Blog SABDA
19Jul/192

Pengalaman Retret di Negeri Jiran

Pada 22 Mei 2019, beberapa staf YLSA mengikuti retret di The Cleft, sebuah rumah retret di kawasan Bukit Tinggi, Bentong, Malaysia. Ada 8 orang yang ikut, dan kami berangkat dari bandara Ahmad Yani, Semarang. Ketika tiba di Kuala Lumpur, kami dijemput dan diantar ke lokasi retret. Sampai di rumah retret, yang jauh dari kota, banyak terlihat kebun, bahkan hutan, dan vila. Memang kawasan ini cocok menjadi daerah wisata dan retret. Suasana tenang, tidak bising, dan terlebih lagi sinyal seluler juga minim, jadi orang bisa mengkhususkan waktu untuk bersama Tuhan, mengurangi gangguan dari kesibukan sehari-hari dengan adanya internet.

Materi retret secara khusus berfokus pada ketakutan pribadi dan kepemimpinan. Beragam hal yang menjadi penghalang kemajuan, termasuk penghalang bagi seorang pemimpin diuraikan secara jelas. Kami juga melakukan banyak diskusi dan saling berbagi hidup sehingga masing-masing bisa menambah wawasan dari pengalaman teman. Dibahas juga tip dan trik untuk mengenali ketakutan serta cara menanggulanginya.

Salah satu cara mengatasi rasa takut yang berkesan bagi saya adalah menyibukkan diri dengan kegiatan positif. Kalau kita memiliki kegiatan yang terus kita lakukan, maka akan sedikit waktu untuk mengasihani diri sendiri atau berfokus pada kekurangan diri kita. Pikiran yang menganggur akan berusaha mencari bahan untuk dipikirkan dan biasanya memicu emosi untuk terlibat, terlebih ingatan buruk dan trauma yang pernah kita alami. Jadi, kita bisa terjebak ke dalam masa lalu, pengalaman kegagalan, dan penyesalan kita. Semakin dipikirkan, semakin berat beban emosi yang kita rasakan, dan ini berbahaya. Ingatan dan trauma yang memicu ketakutan menjadi musuh dari kemajuan, sebab ketakutan menghalangi keberhasilan kita. Jika kita memiliki kekhawatiran dengan hidup kita, hal itu tidak membuat umur kita lebih panjang atau membuat kita fokus pada tujuan keberhasilan, sebaliknya malah menguras energi dan selalu mengalihkan fokus kita dari tujuan. Kalau kita ingin berhasil pada suatu tujuan, kita harus disiplin supaya mata kita selalu terarah ke tujuan itu. Jadi, bahan ini mengingatkan saya untuk meninjau cara saya memperlakukan rasa takut yang saya rasakan.

Selain retret, kami juga ada acara bersosialisasi, ke pasar, menyantap kuliner lokal Malaysia, dan melihat orang lokal berusaha berbicara dengan turis. Saya memperhatikan, ada juga orang Malaysia yang masih terbata-bata menggunakan bahasa Inggris, meskipun itu adalah salah satu bahasa utama mereka. Salah satu pengalaman kuliner adalah ketika makan mie ayam. Cara penyajiannya beda dengan di Indonesia. Potongan ayamnya lebih besar dan tidak memakai bumbu yang direndam lama, jadi irisan dagingnya masih terlihat putih. Di Kuala Lumpur, kami juga mengunjungi Twin Tower, dan banyak berfoto. Dengan lensa mata ikan, foto selfie dengan latar belakang seluruh menara sampai puncaknya bisa kelihatan. Dari Twin Tower, kami menuju Central Market menggunakan MRT. Ini pengalaman pertama saya dan juga beberapa teman dari SABDA. 🙂 MRT sekelas ibu kota negara memang menyenangkan, tiap lima menit ada yang lewat. Di setiap stasiun, ada petunjuk yang jelas untuk berbagai rute sehingga memudahkan orang yang baru pertama kali memanfaatkan MRT.

Sebelum pulang ke Indonesia, pada hari Minggu, kami juga menyempatkan diri beribadah di Dream Center, ada ibadah berbahasa Indonesia. Banyak juga orang Indonesia yang hadir. Saat itu, ada sesi untuk mendoakan bangsa, dan mereka peduli untuk mendoakan Malaysia. Saya juga ikut mendoakan Malaysia dan berharap negara ini diberkati Tuhan. Biar ada kegerakan Tuhan di dalam negara ini. Demikianlah hal-hal yang berkesan bagi saya selama berkunjung ke negeri Jiran, Malaysia. Tuhan memberkati kita semua.

Tentang Danang

Danang Kristyanto telah menulis 3 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (2) Trackbacks (0)
  1. Syallom saya Thomas. Puji Tuhan ikut bahagia membaca artikel ini. Semoga ke depan kegerakan Tuhan terjadi di negara-negara Asean, sehingga makin banyak orang diselamatkan.

  2. Hallo saya thomas. Terima kasih tulisan ini mengisnpirasi untuk semakin teguh dan tekun mendoakan bangsa dan negara kita agar damai rukun sentosa.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.