Blog SABDA
3Dec/182

Seminar Kecerdasan Digital di TK Kristen Sukoharjo

Teknologi digital telah memberi kemudahan, kenyamanan, dan beragam fitur untuk menjalankan banyak fungsi. Akan tetapi, selain meningkatkan produktivitas manusia, teknologi juga tidak lepas dari dampak-dampak negatif yang menyertainya. Bagi orang tua, fakta ini tidak dapat diabaikan, apalagi bagi orang tua generasi digital atau yang biasa dikenal sebagai generasi milenial. Mereka memiliki anak-anak yang masuk dalam kategori generasi alfa. Orang tua milenial ini juga dihadapkan pada fakta bahwa diri mereka sendiri adalah generasi digital. Artinya, mereka pun perlu “dipersiapkan” untuk menghadapi era digital sambil melakukan tugas yang amat penting, yaitu menyiapkan putra-putrinya agar menjadi cerdas secara digital.

Berdasarkan refleksi bersama atas tantangan tersebut, YLSA diundang untuk menyampaikan “seminar perenting” dengan tema “Kecerdasan Digital: Mempersiapkan Orang Tua Menghadapi Era Digital”. Tim SABDA yang melayani adalah Bu Yulia, Pak Pram, Eliza, Okti, dan saya. Seminar ini diadakan di TK Kristen Sukoharjo pada Sabtu, 1 Desember 2018, pukul 07.30 WIB. Ibu Dyah, selaku Kepala Sekolah TK Kristen Sukoharjo, mengungkapkan bahwa sekolah mereka memang sudah lama ingin mengadakan seminar bagi orang tua murid.

Setelah beberapa sambutan dari pengurus dan ketua Yayasan, tibalah saatnya seminar yang disampaikan oleh Ibu Yulia. Beliau memberikan pengantar dengan mengulas serba-serbi perkembangan teknologi, baik pengaruh positif maupun negatifnya, khususnya tentang penggunaan telepon genggam. Peserta diajak untuk memikirkan bagaimana mempersiapkan anak-anak agar bisa menggunakan alat-alat digital ini dengan cerdas. Pada umumnya, kecerdasan individu diukur berdasarkan nilai IQ, EQ, dan SQ. Akan tetapi, pada era digital, orang tua dituntut untuk memiliki kecerdasan dalam berteknologi, yang disebut Digital Quotient (DQ). DQ menjadi penting pada masa kini karena penguasaan teknologi tidak hanya akan menentukan kesuksesan seseorang, tetapi juga bagaimana melindungi diri sendiri dan orang lain dari pengaruh negatifnya. Adapun kecerdasan digital ini mencakup delapan aspek, yang meliputi: identitas digital, manajemen waktu penggunaan gawai (keseimbangan antara kehidupan daring dan luring), keselamatan digital (mengelola risiko secara daring), keamanan digital (perlindungan data), menjaga privasi secara digital (melindungi hak pribadi), berpikir kritis, jejak digital (rekam jejak dalam dunia digital), dan empati dalam dunia digital.

Dalam seminar ini dijelaskan pula bahwa sebagai orang Kristen kita perlu menyelaraskan berbagai kecerdasan digital ini dengan nilai-nilai kristiani. Harapannya, orang tua bisa melihat nilai-nilai Kristen secara lebih dan tidak mengikuti nilai-nilai dunia. Seperti dikatakan dalam Kolose 1:16 (AYT), “Segala sesuatu telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia.” Teknologi adalah bagian dari segala sesuatu yang telah Tuhan ciptakan. Teknologi itu baik, jadi seharusnya juga digunakan untuk memuliakan nama Tuhan.

Acara seminar kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Orang tua murid, yang ingin tahu lebih jauh mengenai kecerdasan digital, diberi kesempatan untuk bertanya. Akan tetapi, seminar belum selesai sampai tahap ini. Masih ada bagian kedua, yaitu pemaparan mengenai langkah-langkah praktis untuk mendidik anak-anak dalam menggunakan gawai. Ibu Yulia mengemukakan bahwa langkah-langkah praktis penggunaan gawai, terutama membicarakannya secara terbuka dengan anak dan menyepakati aturan-aturan untuk kebaikan bersama. Bagi saya, seminar ini tidak hanya memberkati orang tua murid, tetapi juga guru yang berperan sebagai orang tua ketika mereka berada di sekolah.

Puji Tuhan, seminar ini dapat terselenggara dengan baik, dan kami mengakhirinya dengan mempromosikan film komik “The Story”. Ketika pemutaran cuplikan film ini, anak-anak yang sebelumnya ada di luar ruangan, berlarian memasuki ruangan. Mereka terlihat riang gembira menyaksikan cuplikan-cuplikan film komik yang ciamik! Dalam hati, saya terus berdoa supaya proyek komik ini bisa selesai sebelum akhir Desember. Dengan demikian, komik ini dapat dinikmati sebagai bahan Natal, baik dalam keluarga, gereja, komunitas, sekolah, maupun tempat-tempat lain yang memerlukan. Doakan untuk kelangsungan proyek SABDA komik ini, ya!

Tidak lupa, kami berterima kasih kepada segenap pengurus sekolah yang sudah membantu terselenggaranya seminar ini. Kiranya hal-hal baik yang kami jumpai di tempat ini dapat mendorong kami untuk mempersiapkan seminar serupa di tempat lain. Bagi saya, seminar “parenting” kali ini berjalan sukses!

Tentang markus

markus seno telah menulis 2 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (2) Trackbacks (0)
  1. Wah, beruntung sekali ya mas Markus bisa mengikuti “Seminar Kecerdasan Digital”. Memang benar, bukan kalangan anak-anak hingga anak muda saja yang sudah terbiasa dengan teknologi, para orangtua kita juga perlu diajarkan Digital Quotient, agar orangtua kita menyadari pentingnya teknologi untuk memudahkan kebutuhan sehari-hari.


Cancel reply

Connect with Facebook

No trackbacks yet.