Blog SABDA
25Mar/1311

Belajar Kerja Sama Tim Melalui “West Wing”

Huaaahh segarnyaa. Eits, saya bukan habis mandi loh. Saya baru saja selesai mengikuti sesi training di SABDA. Kenapa segar? Karena trainingnya dilakukan dengan cara yang unik. Oya, sebelumnya perkenalkan, saya adalah Yegar. Saya baru satu bulan bekerja di SABDA. Sebagai staf baru, saya ikut mendapatkan training mengenai ‘teamwork’ (kerja sama tim) yang diharapkan berguna untuk saya terapkan dalam lingkungan pekerjaan. Training ini dilakukan bersama-sama dengan dua belas staf lainnya. Uniknya, training ini dilakukan melalui menonton sebuah film.

Tadinya saya pikir training ini akan menjadi waktu yang membosankan dan membuat ngantuk. Apalagi dilakukan tepat setelah makan siang. Ternyata saya salah. Bukannya ngantuk, mata saya malah melotot menyaksikan film yang sedang diputar. Tentu saja bukan sembarang menonton seperti yang kita lakukan di gedung-gedung bioskop. Seperti kata Ibu Yulia, “Kita menonton film ini bukan untuk hiburan, tapi untuk belajar. Perhatikan detailnya!”

Sampai di sini, Anda mungkin penasaran, film apa sih yang bisa membuat segar sekaligus menanamkan sebuah nilai dalam pekerjaan? Film yang kami saksikan merupakan salah satu episode dari sebuah serial terkenal di Amerika, yang berjudul “West Wing”. Cerita ini mengambil latar belakang suasana gedung putih, tempat Presiden Amerika Serikat tinggal dan berkantor. Fokus utamanya adalah tim yang berada di balik sosok Sang Presiden. Bagaimana tim ini bekerja sama untuk membuat Sang Presiden dapat mengambil keputusan yang tepat, memiliki citra yang baik di mata rakyat, bahkan mengurus hal-hal kecil yang dibutuhkan Presiden seperti kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Sayangnya, di tengah-tengah pemutaran film, hujan turun dengan deras sehingga suara percakapan tidak terdengar dengan baik. Namun, itu bukan masalah besar karena ada ‘subtitle’ yang bisa kami baca. Kami pun terus menonton dengan antusias. Selesai menonton, kami langsung berdiskusi tentang apa yang kami dapatkan di film ini. Berbagai tanggapan dan masukkan dari staf yang mengikuti training memenuhi ruang diskusi. Setelah menonton film ini, saya pun belajar bagaimana bekerja dalam satu tim. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana menghadapi konflik, mengatasi ketegangan, mengambil keputusan, membangun hubungan dan masih banyak lagi. Terlebih, saya adalah pendatang baru di dunia kerja.

Setelah semua membagikan pencerahan yang kami dapat, maka kami pun menutup training dengan doa dan kembali bekerja. Semoga apa yang kami dapatkan dari film tersebut dapat kami praktikkan di kantor.

Yegar

Tentang Yegar

Yegar Sahaduta telah menulis 4 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (11) Trackbacks (0)
  1. Senang sekali bisa mengikuti training ini. Filmnya bagus, kita bisa banyak belajar dari tokoh-tokoh yang ada di film tersebut. Saya sendiri banyak belajar mengenai bagaimana caranya kita untuk mendukung suatu keputusan demi kepentingan bersama, meskipun hal itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kerjasama yang baik dapat dengan cepat menyelesaikan konflik-konflik yang ada.

  2. Jujur, awalnya aku merasa terpaksa menonton film dengan ‘gaya’ seperti ini…hehe…Selama ini kalo nonton film, ya have fun aja. Gak perlu dipikir terlalu dalam..:p. Tapi, di training ini kami diminta untuk berpikir kritis dan memperhatikan hal-hal detail…Aduh…beratnya…

    Tapi, walaupun hanya menonton film ini sebagian aja, aku udah bisa belajar banyak hal tentang teamwork. Profesionalitas, komunikasi, dan relasi…woow…jika hal-hal tersebut bisa bersinergi di dalam tim, konflik apapun yang dihadapi, pasti bisa ditangani demi tercapainya tujuan bersama 🙂

  3. Film yang bagus, cara pendekatan yang menarik bukan hanya untuk menikmati film, tetapi juga untuk belajar dari film tersebut dan diskusi yang seru.

    Ketika film ini diputar dan ‘dipause-pause’, saya jadi ingat pertama kali ketika saya belajar mendengar dialog dalam kelas listening bahasa Inggris. Tujuannya sama, yaitu untuk menangkap detail dan mendiskusikannya.

    Dari film ini saya belajar bagaimana menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan rekan kerja di kantor, bagaimana mengatasi masalah yang terjadi di dalam kantor, dan juga belajar untuk peduli dengan hal-hal yang terjadi di kantor.

