Blog SABDA
30Sep/160

Pentingnya #Ayo_PA!

Oleh: Illene Victoria*

Sebagai anak magang yang baru mengenal dan masuk dalam dunia kerja, terlebih yang baru bergabung dengan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), mengikuti acara roadshow SABDA adalah pengalaman yang sangat menarik. Menurut saya, roadshow #Ayo_PA! yang diadakan di GKI Coyudan pada Sabtu, 17 September 2016, lalu berjalan cukup baik dan sukses. Pada awalnya, saya merasa pesimis karena sore itu hujan sangat lebat, ditambah dengan kabar bahwa peserta yang mendaftar hanya 25 orang. Tapi ternyata, hujan tidak menghalangi pemuda-pemudi itu untuk datang, terbukti ada 55 orang yang hadir di acara #Ayo_PA! ini. Tim SABDA yang melayani adalah Ibu Yulia, Mbak Okti, Mas Ariel, Mas Ari, Mas Hadi, Mas Pio, Mas Lukas, dan saya.

Tugas saya selain menjaga booth juga menjadi pengamat. Salah satu hal yang saya pelajari adalah tentang koordinasi kerja antara panitia GKI Coyudan dan tim SABDA. Panitia menyambut kami dengan ramah, dan mereka juga bekerja dengan penuh tanggung jawab. Saat masuk gedung gereja, saya mendengar mereka sedang berlatih lagu #Ayo_PA! [link]. Wow … mereka sungguh mempersiapkan acara ini dengan baik. Panitia bahkan membantu kami menata booth, saya merasa terkesan dengan mereka. Meskipun acara mulai sedikit telat, karena hujan, tetapi waktu yang diberikan kepada tim SABDA, yaitu jam 18.00, dimulai tepat waktu.

Selain itu, hal menarik yang saya amati adalah pesertanya. Mereka adalah anak-anak muda dari generasi Z karena mereka rata-rata masih remaja. Kadang, mereka kelihatan bosan ketika mendengarkan penjelasan yang panjang lebar, dan kalau ditanya mereka malu-malu untuk menjawab walaupun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Yah … begitulah remaja. Namun demikian, secara keseluruhan, mereka mengikuti acara dengan baik dan banyak dari mereka juga membuka telepon genggamnya dan membuka aplikasi SABDA untuk mencoba mengikuti instruksi yang diberikan pembicara.

Selama acara berlangsung, saya pribadi belajar tentang pentingnya PA dan juga metode S.A.B.D.A. dari Ibu Yulia. Saat Bu Yulia menyampaikan presentasi dan mendapati respons yang kurang dari peserta, beliau mencari cara untuk sedikit memaksa agar peserta aktif dengan melempar pertanyaan, atau turun ke bawah mendekati para peserta, dan menyodorkan mic kepada beberapa peserta untuk menjawab pertanyaan. Saya melihat hal ini cukup efektif sehingga peserta mulai terlibat. Beliau juga meminta tolong kami, para staf SABDA, untuk mendampingi peserta yang kesulitan mempraktikkan PA metode S.A.B.D.A. dan memastikan peserta sudah mengunduh aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan. Seketika saya melihat peserta sebenarnya juga menikmati dan tertarik untuk belajar karena banyak dari mereka mencatat bahan-bahan yang disampaikan pembicara.

Dari situ, saya belajar dan dituntut untuk tidak egois atau bersikap cuek, tetapi bersikap ramah, tidak perlu malu untuk berkomunikasi dengan orang baru. Yang jelas, saya harus mengutamakan peserta supaya saat pulang mereka membawa sesuatu yang baru yang menjadi berkat bagi hidup mereka. Saya cenderung pendiam jika berada di tempat umum di antara orang-orang asing di sekeliling saya. Saya belajar, saya harus mengubah kebiasaan saya supaya di lain kesempatan saya bisa melayani lebih baik. Saya juga belajar bahwa di mana pun nanti saya menyampaikan presentasi, saya harus mencari strategi bagaimana “audience” ikut serta aktif dan memastikan mereka mengikuti dan memperhatikan presentasi dengan baik.

Di akhir acara, kita bersama-sama menyanyikan lagu #Ayo_PA! dan berfoto bersama. Sebagian dari mereka juga ada yang tertarik melihat booth SABDA. Ada yang mengambil CD-CD Alkitab audio untuk keluarga, ada yang mengambil kertas komitmen membaca Alkitab, dan juga bertanya-tanya seputar PA. Sebelumnya, saya sempat mendengar mereka jarang melakukan PA, dan saya rasa, dengan adanya roadshow ini mereka jadi tertarik untuk kembali melakukan PA. Ditambah lagi dengan langkah yang praktis, yaitu melakukannya dengan gawai mereka. Panitia juga melakukan evaluasi, dan mereka senang atas pelayanan kami dan bisa bekerja sama. Ke depannya, mereka akan menerapkan metode S.A.B.D.A. yang sudah diajarkan dalam komunitas pemuda mereka.

Dari pengalaman baru ini, saya berpikir mungkin dalam roadshow selanjutnya bisa dilakukan semacam training singkat untuk memastikan staf SABDA bisa melayani dengan lebih baik, khususnya tentang bagaimana mendampingi peserta, memastikan mereka mempraktikkan apa yang diajarkan, terlebih jika pesertanya adalah orang-orang yang tidak muda lagi dan kesusahan menjalankan fitur-fitur aplikasi. Saya usulkan diadakan aktivitas sederhana, seperti permainan dan kuis-kuis Alkitab, agar mereka ingat dan senang belajar Alkitab. Kalau peserta terlalu pasif bisa diberikan “ice breaker” untuk mengakrabkan satu sama lain, atau menyediakan pertanyaan-pertanyaan supaya bisa berperan aktif. Sebab, biasanya anak-anak seumur mereka memang cepat bosan kalau hanya mendengar. Akan tetapi, satu-satunya peserta dari Generasi X, seorang bapak dari Magelang, saya perhatikan ia sangat tertarik dan antusias belajar metode S.A.B.D.A. ini.

Secara keseluruhan, acara roadshow #Ayo_PA! sangat baik karena membuat orang mengerti bahwa gawai mereka bisa digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Saya pribadi saat pertama kali mengetahui metode S.A.B.D.A. merasa sangat tertarik untuk menerapkannya dalam PA pribadi. Ini hal baru yang dipelopori oleh SABDA untuk memanfaatkan teknologi bagi pembelajaran kebenaran Alkitab. Di samping itu, cara yang diajarkan sangat mudah dan sederhana, terlebih semua aplikasi yang dibutuhkan sudah ada. Saya rasa, SABDA perlu mengadakan roadshow di tempat-tempat lain, seperti luar kota Solo, karena banyak orang yang belum mengetahui cara ini. Saya yakin, ketika mereka mengetahuinya, mereka pasti akan sangat tertarik untuk ber-PA.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 179 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.