yang dimaksudkan untuk menekankan maksud dalam frase di mana kata ini ada. Dalam ayat ini, kata ini digunakan untuk menekankan bahwa kita harus mengasihi Allah dengan seluruh dan seutuhnya keberadaan kita. Tidak saja dengan apa yang kita miliki saat ini, namun juga dengan segala potensi maksimal yang dapat kita capai. Semuanya seharusnya dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan.

Setelah melakukan PA dengan menggunakan video-video dalam seri ini, saya memahami lebih mendalam dan menyeluruh mengenai bagaimana seharusnya kita mengasihi Allah. Ketika menghidupi ayat ini, kita akan mendapati bahwa setiap saat di mana pun kita berada, apa pun keadaan kita, apa pun masalah yang sedang kita hadapi, dan siapa pun yang ada di samping atau sekitar kita, kita akan tetap menempatkan kehendak Allah di atas kehendak dan ego kita. Seluruh keberadaan dan eksistensi kita akan secara sukarela kita persembahkan untuk kemuliaan-Nya saja. Kebutuhan Tuhan akan menjadi kebutuhan kita, keinginan-Nya akan menjadi hasrat hati kita. Dialah yang akan selalu kita pikirkan, perasaan Tuhanlah yang akan selalu kita jaga setiap kali terbersit keinginan di hati kita untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai-Nya. Saya bersyukur dapat mengikuti PA dengan seri video Shema ini. Semoga tulisan ini dapat menjadi berkat bagi Anda. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Pingkan

Tentang Pingkan

Pingkan Lengkong telah menulis 10 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (2) Trackbacks (0)
  1. Terimakasih 🙂 Tuhan Yesus memberkati


Cancel reply

Connect with Facebook

No trackbacks yet.