Blog SABDA
16Sep/151

Pengalaman Magang di SABDA

Oleh: Kevin Fidelis*

Semua hal yang terjadi dalam hidupku tidak lepas dari kedaulatan Tuhan. Begitu pula dengan bagaimana Tuhan memimpin saya dan Andi dalam menjalani proses magang di YLSA. Saya sangat bersyukur pada Tuhan karena pada awalnya kami sangat sulit mencari tempat magang. Kami mencoba mencari tempat magang di kota kami, Surabaya. Sampai menjelang deadline pengumpulan proposal magang di kampus, kami belum juga mendapatkan tempat magang. Di tengah rasa pesimis, kami mencoba untuk melamar ke beberapa organisasi Kristen. Di tengah sempitnya waktu, Bu Yulia membalas email kami dengan cepat dan menyatakan bahwa masih ada lowongan untuk magang di SABDA. Kami memutuskan untuk melakukan magang di SABDA. Sungguh, tidak ada sesuatu pun yang terjadi secara kebetulan. Tuhan memimpin kami pada detik-detik terakhir untuk dapat mengikuti magang di SABDA. Di SABDA, kami diberi kesempatan untuk belajar banyak hal, baik dari segi teknis maupun dari kehidupan.

Dari sisi teknis, kami belajar AngularJS untuk membuat website. Jujur saja, framework Javascript yang satu ini belum pernah saya dapatkan selama kuliah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Memang, mempelajari hal baru berarti membutuhkan usaha yang lebih, tetapi hal ini justru memacu diri saya untuk mengembangkan kemampuan saya. Bagi saya, proyek yang kami dapatkan selama kami menjalani proses magang adalah proyek yang menantang. Karena itu, sekalipun harus belajar tentang hal yang baru (belajar hal baru tentu sulit, hehehe), saya menikmatinya. Saya bersyukur karena proyek yang kami kerjakan selama magang dapat digunakan untuk proyek website yang lain ke depannya.

Namun, bila dari diri kami yang berkembang hanya dari segi teknis saja, rasanya tidak ada bedanya antara magang di SABDA dengan magang di tempat lain. Selain mempelajari hal-hal teknis, kami juga diikutsertakan dalam berbagai acara SABDA. Contohnya saja saat Rapat Kerja Tengah Tahun pada bulan Juli. Kami diberi kesempatan untuk mempresentasikan seberapa jauh kami mengerjakan proyek magang kami. Pada Raker tersebut, kami dituntut untuk aktif pula. Dari setiap presentasi, kami diminta untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan yang dapat menajamkan laporan/rencana kerja setiap divisi. Kami juga ikut dalam kegiatan nonton bareng staf di SABDA. Dari film yang telah kami tonton, kami diminta untuk mencatat dan membagikan nilai-nilai yang dapat kami ambil dari film tersebut. Kami juga mengikuti PA setiap hari sehingga kami bertumbuh secara rohani. Berbagai proses yang kami alami membuat kami bukan hanya berkembang secara teknis dan kemampuan dalam bidang IT, tetapi juga dalam berbagai segi kehidupan dan dari sisi kerohanian.

Selain itu, kami juga diikutsertakan dalam berbagai kejadian-kejadian penting di SABDA. Bukan suatu kebetulan jika pada saat magang, SABDA juga tengah mencanangkan gerakan “Apps4God” [;link], yaitu gerakan yang menyatukan orang-orang Kristen yang rindu untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dalam era teknologi ini. Kami juga diberi kesempatan oleh Bu Yulia untuk mengikuti roadshow SABDA di Malang dan di GKA Surabaya pada tanggal 4 — 9 Agustus 2015. Kesempatan-kesempatan yang kami dapatkan selama menjalani proses magang ini adalah kesempatan-kesempatan yang berharga karena jarang-jarang ada lembaga-lembaga lain yang mengizinkan, bahkan mengajak staf magang untuk ikut terlibat dalam kejadian-kejadian yang penting seperti ini.

Di luar jam kerja, kami juga bisa memiliki kesempatan untuk bersosialisasi, bahkan berekreasi bersama rekan-rekan di SABDA. Hal ini membuat kami sebagai staf magang merasa disambut dalam keluarga besar SABDA. Ada berbagai hal yang kami lakukan bersama, seperti jalan-jalan, bermain bersama, bersekutu bersama dalam persekutuan penghuni mess setiap Rabu malam, makan malam bersama setiap harinya, dan hal-hal lain.

Dengan berbagai pengalaman yang kami alami di SABDA, saya bersyukur telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani proses magang di SABDA. Ada banyak pelajaran yang dapat saya pelajari (termasuk berbagai konsep yang diajarkan oleh Bu Yulia) sehingga dapat berguna ketika nantinya saya terjun ke dunia kerja. Di SABDA, saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mempraktikkan konsep yang ada dalam pemikiran saya mengenai pekerjaan. Sebagai orang Kristen, setiap pekerjaan yang kita lakukan seharusnya ditujukan bagi kemuliaan Tuhan. Bukan hanya hamba Tuhan “full time” saja yang dapat melayani Tuhan, tetapi orang Kristen yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan “dunia” pun bisa melayani Tuhan dalam pekerjaan kita. Melayani Tuhan melalui pekerjaan kita akan memberi dampak bagi dunia pekerjaan yang kita masuki karena kita membawa terang sejati ke dalamnya. Tentu saja, hal ini akan menjadikan pekerjaan kita bernilai kekal.

Saya berterima kasih kepada Bu Yulia yang memberikan kesempatan kepada kami untuk magang di SABDA, Mas Hadi yang menemani dan membimbing kami dalam pengerjaan proyek, serta kepada seluruh keluarga besar SABDA yang telah menerima dan mengasihi kami selama kami menjalani proses magang di SABDA. Sungguh, pengalaman magang di SABDA adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan memimpin saya untuk boleh menjalani proses magang di SABDA. Bagi saya, SABDA adalah tempat untuk berkembang secara holistik. Kiranya Tuhan terus memberkati dan menyertai pelayanan SABDA sehingga SABDA bisa terus menggunakan perkembangan teknologi yang ada dan mengembalikannya bagi kemuliaan Tuhan. Teruslah menjadi berkat bagi setiap orang.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 179 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (0)
  1. Hai Kevin 🙂 Aku juga bersyukur kepada Tuhan Yesus yang membuka jalan sehingga kalian bisa magang di SABDA. Kiranya semua yang sudah didapatkan selama magang, terutama semua pelajaran dari firman Tuhan, dapat diterapkan dalam hidupmu sehari-hari….

    Kalau liburan kuliah, ayo magang lagi di SABDA 🙂 Aku tunggu lohh 🙂 GBU.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.