    Asik juga belajar seperti ini. Lain kali lagi ya… 😀

  4. Saya suka kegiatan No-Bar 🙂

    Awalnya, saya pikir kami hanya akan melihat film West Wing secara utuh, dan kemudian setelah film selesai, kami baru akan dimintai kesimpulan atau kesan yang ditangkap dalam film tersebut. Tapi ternyata, baru beberapa menit film diputar, Bu Yulia sudah mem-pause film, dan menanyakan kepada kami tentang apa yang kami tangkap dalam adegan yang baru berlalu. Tentu saja saya tidak siap dengan pertanyaan tersebut karena dengan mindset seperti tersebut di atas, saya jadi tidak “pay attention to details“. Dan baru setelah Bu Yulia menjelaskan apa yang terjadi dalam adegan-adegan tersebut, barulah saya menyiapkan mindset untuk lebih teliti & menyimak setiap kata dan adegan yang ada (dan tidak berhasil 100 persen karena film West Wing memiliki shifting atau alur adegan dan percakapan yang cepat dan dinamis, plus punya “makna” di setiap alur, sehingga kita harus benar-benar cermat dan “cepat menangkap” setiap moment). Saya benar-benar dapat satu pelajaran dalam hal ini, yaitu, belajar berkonsentrasi & fokus.

    Singkat kata, lessons learned yang saya dapat dari no-bar “West Wing” ini adalah :
    1. Komunikasi adalah kunci dalam setiap teamworks.
    2. Open minded, no hard feeling & easy to forget & to forgive akan sangat berguna untuk diaplikasikan dalam bekerja.
    3. Jujur, no tendency & sincere adalah hal terbaik yang patut dikemukakan dalam bekerja.
    4. Reaksi atas segala sesuatu (di dalam pekerjaan) harus bebas dari emosi dan kepentingan sesaat.
    5. Nama baik & perilaku kita menentukan nama baik perusahaan/teamwork tempat kita bekerja.

    So, kapan no-bar lagi?

  5. Untuk tema “kerja sama tim” film ini sangat sesuai. Dunia kerja yang profesional seringkali memperhadapkan seseorang pada “kebutuhan akan orang lain”, yang kebanyakan akan “memanas” saat ada konflik pekerjaan. Dari film ini saya bisa belajar melihat konflik dalam proporsinya. Memang tidak mudah sih, tapi pantas untuk diusahakan.
    Selain dalam dunia kerja, ini juga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena kehidupan di luar pekerjaan juga banyak menghadapi masalah dan konflik. Mungkin saja dengan melihat, memosisikan, dan merespons masalah secara proporsional kita dapat memperoleh hasil yang berbeda dari konflik/masalah yang sedang kita hadapi.

  6. Selalu ada pelajaran berharga yang saya peroleh saat training lihat film. 🙂

    Pelajaran yang saya dapatkan dari melihat “West Wing” adalah pentingnya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang telah dipercayakan kepada kita. Bahkan, tanggung jawab itu mengalahkan jabatan/posisi kita.

  7. Sayang banget karena hujan lebat acara no-bar West Wing jadi putus di tengah jalan. Saya sudah nonton puluhan kali he he he…. tapi nggak bosan-bosan karena ada saja hal baru yang saya pelajari dari respon para penontonnya.

  8. Akhirnya dapat mengikuti lagi training nonton film, hehe… Melalui film ini saya mendapat pelajaran tentang pentingnya kejujuran dan keterbukaan dalam menyampaikan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Disamping itu, perbuatan dan perilaku kita diluar kantor akan membawa nama baik tempat kita bekerja. ^_^

  9. West Wing, dari film ini belajar tentang kerjasama, profesional, bagaimana dengan tim kita dapat mengerti dan saling menopang untuk hasil yang terbaik … dan juga bagaimana dapat mengambil keputusan yang tepat tanpa ada hal yang memaksa, walau kadang berat tapi kita tetap harus bisa mengambil keputusan yang tepat …

    GBU

  10. Wow, setelah membaca artikel ini jadi tertarik untuk Nobar nih!!
    Kebetulan saya akan mengadakan seminar tentang kerjasama di sebuah yayasan tanggal 14 Januari 2014, kalau boleh tahu session berapa yang tepat untuk kami tonton tanpa harus melihat full?

  11. Wah.. Ahlinya serial “West Wing” Bu Yulia nih yang sudah menonton berkali-kali. Total session-nya ada 8 session dan setiap session bisa 20-25 episode. Tapi, di setiap episode selalu ada unsur kerjasama-nya kog. Jadi, sebenarnya bisa nonton yang mana saja :D. Sukses ya seminarnya, Ibu Lidya!:D


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.