Blog SABDA
22Sep/114

Aku Tidak Suka Perpisahan

“Aku tidak suka perpisahan,” demikian ucapku saat malam kebaktian keluarga YLSA, pada tanggal 25 Agustus 2011, yang diadakan di rumahku. Aku sengaja mengusulkan agar kebaktian keluarga kali ini diadakan di rumahku saja, sekaligus pamitan, batinku. Kehangatan sebagai satu keluarga besar memang selalu terasa kental di kebaktian YLSA, apalagi setelah acara permainan. Firman Tuhan disampaikan oleh papaku sendiri. Setelah itu, giliranku menyampaikan satu dua patah kata. “Aku tidak suka perpisahan,” demikian aku mengawalinya.

Sekadar mengingat kembali, aku membuka lembaran bab baru dalam hidupku ketika aku melangkahkan kaki di kantor YLSA pada bulan Januari 2010. Satu tahun delapan bulan di YLSA merupakan masa kerja yang terbilang singkat, tapi begitu banyak hal yang telah kupelajari. Bagaimana tidak? Acap kali terlontar slogan sakti dari pimpinan, senior atau rekan kerja, “Belajar apa?” YLSA telah membekaliku dengan berbagai macam training, mulai dari training Penulis, Komunitas, Internet, Langham, Prezi, dan banyak lagi. Satu blog tidak akan cukup untuk menyebutkan semua training yang telah kudapatkan di YLSA. Tapi yang paling kusyukuri adalah karena YLSA mengajakku semakin dekat dengan Tuhan. Aku mengaku, aku pertamanya tidak begitu tertarik dengan hal-hal yang berbau rohani, bahkan bisa dibilang agak alergi. Akibatnya, saat pertama kali masuk di YLSA, aku merasa: “Aduh, salah tempat!” Akan tetapi, Tuhan itu luar biasa! Dia membimbingku dengan penuh kesabaran. Dia menuntunku lebih dekat dengan-Nya melalui PA pagi, kesaksian teman-teman, renungan grup Facebook e-Renungan Harian (RH) dan e-Santapan Harian (SH). Ada kedamaian yang dianugrahkan-Nya kepadaku. Tuhan Yesus sungguh baik!

Lalu, kenapa mengundurkan diri dari YLSA? Aku sudah berdoa untuk melanjutkan kuliah di UGM, Yogyakarta, dan ternyata Tuhan mengabulkan doaku. Terima kasih untuk teman-teman YLSA yang juga ikut mendoakanku.

Aku tetap tidak suka dengan perpisahan. Untungnya sahabat-sahabat di YLSA mengingatkan bahwa ini bukanlah perpisahan. Kami tetap satu dalam kuasa dan persekutuan Kristus. Bahkan, mereka mendukungku untuk terus melayani dan belajar. Satu kata yang terucap ketika mengenang saudara-saudaraku di YLSA, “Terima kasih”.

Truly

Tentang Truly

Truly Pasaribu telah menulis 4 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Kategori: HRD
Kata kunci: , , , ,
Leave a comment
Comments (4) Trackbacks (0)
  1. Tulisan Uly masih menghias blog SABDA juga, meski dirinya sudah tidak ada di YLSA lagi. Semoga ini bukan tulisan terakhirmu ya.., Uly 🙂

    Aku senang, di YLSA aku sempet kenal sama kamu, Ul… meskipun hanya sebentar jadi tetanggaku (mejanya sebelahan) tapi ada banyak cerita yang tercipta. Thanks for being my good friend and good sister.

    Tetap semangat belajar ya… belajar tentang hidup, tujuan hidup, dan belajar ilmu linguis. Di mana pun dan kapan pun, tetap jadi berkat bagi orang lain.

    Kuliahnya jangan lama-lama lho… 🙂 Sukses ya! GBU

  2. Setuju banget bahwa “Kami tetap satu dalam kuasa dan persekutuan Kristus” …. Di mana pun kamu berada, tetaplah setia dan berjalanlah bersama Tuhan. Semangat Uly 🙂

  3. @mbak Setya: Iya mbak doakan saya ya semoga cepet lulus heheheee….
    Thanks mbak Setya for being a great friend! Semangat terus pelayanannya.
    @tetangga: Ya mbak Santi. Semoga Tuhan menguatkan hati hambanya ini yang lemah. Yep mbak, semangat juga di sana.

  4. Zeep, Ul! Keep in touch always ya.. wish you luck! Don’t be lazy and bored to pray, too… JBU


Cancel reply

Connect with Facebook

No trackbacks yet.