Blog SABDA
4May/160

Persekutuan Pemuda GKA Abdi Sabda “Awas Belenggu Teknologi”

Awalnya, saya menghadiri acara di GKA Abdi SABDA ini karena didorong oleh Bu Yulia yang terlebih dahulu mengetahui info mengenai acara pemuda di sana. Bu Yulia mengatakan bahwa pada bulan April ini, persekutuan pemuda di GKA Abdi SABDA membahas tema “Teknologi”. Sebagai Pemimpin Redaksi APPPS Live, saya pun tertarik untuk mengikuti acara ini. Tema kali ini cukup menarik, yaitu “Awas Belenggu Teknologi”. “Hmm … kira-kira belenggu seperti apa ya yang diakibatkan oleh teknologi? Wah, bisa jadi bahan yang menarik nih,” batin saya.

Rencananya, saya akan berangkat bertiga dengan Mas Jono dan Mas Aji. Namun, karena suatu hal, akhirnya kami hanya berangkat berdua, saya dan Mas Aji. Sekitar pkl. 17.00, kami sudah berangkat ke GKA Abdi Sabda meskipun acaranya baru akan dimulai jam enam sore. Kami bertemu terlebih dahulu dengan Bapak Gembala GKA Abdi SABDA, Pak Franky, untuk berbincang-bincang dan meminta izin meliput pertemuan persekutuan pemuda kali itu sekaligus mewawancarai salah satu pelayan di sana, Kak Yeremia. Perbincangan kami cukup seru. Namun, kami harus mengakhirinya karena jadwal Bapak Gembala cukup padat dan kebetulan persekutuan pemuda juga akan segera dimulai.

Persekutuan dibuka dengan puji-pujian dan salam hangat yang ditujukan kepada kami yang baru pertama kali menghadiri persekutuan tersebut. Pemuda-pemudi di sana sangatlah ramah dan murah senyum, saya sampai merasa seperti sudah kenal dan akrab dengan mereka :). Memasuki perenungan firman Tuhan, ternyata yang membawakan firman adalah Kak Yeremia. Dia mengawali materinya dengan menjelaskan berbagai tipe generasi berdasarkan kedekatan mereka dengan teknologi. Mulai dari generasi X sampai generasi Z, dan yang akan datang, yaitu generasi Alpha. Dia menyadarkan para pemuda yang hadir bahwa mereka yang termasuk ke dalam generasi Y dan Z (generasi yang telah mengenal teknologi sejak lahir bahkan menjadikannya bagian dalam hidup mereka), dan kini mereka sedang mengalami belenggu.

Generasi ini begitu kental dengan teknologi dan gaya hidup yang serba cepat dan multitasking. Informasi yang mereka dapatkan begitu banyak dan membuat mereka sibuk, baik dalam pekerjaan maupun pikiran. Hal ini menyebabkan mereka mengalami ‘Solitude Phobia’, yaitu ketakutan terhadap keheningan. Mereka merasa bahwa keheningan itu tidak produktif dan membuat mereka bisa ketinggalan perkembangan zaman. Padahal, sebagai orang percaya, kita membutuhkan keheningan, berhenti melakukan sesuatu, kecuali membiarkan diri kita telanjang di hadapan Allah dan ditemukan oleh-Nya. Keheningan memberikan ruang bagi Allah masuk dan mengerjakan sesuatu dalam diri kita sehingga kita memiliki intimitas dengan Allah. Berikut ini adalah sebuah kutipan yang Kak Yeremia ucapkan dan sangat menegur diri saya,

“Semakin kita tidak membutuhkan keheningan, itulah sebenarnya saat di mana kita membutuhkan keheningan.”

Selain itu, saya juga diingatkan, terkadang ada juga orang-orang yang sudah memiliki waktu untuk berhening di dalam hidup mereka. Namun, karena terus dilakukan setiap hari, itu hanya menjadi rutinitas atau “kelatahan”, mereka tidak lagi menjiwai dan memaknainya dari hati mereka. Sebagai penutup, Kak Yeremia menegaskan: keheningan bukanlah barang jadi, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan. Teknologi bagaikan Dewa Janus yang memiliki 2 wajah, ia bisa menghancurkan (destruct), tetapi juga bisa membangun (construct) tergantung kita menggunakannya. Mari menggunakan teknologi bukan untuk menghancurkan hidup kita, melainkan lebih lagi menggunakannya untuk membangun dan memuliakan Allah.

Salam IT4God!

Hilda

Tentang Hilda

Hilda Debora telah menulis 9 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.